Redupnya Salak Pondoh Sleman
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Kolom

Redupnya Salak Pondoh Sleman

Sabtu, 26 Okt 2019 13:40 WIB
Agus Dwi Nugroho
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Sejak dekade 1990-an salak pondoh Sleman mampu mendominasi pasar buah nasional. Permintaan produk ini selalu meningkat di pasar domestik. Bahkan, kedigdayaan salak pondoh Sleman sampai ke mancanegara sehingga buah ini mampu menembus pasar ekspor di Singapura dan Cina. Namun seiring dengan perkembangan waktu, dominasi salak pondoh mulai meredup baik karena persaingan dengan jenis buah lain maupun dengan varietas salak yang lain. Munculnya berbagai varietas salak di beberapa wilayah membuat peminat salak pondoh Sleman mulai berkurang.

Keadaan ini juga diperparah dengan rendahnya harga salak pondoh pada saat periode panen. Petani yang seharusnya menikmati keuntungan besar karena panen produk ternyata malah menanggung kerugian karena harga produk di bawah kelayakan usaha. Dampaknya saat ini banyak sekali petani salak di Kecamatan Turi dan Tempel yang mulai mengubah tanaman salaknya menjadi tanaman ekonomis lainnya. Pada jangka panjang hal ini bisa mengakibatkan hilangnya identitas Kabupaten Sleman sebagai sentra salak pondoh nasional.

Sebenarnya Pemerintah Daerah (Pemda) Sleman telah berupaya mempertahankan eksistensi salak pondoh dengan berbagai upaya sertifikasi Prima 3 maupun Indikasi Geografis. Tujuannya tentu saja mendorong harga salak pondoh yang layak bagi petani. Berbagai kebijakan pun telah disusun Pemda, misalnya dengan adanya SK Bupati Sleman yang menjadikan salak pondoh sebagai komoditas unggulan daerah. Konsekuensi dari kebijakan ini adalah segala sumber daya yang ada di Sleman akan difokuskan untuk pengembangan salak pondoh. Namun kenyataannya berbagai langkah tersebut tetap saja belum optimal dalam pengembangan komoditas ini.

Kalah Bersaing

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fenomena meredupnya salak pondoh sebenarnya menjadi suatu hal normal dalam siklus hidup sebuah produk. Salak pondoh saat ini ada pada tahap kematangan (maturity) dan bisa saja hanya tinggal menunggu waktu untuk mencapai penurunan (declining). Tahap penurunan ditandai dengan berkurangnya omzet karena kalah bersaing dengan produk sejenis. Namun, masyarakat Sleman tentu berharap salak pondoh tetap dapat eksis bahkan apabila memungkinkan malah semakin tumbuh berkembang pangsa pasarnya.

Harapan tersebut sebenarnya dapat tercapai apabila ada mobilisasi semua sumberdaya di Sleman secara optimal, terutama dalam riset pasar secara komprehensif. Riset ini melihat keadaan pasar salak secara menyeluruh, baik identifikasi pasar yang potensial maupun kebutuhan konsumen. Proses identifikasi pasar berfungsi memetakan wilayah yang sebenarnya potensial untuk menjadi sasaran pemasaran salak pondoh pada masa mendatang.

Identifikasi ini juga bermaksud memetakan perkembangan varietas salak sejenis sehingga Pemda dapat menyusun strategi pengembangan salak pondoh Sleman secara tepat dalam menghadapi persaingan produk. Sementara itu, identifikasi kebutuhan konsumen bertujuan untuk memastikan bahwa kuantitas dan kualitas salak pondoh maupun produk turunannya sesuai permintaan konsumen sehingga produk dapat diterima pasar dengan harga layak.

Riset pasar ini sangat mungkin dilakukan oleh sumberdaya di Sleman mengingat banyaknya Perguruan Tinggi (PT) maupun lembaga penelitian dan pengembangan (litbang) di kawasan ini. Aktivitas ini tentu membutuhkan peran Pemda Sleman untuk menyusun roadmap riset maupun kolaborasi dengan berbagai lembaga tersebut. Roadmap sangat dibutuhkan karena riset pasar sangatlah kompleks sehingga perlu dipetakan berbagai jenis penelitian yang diperlukan dalam pengembangan pasar salak pondoh.

Selanjutnya Pemda perlu mensosialisasikan dan berkolaborasi dengan PT dan litbang mengenai roadmap tersebut karena kedua lembaga berpotensi untuk menyelenggarakan riset yang didanai melalui skema hibah nasional maupun internasional.

Pendidikan Konsumen

Munculnya produk salak sejenis di berbagai wilayah juga menjadi salah satu tantangan dalam pengembangan salak pondoh Sleman. Bahkan, produk tersebut saat ini telah membanjiri pasar di Sleman dengan harapan bisa terimbas dari brand positif salak pondoh Sleman. Parahnya, konsumen tidak bisa lagi membedakan salak pondoh Sleman dengan salak sejenis dari luar daerah. Padahal keduanya sangat berbeda; salak pondoh Sleman memiliki ciri khas kualitas dan rasa yang lebih unggul dibandingkan salak sejenis dari luar daerah.

Tentu keadaan perlu diubah dengan cara melalui pendidikan konsumen sejak dini. Sosialisasi dapat dilakukan oleh Pemda Sleman melalui berbagai media. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang cepat sangat potensial untuk diambil manfaatnya dalam rangka pendidikan konsumen. Sosialisasi juga dapat dilakukan melalui gerakan PKK dengan target ibu rumah tangga ataupun kunjungan sekolah dengan target anak-anak dan remaja.

Berbagai strategi lain tentu dapat dimunculkan untuk pengembangan salak pondoh. Namun yang pasti tulisan ini merupakan awalan untuk membangkitkan kesadaran masyarakat mengenai mulai meredupnya potensi salak pondoh Sleman di pasaran.

Agus Dwi Nugroho, SP, M.Sc dosen Fakultas Pertanian UGM

(mmu/mmu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads