Jurnalisme profesional adalah sandaran kami. Semangat good journalism membuat kami tunduk pada kepentingan yang lebih besar, yakni bangsa dan negara. Atas kesadaran itu, kami memilih berupaya sebaik-baiknya melaksanakan harapan kebanyakan masyarakat Indonesia, agar pers tetap berada di tengah dan tidak berpihak atas alasan apapun selain kepada mereka, seperti sejatinya jurnalisme yang terlahir untuk memastikan harus tetap ada di antara awam yang 'menjaga' saluran aspirasi dan perjuangan dalam menegakkan maslahat umum. Yang hadir dari semangat bahwa publik harus terus diingatkan, dibangunkan, dipapar atas fakta agar tidak jadi bulan-bulanan elit, kekuasaan dan kepentingan segelintir pihak.
Pemilihan umum hanya tinggal hitungan hari. Kami menyongsong pesta akbar demokrasi di bumi pertiwi dengan antusias sebagai bagian aktif yang tidak hanya sekadar memotret ajang ini sebagai selebrasi lima tahunan yang sarat pernak-pernik khas kemasan, seperti bungkus kado cantik dan menarik. Kami harus masuk lebih dalam dan membuka isi kado laksana Pandora membuka kotak hadiah para dewa. Mungkin pahit yang hadir, tapi biarlah asal ia hakiki. Itu semua kami lakukan bukan untuk alasan subjektif, ketertarikan pribadi atau baper personal. Awak detikcom sadar penuh bahwa kami bertanggung jawab membuka mata hati calon pemilih, yang pada gilirannya menguak mata batin dan menggerakkan tangan mereka dalam menentukan pilihan. Kami harus menjadi referensi utama dalam Pemilu mendatang. Karenanya izinkan kami mengapresiasi yang patut disajikan sebagai kabar baik, dan mengungkap bau tak sedap jika memang itu adanya. Bagi kami, semua adalah sahabat, tapi tuntutan kerja jurnalistik mengharuskan kami bicara apa adanya. Sekali lagi, hanya untuk seluas-luasnya kepentingan publiklah lembaga ini berdiri dan bersuara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salam
Alfito Deannova Ginting
Pimpinan Redaksi detikcom (imk/fjp)