Kehilangan Didi Kempot
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Kehilangan Didi Kempot

Selasa, 05 Mei 2020 23:04 WIB
Ishadi SK
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
ishadi sk
Ishadi SK (Ilustrasi: Edi Wahyono/detikcom)
Jakarta - Jam 08:00 pagi CNN Indonesia memberitakan Didi Kempot meninggal dunia. Pukul 07:25 Didi Kempot terkena serangan henti jantung cardiac arrest dan langsung dilarikan ke RS Kasih Ibu Surakarta. Pukul 07:45 nyawanya tidak tertolong.

Tiga minggu sebelumnya, Kompas TV menyelenggarakan acara pengumpulan dana bersama Didi Kempot yang berlokasi di Solo dengan judul Konser Amal dari Rumah.

Daya tarik Didi Kempot begitu kuat hingga ribuan penonton berlomba-lomba untuk terlibat dalam pengumpulan dana secara online. Presiden Jokowi sempat bicara di tengah konser dengan mengatakan, "Saya minta saudara-saudara istirahat di rumah, bekerja di rumah dan beribadah di rumah. Sebagai satu-satunya cara untuk mengatasi Covid-19 secara lebih cepat." Konser Amal dari Rumah akhirnya berhasil mengumpulkan dana Rp 7,6 miliar.

Didi Kempot memang sedang naik daun lewat musik campursari, berhasil menciptakan lebih dari 700 lagu. Umumnya, lagu-lagunya berkaitan dengan masalah patah hati dan lagu-lagu mellow. Secara tidak disadari itulah lagu-lagu yang sangat amat digemari di kalangan milenial khususnya generasi Z sekarang ini. Didi Kempot kemudian menjadi sangat terkenal sebagai The Godfather of Broken Heart oleh masyarakat, khususnya Sobat Ambyar. Mereka memanggil Didi Kempot dengan sebutan Lord Didi.

Sejak itu Didi Kempot sibuk luar biasa, bermain di berbagai kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Lewat radio dan televisi, penggemarnya mencapai seluruh Indonesia dari Sumatra Utara hingga Papua. Bersamaan dengan itu, Didi Kempot menjadi amat popular di berbagai negara di antaranya Hong Kong, Korea Selatan, Jepang, dan Taiwan. Tempat dimana ribuan pekerja tinggal disana.

Tahun 1993, Didi Kempot diundang ke Belanda, tampil sebelas kali. Berikutnya tahun 1996, pentas dua kali di Suriname. Tahun 2019, Didi Kempot memperoleh Indonesian Grammy Award, penghargaan yang sangat prestigious.

Semua itu diawali ketika Didi Kempot berusia 18 tahun menjadi pengamen jalanan di Solo. Tahun 1987-1989 nglurug ke Jakarta. Di Jakarta Ia menemukan nama branding Kempot: Kelompok Pengamen Trotoar. Selama dua tahun Didi Kempot betul-betul bermain di berbagai trotoar di Jakarta. Tahun 1997, Didi Kempot berkembang, menjadi branding dan mencoba masuk ke dunia rekaman dengan album pertama Eling Kowe berlabel GP Records.

Sejak itu, popularitasnya tak terbendung. Didi Kempot mengisi celuk lagu-lagu pop yang waktu itu sedang menurun. Didi Kempot secara cerdik mengisi kekosongan tersebut dengan lagu-lagu campursari yang amat digemari kelompok milenial lewat konser maupun digital platform di media sosial.

Tahun 2020, tatkala berada di puncak popularitas, Didi Kempot terlena, lupa mengatur waktu dan tanpa terasa tubuhnya tumbang.

Penampilannya di stasiun televisi tanggal 11 April 2020 tampaknya merupakan perjalanan akhirnya.

Ia telah melakukan segala upaya dan berhasil kecuali keinginannya untuk menyelenggarakan konser besar di Stadion Gelora Bung Karno yang diperkirakan akan dihadiri oleh 100.000 penonton pada November mendatang.

Mimpinya terhalang takdir. Didi Kempot merangkak dari bawah sampai ke puncak kejayaannya.

Sayangnya hatinya terlalu baik, pentas dan bernyanyi di berbagai tempat tanpa memperhitungkan kekuatan tubuh khususnya jantungnya.

Senin 4 Mei 2020 jantungnya berulah. Meskipun demikian, Didi Kempot seakan tak menghiraukan kondisi tubuhnya. Sejak pagi hingga sore menghadiri berbagai kegiatan sosial, dilanjutkan malam menjadi imam Salat Tarawih dan berkumpul dengan kerabat dan keluarga.

Pada malam hari itu jantungnya berdetak. Terhuyung-huyung tersendat. Tadi pagi, keluarga segera membawa Didi Kempot ke RS Kasih Ibu Surakarta. Didi Kempot tidak tertolong. Pukul 07:25 dokter bergegas membawanya ke IGD. Mereka berusaha untuk menolong. Namun pada 07:45 Didi Kempot berpulang.

Banyak orang tertegun dan menangis kehilangan tokoh yang sedang berada di puncak. Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman mengatakan, "Sesungguhnya Indonesia telah kehilangan seorang tokoh luar biasa."

Selamat jalan, Lord Didi!

Ishadi SK Transmedia

(mmu/mmu)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads