Ratu Kidul, Tsunami, dan "Fishing Ground"
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Kolom

Ratu Kidul, Tsunami, dan "Fishing Ground"

Kamis, 25 Jul 2019 15:24 WIB
Yopi Ilhamsyah
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
Jakarta -

Satu pekan terakhir viral beberapa berita tentang pesisir selatan Jawa mulai dari fenomena terdamparnya ikan lemuru di Bali, gempa tektonik bermagnitudo 8,8 Skala Richter diikuti tsunami setinggi 20 meter, dan ajakan ke Pantai Parangtritis di Yogyakarta menggunakan pakaian hijau guna menantang Nyi Roro Kidul.

Walaupun keberadaan Nyi Roro Kidul ini masih merupakan mitos dalam masyarakat Jawa dan Bali, namun menarik untuk menyimak bagaimana mitos ini berkembang dari cerita rakyat menjadi kearifan lokal, dan bagaimana kearifan lokal ini dikaitkan dengan mitigasi tsunami serta hubungannya dengan kelimpahan ikan bila ditinjau dari interaksi atmosfer-osean di pesisir selatan Jawa.

Saat kita mendengar pantai selatan Jawa, nalar kita langsung mengarah ke cerita Nyi Roro Kidul, sang penguasa laut selatan. Sang Ratu yang misterius ini semakin menambah kemisteriusan laut selatan Jawa yang sebenarnya menyimpan potensi perikanan yang besar.

Pada masa Perang Jawa, Belanda mengembuskan cerita-cerita horor tentang Ratu Kidul yang murka di laut selatan. Selidik punya selidik ternyata lewat jalur selatan ini pasukan Diponegoro memperoleh bantuan senjata dari kesultanan Turki karena jalur utara dikuasai Belanda. Cerita Ratu Kidul sengaja dibumbui dengan kesan mistis agar masyarakat takut dan menjauhi pantai selatan Jawa sebagai upaya memutus suplai senjata dari Turki untuk perjuangan Diponegoro.

Pada masa kolonial, pantai selatan tidak berkembang sebagaimana mana pantai utara Jawa dikarenakan kondisi lautan yang sering dilanda gelombang besar akibat angin kencang dari Samudera Hindia sehingga kurang mendukung untuk bersandarnya kapal. Hasil Bumi Priyangan diangkut melalui kereta api menuju pelabuhan Cirebon di utara. Namun untuk efisiensi, Belanda kemudian mengembangkan pelabuhan alam di Cilacap, Jawa Tengah yang berhadapan dengan Pulau Nusakambangan. Pulau ini berperan sebagai penghalang angin kencang pembangkit gelombang penghambat kegiatan bongkar-muat pelabuhan. Jalur niaga selatan menjadi ramai, namun cerita kemistisan Ratu Kidul tetap ada.

Kearifan Lokal

Secara geologi, laut selatan Jawa berada pada pada zona subduksi. Tercatat beberapa kejadian tsunami pernah menghantam kawasan pesisir selatan ini. Masyarakat lokal mengaitkan bergoyangnya daratan diikuti ombak besar dengan kemunculan Ratu Kidul. Tidak hanya ombak tsunami, namun ombak yang dibangkitkan oleh hujan badai di lautan juga dikaitkan dengan Nyi Roro Kidul.

Terlepas dari kontroversinya, cerita Ratu Kidul boleh jadi suatu bentuk kearifan lokal dalam upaya mitigasi bencana. Saat terjadi gempa bumi atau saat langit gelap menjelang hujan, masyarakat menjadi siaga dan mengambil inisiatif untuk menjauhi pantai. Karena wilayah selatan rentan terhadap tsunami dan angin badai serta masyarakatnya yang tanggap bencana, kawasan permukiman lambat laun akan beralih lebih ke dalam daratan. Kawasan pantai dapat kembali dihijaukan dengan suksesi tanaman bakau, cemara, serta tanaman pantai lainnya yang berfungsi untuk meredam kecepatan angin bahkan gelombang Tsunami.

Produktivitas Laut

Angin kencang yang melanda pesisir selatan Jawa sebenarnya sangat mendukung terhadap pembentukan fenomena taikan massa air (coastal upwelling). Pada musim timur (Juli hingga September), angin tenggara bertiup sejajar pantai selatan, gesekan angin ini mengakibatkan massa air permukaan terdorong ke lepas pantai. Untuk mengisi kekosongan kolom air di permukaan, massa air laut dalam yang dingin naik dengan membawa unsur-unsur hara seperti klorofil, nitrat, fosfat, dan silikat menuju pantai.

Itulah mengapa daerah taikan massa air ini identik dengan wilayah tangkapan ikan (fishing ground) karena didukung oleh kesuburan perairan yang tinggi. Di laut selatan Jawa kawasan ini mencakup perairan Nusa Tenggara, Bali, Jawa hingga lepas pantai Bengkulu. Melimpahnya ikan lemuru di Bali dikarenakan faktor taikan air ini. Dari citra satelit terlihat suhu laut dingin mencapai -1 derajat Celcius. Kondisi laut yang dingin membuat ikan lemuru berenang sampai ke permukaan. Klorofil dengan konsentrasi tinggi (citra satelit MODIS AQUA) menjadi makanan utama ikan lemuru menjadikan populasi lemuru melimpah di pesisir Bali.

Laut selatan Jawa juga sebagai lokasi medan temu suhu (thermal front) di mana arus dingin khatulistiwa selatan bertemu dengan arus hangat dari utara. Medan temu suhu ini identik dengan kolam air hangat yang menjadi habitat ikan tuna mata besar. Karena banyaknya fito dan zooplankton sebagai interaksi unsur-unsur hara di lokasi taikan air sehingga menarik tuna mata besar menuju pesisir. Inilah mengapa taikan massa air di pesisir selatan Jawa sering dikaitkan dengan daerah tangkapan tuna mata besar.

Selain mitigasi tsunami, kearifan lokal Ratu Kidul dapat digunakan untuk mengamati indikasi alam terkait awal masuk musim taikan air yang berimplikasi terhadap tangkapan ikan di pantai selatan Jawa. Pada musim timur di awal Juli, saat angin tenggara mulai bertiup kencang dan ombak mulai membesar yang biasanya dikaitkan dengan kemunculan Ratu Kidul, inilah momen taikan massa air dan musim panen ikan pelagis kecil dan besar seperti tuna mata besar di pantai selatan Jawa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cerita Ratu Kidul yang sebelumnya berkonotasi negatif dapat beralih sebagai pembawa kabar positif terkait implikasinya dalam bidang perikanan tangkap. Dengan demikian, bangunan pemecah ombak untuk proteksi pelabuhan dapat dibangun pemerintah, pelabuhan pendaratan ikan menjadi intens beroperasi, pesisir selatan Jawa semakin ramai, perekonomian masyarakat meningkat dan nelayan semakin sejahtera.

Yopi Ilhamsyah dosen Meteorologi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, sedang menyelesaikan Doktoral di Klimatologi Terapan IPB

(mmu/mmu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads