Selama lima tahun, berbagai program pemerintah baik pembangunan ekonomi dan pembangunan manusia telah dilaksanakan demi memenuhi janji-janji pemerintah kepada rakyat melalui Kabinet Kerja Jilid 1. Selama periode 2014-2019, berbagai program pemerintah telah digulirkan. Infrastruktur telah dibangun di berbagai daerah di wilayah Indonesia. Jalan raya ditambah, tol-tol baru dibangun diberbagai tempat demi menambah pilihan akses masyarakat.
Sektor ekonomi dipacu pertumbuhannya. Industri kreatif tumbuh dan hidup diberbagai daerah menjadi tumpuan ekonomi masyarakat. Sektor pendidikan dan kesehatan juga mendapat perhatian yang serius dari pemerintah untuk memastikan setiap penduduk memperoleh kehidupan yang layak. Sekolah-sekolah dibangun, guru-guru ditambah jumlahnya, kemampuan guru juga ditingkatkan.
Dari sisi kesehatan, puskesmas dan rumah sakit ditingkatkan kualitas pelayanannya, tenaga-tenaga kesehatan dari waktu ke waktu juga ditingkatkan baik kualitas maupun kuantitasnya. Berbagai fasilitas publik dibangun untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.
Salah satu indikator yang bisa kita gunakan dalam mengukur keberhasilan pembangunan manusia pada periode Kabinet Kerja Jilid 1 adalah melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk).
Selain itu IPM dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah/negara. Angka IPM dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) setiap tahun. IPM terakhir yang dirilis oleh BPS adalah tahun 2018. IPM Indonesia pada 2018 adalah 71,39. IPM ini menunjukkan pembangunan manusia di Indonesia berada pada level tinggi. Angka ini meningkat sebesar 0,58 poin atau tumbuh sebesar 0,82 persen dibandingkan 2017.
Jika kita melihat ke tahun 2014, tahun awal dimulainya Kabinet Kerja jilid 1, pada saat itu IPM Indonesia adalah 68,90 dan berada di level sedang. Yang berarti selama 2014 hingga 2018, IPM Indonesia meningkat sebesar 2,49 poin. Jika dilihat rata-rata pertumbuhan IPM selama kabinet kerja jilid 1, maka IPM Indonesia mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 0,89 persen per tahun.
Pada 2016, dua tahun setelah Kabinet Kerja Jilid 1 terbentuk, level IPM Indonesia meningkat dari level sedang (60-70) menjadi level tinggi (70-80). Meningkatnya IPM menunjukkan keberhasilan dalam kualitas hidup manusia. Karena tujuan akhir pembangunan adalah meningkatkan taraf hidup manusia baik dari sisi kesehatan, pendidikan, maupun pendapatan.
Sektor ekonomi dipacu pertumbuhannya. Industri kreatif tumbuh dan hidup diberbagai daerah menjadi tumpuan ekonomi masyarakat. Sektor pendidikan dan kesehatan juga mendapat perhatian yang serius dari pemerintah untuk memastikan setiap penduduk memperoleh kehidupan yang layak. Sekolah-sekolah dibangun, guru-guru ditambah jumlahnya, kemampuan guru juga ditingkatkan.
Dari sisi kesehatan, puskesmas dan rumah sakit ditingkatkan kualitas pelayanannya, tenaga-tenaga kesehatan dari waktu ke waktu juga ditingkatkan baik kualitas maupun kuantitasnya. Berbagai fasilitas publik dibangun untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu IPM dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah/negara. Angka IPM dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) setiap tahun. IPM terakhir yang dirilis oleh BPS adalah tahun 2018. IPM Indonesia pada 2018 adalah 71,39. IPM ini menunjukkan pembangunan manusia di Indonesia berada pada level tinggi. Angka ini meningkat sebesar 0,58 poin atau tumbuh sebesar 0,82 persen dibandingkan 2017.
Jika kita melihat ke tahun 2014, tahun awal dimulainya Kabinet Kerja jilid 1, pada saat itu IPM Indonesia adalah 68,90 dan berada di level sedang. Yang berarti selama 2014 hingga 2018, IPM Indonesia meningkat sebesar 2,49 poin. Jika dilihat rata-rata pertumbuhan IPM selama kabinet kerja jilid 1, maka IPM Indonesia mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 0,89 persen per tahun.
Pada 2016, dua tahun setelah Kabinet Kerja Jilid 1 terbentuk, level IPM Indonesia meningkat dari level sedang (60-70) menjadi level tinggi (70-80). Meningkatnya IPM menunjukkan keberhasilan dalam kualitas hidup manusia. Karena tujuan akhir pembangunan adalah meningkatkan taraf hidup manusia baik dari sisi kesehatan, pendidikan, maupun pendapatan.
Pencapaian pembangunan manusia diukur dengan memperhatikan tiga aspek esensial yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak. Peningkatan capaian IPM tidak terlepas dari peningkatan capaian setiap komponennya. Selama periode 2014-2018, peningkatan IPM didorong oleh kenaikan setiap komponen pembentuk IPM.
Data BPS periode 2014 hingga 2018, Indonesia telah berhasil meningkatkan Umur Harapan Hidup (UHH) saat lahir sebesar 0,61 tahun. UHH saat lahir didefinisikan sebagai rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang sejak lahir. UHH mencerminkan derajat kesehatan suatu masyarakat. UHH Indonesia pada 2014 sebesar 70,59 tahun yang berarti rata-rata penduduk Indonesia diperkirakan akan dapat hidup sampai dengan usia 70,59 tahun.
Pada 2018, UHH Indonesia mencapai 71,20 tahun yang berarti terjadi peningkatan 0,61 tahun untuk rata-rata umur penduduk Indonesia. UHH yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun menunjukkan derajat kesehatan manusia terus mengalami peningkatan. Hal ini tentunya tidak lepas dari berbagai program peningkatan sarana dan prasarana kesehatan oleh pemerintah. Pembangunan infrastruktur untuk mempercepat akses penduduk ke fasilitas kesehatan terus ditingkatkan. Tenaga kesehatan ditambah baik jumlah maupun kualitasnya. Selain itu upaya-upaya pencegahan berbagai penyakit dan gaya hidup sehat juga terus digalakkan.
Pada 2018, UHH Indonesia mencapai 71,20 tahun yang berarti terjadi peningkatan 0,61 tahun untuk rata-rata umur penduduk Indonesia. UHH yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun menunjukkan derajat kesehatan manusia terus mengalami peningkatan. Hal ini tentunya tidak lepas dari berbagai program peningkatan sarana dan prasarana kesehatan oleh pemerintah. Pembangunan infrastruktur untuk mempercepat akses penduduk ke fasilitas kesehatan terus ditingkatkan. Tenaga kesehatan ditambah baik jumlah maupun kualitasnya. Selain itu upaya-upaya pencegahan berbagai penyakit dan gaya hidup sehat juga terus digalakkan.
Dimensi kedua dari IPM yaitu pendidikan, hal ini tercermin dari angka Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) dan angka Harapan Lama Sekolah (HLS). RLS didefinisikan sebagai jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk berusia 25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal. Sementara itu HLS didefinisikan sebagai lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak berusia 7 tahun ke atas di masa mendatang. HLS dapat digunakan untuk mengetahui kondisi pembangunan sistem pendidikan diberbagai jenjang yang ditunjukkan dalam bentuk lamanya pendidikan (dalam tahun) yang diharapkan dapat dicapai oleh setiap anak.
Angka RLS Indonesia pada 2018 adalah 8,17 tahun yang berarti bahwa rata-rata penduduk Indonesia yang berusia 25 tahun ke atas menyelesaikan sekolah sampai kelas IX. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 0,44 tahun dibanding 2014 (7,73 tahun). Sementara untuk angka HLS Indonesia pada 2018 adalah 12,91 tahun. Yang berarti bahwa lamanya sekolah yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur 7 tahun ke atas di masa mendatang adalah selama 12,91 tahun atau setara dengan mengenyam pendidikan sampai lulus SMA atau D1. Angka ini jika dibandingkan dengan 2014 (12,39 tahun) mengalami peningkatan sebesar 0,52 tahun.
Dimensi terakhir yang mewakili kualitas hidup manusia adalah standar hidup layak. Dimensi ini dapat tercermin melalui angka Pengeluaran per Kapita, yang ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas/kemampuan daya beli. Angka pengeluaran per kapita masyarakat Indonesia pada 2018 mencapai Rp11,06 juta per tahun. Angka ini dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan yang berarti semakin hari penduduk Indonesia kehidupannya semakin layak dan sejahtera.
Pembangunan manusia selalu menjadi fokus di setiap periode pemerintahan. Hendaknya pembangunan ekonomi dan pembangunan manusia bisa berjalan beriringan. Capaian pembangunan manusia di era Kabinet Kerja Jilid 1 seharusnya menjadi modal awal bagi Kabinet Kerja Jilid 2. Semoga lima tahun ke depan pembangunan manusia dapat semakin ditingkatkan.
Ni Nengah Eva Sri Wahyuni Statistisi di Badan Pusat Statistik
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini