Ekspor-Impor Sampah Plastik

Kolom

Ekspor-Impor Sampah Plastik

Eko Yulianto - detikNews
Sabtu, 29 Jun 2019 13:24 WIB
Jakarta -

Beberapa hari yang lalu masyarakat dunia dikejutkan oleh berita mengenai adanya pengiriman kontainer berisi sampah plastik dari Kanada ke Filipina dengan dalih akan didaur ulang, tetapi setelah sampai di Filipina tidak ada kegiatan daur ulang yang dimaksud. Hal ini menjadi berita utama di beberapa negara karena Presiden Filipina Rodrigo Duterte memberikan reaksi yang cukup keras terhadap Kanada mengenai sampah plastik tersebut.

Kejadian susulan juga terjadi di Malaysia dan Indonesia ketika menemukan pengiriman sampah plastik dalam jumlah yang besar dalam bentuk pengiriman kontainer dari negara-negara maju. Kegiatan pengiriman sampah plastik antarnegara ini merupakan fenomena baru yang sangat memprihatinkan. Hal ini juga menunjukkan bahwa pengelolaan sampah plastik menjadi permasalahan besar tidak hanya negara-negara berkembang, tetapi juga negara-negara maju, sehingga perdagangan ekspor dan impor sampah plastik dari suatu negara ke negara lain mulai bermunculan.

Permasalahan besar sampah plastik baik di negara berkembang ataupun negara maju adalah jumlah sampah yang dihasilkan masyarakat jauh lebih besar dibandingkan dengan kapasitas proses daur ulang yang dimiliki suatu negara. Hal tersebut menyebabkan penumpukan sampah plastik ataupun bijih plastik yang memerlukan lahan yang semakin lama semakin besar karena sampah plastik maupun bijih plastik tersebut belum bisa didaur ulang ataupun diolah untuk menghasilkan produk baru.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika proses berkurangnya lahan pengelolaan sampah plastik berlangsung terus menerus, pengelola sampah, baik swasta ataupun pemerintahan, akan mencoba mengirimkan sampah tersebut ke negara lain dengan dalih proses daur ulang. Proses ini di masa yang akan datang diperkirakan akan sering terjadi mengingat solusi pengurangan sampah plastik tidak dilakukan, sehingga akan terjadi kegiatan ekspor-impor plastik sampah antarnegara.

Untuk mengantisipasi terjadinya ekspor-impor sampah plastik maka diperlukan analisis mengenai penyebab peningkatan jumlah sampah plastik yang terjadi sekarang ini. Besarnya jumlah sampah plastik yang dihasilkan oleh masyarakat inilah sebetulnya yang menjadi sumber permasalahan. Hal ini juga dipengaruhi oleh beberapa perusahaan produsen makanan dan minuman yang selalu memanjakan masyarakat dengan menggunakan plastik sebagai kemasan dengan berbagai ukuran dan jumlah yang sangat besar.

Sebagai contoh, perusahaan air mineral mampu menyediakan minuman dengan kapasitas 350 ml sampai dengan 1500 ml menggunakan kemasan plastik. Yang menjadi kendala, perusahaan tersebut tidak memperhatikan jumlah sampah botol plastik yang akan didaur ulang ataupun digunakan ulang. Sehingga semakin banyak pembelian air mineral kemasan botol plastik, maka jumlah sampah yang dihasilkan juga akan semakin besar.

Secara umum yang dimaksud dengan proses daur ulang sampah plastik tidak hanya mampu mengubah sampah plastik menjadi bijih plastik. Tetapi tantangan terbesarnya adalah mampu mengubah bijih plastik tersebut menjadi produk baru yang dapat digunakan. Proses dari produksi plastik sampai menjadi produk plastik baru tersebut yang dimaksud dengan proses daur ulang plastik secara utuh.

Saat ini produsen makanan dan minuman tidak memiliki kewajiban apapun terhadap plastik yang diproduksi dan menyerahkan pengelolaan sampah plastik kepada perusahaan lain atau pemerintah. Sehingga pertimbangan produsen dalam menghasilkan produk hanya sampai dengan pertimbangan produk tersebut diterima masyarakat dan sesuai dengan keinginan masyarakat.

Sudah saatnya perusahaan penghasil kemasan plastik memiliki kewajiban dalam mengolah sampah plastiknya, sehingga jumlah kemasan yang dihasilkan tidak menjadi sampah yang semakin lama semakin tidak terkendali. Kewajiban dalam melakukan daur ulang sampah plastiknya sangat penting karena sangat mempengaruhi apakah proses daur ulang yang dimaksud dapat mengurangi penambahan jumlah sampah plastik yang diproduksi atau tidak.

Sebagai gambaran, pengolahan sampah plastik kemasan untuk makanan dan minuman yang memiliki tingkatan paling tinggi, sehingga perusahaan penghasil kemasan harus menyediakan metode pengolahan sampah plastiknya. Metode pengelolaan kemasan plastik ini sangat penting karena apabila plastik tersebut dihancurkan dan didaur ulang tingkatannya akan berkurang, artinya yang tadinya kemasan untuk makanan menjadi kemasan non-makanan. Apabila proses ini berjalan terus-menerus maka yang terjadi adalah penumpukan sampah bijih plastik tingkatan yang paling rendah.

Selain dihancurkan dan didaur ulang, salah satu solusi yang sangat ideal adalah penggunaan ulang terhadap sampah plastik, sehingga sampah tersebut dikembalikan lagi ke produsen kemasan makanan dan minuman setelah melalui proses pembersihan, dan mampu mengurangi jumlah produksi kemasan makanan dan minuman dalam jumlah yang sangat besar.

Tentu saja metode pengelolaan sampah plastik oleh produsen kemasan plastik ini memiliki konsekuensi sangat besar terhadap kenaikan harga makanan dan minuman. Hanya saja apabila metode ini dilaksanakan akan dapat mengurangi jumlah sampah plastik.

Selain kontribusi produsen kemasan plastik makanan dan minuman dalam pengelolaan sampah plastiknya, diperlukan juga keterlibatan pemerintah dalam memberikan kewajiban terhadap produsen kemasan plastik. Sehingga antarprodusen memiliki kewajiban yang sama dalam menyediakan fasilitas pengelolaan atau daur ulang sampah plastik yang dihasilkan.

Selain keterlibatan produsen kemasan plastik dan pemerintah, yang memiliki kontribusi terbesar adalah masyarakat itu sendiri. Salah satu kendala masyarakat dalam memilih produk yang ramah lingkungan adalah tidak adanya keterangan produk-produk terkait pengelolaan sampah plastiknya, sehingga masyarakat tidak dapat membedakan produk mana yang memiliki metode pengolahan sampah plastik dan yang tidak memiliki pengelolaan sampahnya.

Ketika produsen kemasan plastik memberikan informasi bagaimana sampah plastik akan didaur ulang oleh penghasil kemasan plastik untuk mengurangi jumlah sampah plastik, maka akan mendorong masyarakat untuk memilah plastik kemasan makanan dengan non-makanan. Selain itu, masyarakat diharapkan akan memilih menggunakan produk makanan dan minuman yang memiliki pengelolaan sampah plastik dibandingkan yang tidak memiliki pengelolaan sampah.

Kontribusi produsen kemasan plastik dalam mengelola sampah plastiknya, didukung dengan kebijakan pemerintah yang mewajibkan produsen untuk mengelola sampah plastik dan perubahan masyarakat dalam memilah sampah plastik yang dikonsumsinya, secara perlahan dapat mengurangi jumlah sampah plastik, dan secara global dapat mengendalikan bertumpuknya sampah plastik yang mulai memenuhi permukaan bumi.

Eko Yulianto mahasiswa S2 ITB

(mmu/mmu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads