Tetap Gembira Menyambut Puasa

Kolom

Tetap Gembira Menyambut Puasa

Ahmad Kusyairi Suhail - detikNews
Jumat, 24 Apr 2020 11:00 WIB
Infografis kesempurnaan Puasa
Ilustrasi: Andhika A/detikcom
Jakarta - Menyambut dengan gembira dan bersyukur dengan datangnya bulan suci Ramadhan adalah amalan yang disyariatkan. Meskipun sekarang kita sedang diuji dengan Covid-19, tetap kita tetap men-tarhib Ramadhan dengan ungkapan, Marhaban Ya Ramadhan.

Kata tarhib dalam bahasa Arab berasal dari kata rahhaba, yurahhibu, tarhiiban yang berarti melapangkan dada, menyambut dengan mesra serta senang hati. Dalam konteks ini, tarhib alias menyambut bahagia kedatangan bulan suci Ramadhan termasuk tuntunan iman yang sejati.

Bagaimana kita tidak berbahagia, bukankah Ramadhan merupakan anugerah, karunia dan rahmat Tuhan? Dan Tuhan perintahkan kita untuk berbahagia dengannya sebagaimana firman-Nya: Katakanlah, Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, maka dengan itu hendaklah mereka bergembira. Sebab karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan. (QS Yunus: 58)

Karena itu, Rasulullah SAW biasa melakukannya. Bahkan, Nabi SAW telah men-tarhib Ramadhan dua bulan sebelumnya. Sebagaimana diriwayatkan Anas bin Malik RA, ketika memasuki bulan Rajab Nabi SAW berdoa: Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikanlah umur kami di bulan Ramadhan. (HR Imam Ahmad dan Ath Thabrani)

Hal ini penting guna menanamkan kerinduan kepada Ramadhan sekaligus sebagai upaya persiapan mental (tahyi'ah nafsiyah), spiritual (tahyi'ah ruhiyah), dan intelektual (tahyi'ah fikriyah). Tanpa persiapan mental, spiritual, dan intelektual puasa Ramadhan hanya akan menjadi kegiatan ritual keagamaan tahunan tanpa makna, tanpa pahala, dan tidak mampu memberikan pengaruh positif bagi kehidupan.

Perhatikan sabda Nabi SAW: Berapa banyak orang yang puasa tidak mendapatkan kecuali lapar dan dahaga. (HR An Nasa'i dan Ibnu Majah)

Sebaliknya, dengan persiapan dan perbekalan yang maksimal akan mampu meraih sukses Ramadhan secara optimal. Untuk itu, di hari terakhir Sya'ban, Rasulullah SAW kembali mengkondisikan umatnya dengan menyampaikan pidato 'kenegaraan' menyambut Ramadhan dengan menjelaskan keutamaan-keutamaannya:

Wahai manusia, telah datang kepada kalian bulan yang agung, bulan penuh berkah. Di dalamnya ada malam yang lebih baik dari seribu bulan. Allah menjadikan puasanya wajib dan qiyamul lail-nya sunah. Barang siapa yang mendekatkan diri dengan kebaikan, maka seperti mendekatkan diri dengan kewajiban di bulan yang lain. Barang siapa yang mengerjakan kewajiban, makan seperti mengerjakan 70 kewajiban di bulan lain.

Ramadhan adalah bulan sabar, dan sabar itu balasannya surga. Ramadhan bulan solidaritas dan bulan ditambahkan rezeki orang mukmin. Barang siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka diampuni dosa-dosanya dan dibebaskan dari api neraka dan mendapatkan pahala seperti orang yang berpuasa tersebut tanpa dikurangi sedikit pun pahalanya.

Para sahabat berkata: Ya Rasulullah, tidak semua kita dapat memberi makan orang yang berpuasa.

Rasulullah SAW bersabda: Allah memberi pahala kepada orang yang memberi buka puasa meskipun hanya dengan seteguk susu atau satu biji kurma atau seteguk air. Barangsiapa yang membuat kenyang orang berpuasa, maka Allah akan memberikan minum dari telagaku satu kali minuman yang tidak akan pernah membuatnya haus sampai ia masuk surga. (HR Ibnu Huzaimah, Al Baihaqi).

Semoga puasa Ramadhan kita tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya sehingga menjadi momentum perubahan diri, keluarga, masyarakat, dan bangsa. Kesungguhan kita bertaubat, beribadah, dan berdoa di bulan terkabulnya doa ini menjadi wasilah (perantara) cepat terangkatnya wabah virus corona ini dari kehidupan kita.

Dan Semoga Ramadhan ini juga mampu memancarkan berbagai macam bentuk ketakwaan. Sebab satu tujuan utama diwajibkannya puasa Ramadhan adalah agar hamba bertakwa.

Dr. Ahmad Kusyairi Suhail, MA dosen FDI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Sekjen IKADI

(mmu/mmu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads