Puluhan tahun, masyarakat Priangan Timur maupun daerah timur lainnya menuju Bandung melintasi jalan konvensional yang menanjak dan berkelok. Perjalanan melalui tanjakan Gentong dan Nagreg yang rawan longsor dan sering macet terasa lama dan melelahkan. Apalagi saat ini kendaraan yang melintas bertambah banyak dengan tonasi besar. Kondisinya semakin menghambat perjalanan.
Kini muncul suatu harapan baru. Pemerintah pusat berencana membangun jalan tol Bandung sampai Cilacap yang panjangnya sekitar 180 kilometer. Sebagai tahap awal akan dibangun ruas tol Cigatas yang menghubungkan Bandung, Garut, Tasikmalaya. Selanjutnya akan dibangun ruas tol Tasikmalaya-Ciamis-Banjar dan ruas tol Banjar-Cilacap. Jalan tol ini merupakan bagian dari jalan tol Trans Jawa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun demikian, karakteristik jalan tol berbeda dengan jalan konvensional. Akses terhadap jalan tol dibatasi dengan aturan khusus. Orang-orang tidak diperbolehkan menyeberang atau berlalu-lalang di ruas jalan tol. Sepanjang ratusan kilometer ruas jalan tol, aktivitas ekonomi yang diperkenankan pun hanya di rest area dengan jumlah terbatas. Berbeda halnya dengan di pinggir jalan konvensional, banyak warung nasi, kedai kopi, pedagang asongan bahkan penyedia toilet yang bergantung hidupnya dari kunjungan pelaku perjalanan yang beristirahat.
Sejenak kita tinjau kondisi perekonomian kabupaten/kota di Priangan Timur saat ini. Pada 2017, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Garut sebesar 4,89 persen, Kabupaten Tasikmalaya 5,95 persen, Kabupaten Ciamis 5,21 persen, Kabupaten Pangandaran 5,10 persen, Kota Tasikmalaya 6,07 persen, dan Kota Banjar 5,12 persen. Berdasarkan data tersebut, Kota Tasikmalaya paling pesat pertumbuhannya.
Sedangkan terkait kondisi sosial, data pengangguran juga patut dicermati. BPS mengungkapkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Agustus 2018 di Kabupaten Garut sebesar 7,07 persen, Kabupaten Tasikmalaya 6,83 persen, Kabupaten Ciamis 4,60 persen, Kabupaten Pangandaran 3,58 persen, Kota Tasikmalaya 6,85 persen dan Kota Banjar 5,89 persen. Dari data tersebut, terlihat bahwa TPT tertinggi terjadi di Kabupaten Garut dan yang terendah di Kabupaten Pangandaran.
Mulai Berbenah
Kehadiran jalan Tol Cigatas diharapkan berdampak positif terhadap sosial ekonomi di Priangan Timur. Agar harapan itu terwujud, seyogianya pemerintah daerah dan masyarakat di Priangan Timur mulai berbenah dari sekarang. Jadikan Tol Cigatas sebagai tantangan dan peluang, jangan sampai melemahkan atau malah menjadi ancaman. Di sinilah mulai terjadi persaingan antarkabupaten di Priangan Timur. Berebut manfaat dari kehadiran Tol Cigatas.
Pembangunan jalan Tol Cigatas merupakan proyek berskala besar. Tidak hanya dari aspek anggaran, tetapi juga dari tenaga kerja yang terlibat. Inilah salah satu peluang awal yang mungkin dapat dinegosiasikan. Pemerintah daerah yang mampu menyediakan tenaga kerja konstruksi akan mendapatkan peluang dari sektor ini.
Demikian juga dengan rest area yang dibangun di sepanjang jalan tol dapat diperuntukkan bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Unit-unit usaha yang tumbuh di rest area tidak hanya SPBU, restoran besar ataupun minimarket tetapi juga warung nasi, kedai kopi bahkan warung kecil yang menjual produk lokal. Tentunya peluang ini akan dibidik oleh masing-masing kabupaten di wilayah Priangan Timur.
Setiap pemerintah daerah di priangan Timur diharapkan sudah mencari solusi terhadap pelaku UMKM di sepanjang jalan konvensional. Mereka memerlukan perlindungan seiring akan sepinya pembeli karena bus dan kendaraan lain beralih menggunakan jalan tol. Alternatif usaha baru sebagai pengganti apabila terjadi pailit seyogianya dipersiapkan. Masyarakat dibina agar dapat menerima perubahan yang terjadi dan mampu bertahan hidup.
Demikian pula potensi ekonomi di setiap daerah harus segera diperkuat. Produksi hasil pertanian dan peternakan dari Priangan Timur cukup berlimpah. Hasil industri kreatif cukup banyak baik berupa pakaian, kerajinan, dan makanan ringan. Begitu pula potensi pariwisata yang sangat menarik, mulai banyak disuguhkan. Bahkan di Kabupaten Pangandaran akan dibangun kawasan ekonomi khusus (KEK).
Dengan dukungan jalan tol, transportasi menjadi lancar. Menjadi peluang peningkatan investasi yang masuk ke Priangan Timur. Demikian juga potensi pariwisata di masing-masing kabupaten/kota di Priangan Timur harus menjadi magnet yang menjadi daya tarik wisatawan.
Oleh sebab itu, diperlukan antisipasi perubahan Perda Tata Ruang. Lahan di sekitar jalan tol mungkin perlu ditata ulang supaya tetap produktif dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Perda Tata Ruang juga diharapkan mampu mengantisipasi investasi di sektor industri dan perdagangan yang diprediksi meningkat. Kehilangan lahan pertanian ataupun lahan produktif lain yang digunakan jalan tol sebaiknya dikonversikan menjadi usaha lain.
Pembenahan dan pengembangan potensi daerah tersebut merupakan upaya memperkuat magnet ekonomi. Daerah yang memiliki magnet ekonomi terkuat akan mampu menyedot manfaat lebih besar. Magnet ekonomi itu menarik orang dari daerah lain untuk berkunjung, berbelanja produk dan berinvestasi. Jalan tol tidak hanya memperlancar orang yang "numpang lewat" untuk mudik atau bekerja. Kehadiran jalan tol harus memberi manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, Priangan Timur mari berbenah!
Adih Kusnadi, S.Si Kepala Seksi Statistik Sosial BPS Kabupaten Ciamis
(mmu/mmu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini