"Voyage to Indonesia"
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Kolom

"Voyage to Indonesia"

Jumat, 24 Agu 2018 11:16 WIB
Retno Wicaksono
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
Delegasi negara, IMF, dan World Bank akan berkumpul di Bali (Foto: Reuters)
Jakarta -
Selamat datang di Indonesia! Negara kepulauan terbesar di dunia dengan berbagai destinasi perairan yang eksotis dan memikat. Anda akan menemukan banyak sekali keunikan budaya yang tak pernah anda temui di belahan dunia lainnya. Pilih suvenir dan pakaian unik untuk buah tangan orang tercinta, serta rasakan berbagai makanan dengan cita rasa tiada duanya. Nikmatilah perjalanan anda menuju salah satu negara dengan ekonomi terkuat di dunia!

Tahun 2018 adalah tahun ketika mata dunia tertuju pada Indonesia. Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018 yang baru saja menyelenggarakan upacara pembukaan yang sangat memukau dan mengundang perhatian dunia. Kurang dari dua bulan lagi Indonesia juga akan menjadi tuan rumah Pertemuan Tahunan IMF dan World Bank Group atau IMF-World Bank Group Annual Meeting (IMF-WBG AM) 2018 di Nusa Dua, Bali. Sebuah perhelatan yang akan mendatangkan kurang lebih 15 ribu tamu dari 189 negara di dunia, termasuk para Menteri Keuangan, Gubernur Bank Sentral, petinggi IMF dan Bank Dunia, serta para pemimpin lembaga keuangan, bankir, dan juga pimpinan perusahaan-perusahaan besar.

Voyage to Indonesia, sebuah tema besar nan apik yang diusung pemerintah untuk menyambut AM 2018, yang berarti sebuah perjalanan menuju tempat baru/penemuan baru, yaitu Indonesia. Momen ini dimanfaatkan untuk memperkenalkan Indonesia yang memiliki kekuatan ekonomi di tengah krisis-krisis yang menerjang dunia. Tema ini juga menjadi ajang promosi Indonesia karena makna voyage tak lepas dari ciri khas Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, yang juga dapat diartikan sebagai sebuah pelayaran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepercayaan Dunia

Tak dipungkiri bahwa tak mudah untuk menjadi tuan rumah AM 2018 ini. Indonesia harus bersaing dengan Mesir dan Senegal sebelum akhirnya diputuskan terpilih menjadi tempat berlangsungnya acara. Ini berarti ada sisi kepercayaan dunia terhadap kemampuan dan reputasi Indonesia, baik dari sisi ekonomi, politik, keamanan, serta sarana dan prasarana yang akan mendukung acara.

Jauh sebelum ini, Indonesia sudah banyak dipercaya menjadi tuan rumah dari berbagai Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) tingkat internasional. Sebut saja Konferensi Asia-Afrika yang dilaksanakan pada 1955 di Bandung. Pertemuan ini dihadiri oleh negara-negara se-Asia dan Afrika yang mendorong negara-negara lain untuk memperjuangkan kemerdekaannya dan juga melahirkan negara-negara Gerakan Non-Blok. Pada 1976 Indonesia juga berhasil menjadi tuan rumah dalam pertemuan KTT ASEAN yang melahirkan sebuah perjanjian kerjasama beberapa negara Asia Tenggara.

Kekuatan ekonomi dan politik adalah salah satu kepercayaan dunia pada Indonesia. Sejak periode Orde Lama, Indonesia sudah dinilai memiliki kekuatan politik yang cukup kuat. Terlihat dari kontribusi Indonesia dalam mengikuti berbagai pertemuan antar negara, serta keaktifan dalam mengikuti kerjasama bilateral. Selain itu, ada kepercayaan dunia terhadap kekuatan ekonomi Indonesia, yaitu ketika di tengah krisis ekonomi pada 2008 lalu pertumbuhan ekonomi Indonesia terus bergerak ke angka positif. Dunia semakin mengakui pentingnya ekonomi Indonesia dan menjadikan sebagai jajaran 20 negara PDB terbesar di dunia atau biasa disebut G20.

Terpercaya menjadi tuan rumah MICE tingkat internasional bukanlah tanpa tantangan. Indonesia harus mampu menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung acara sepenuhnya agar kegiatan berjalan dengan lancar. Pemerintah dikabarkan menganggarkan Rp 868 miliar dari APBN untuk persiapan AM 2018 ini. Lebih dari setengah anggaran ini dimanfaatkan untuk perbaikan dan juga pembangunan infrastruktur pendukung di Bali, seperti pembangunan Underpass Simpang Patung Ngurah Rai Tuban, Terminal Cruise di Pelabuhan Benoa, dan juga perbaikan sarana dan prasarana di beberapa destinasi wisata unggulan di Bali dan sekitarnya.

Apakah pembangunan dan perbaikan infrastruktur yang digarap pemerintah tersebut hanya dimanfaatkan untuk momen AM 2018 saja? Seharusya tidak. Pembangunan infrastruktur merupakan investasi jangka panjang. Seperti pembangunan underpass yang diharapkan dapat mengurai kemacetan yang selama ini terjadi di sekitar Bandara Internasional Ngurah Rai atau perbaikan beberapa destinasi wisata di wilayah Bali dan sekitarnya yang diharapkan akan semakin menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke sana karena sarana dan prasarananya yang semakin lengkap. Salah satu contoh infrastruktur yang dibangun pada satu momen penting dan menjadi landmark adalah Stadion Utama Gelora Bung Karno yang dibangun karena Indonesia saat itu menjadi tuan rumah untuk Asian Games 1962.

Menaruh Harapan

Pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia menaruh harapan dari berlangsungnya acara AM 2018 nanti. Pemerintah juga telah memasang target-target yang harus dicapai. Target efek jangka pendek yang akan langsung dirasakan adalah adanya peningkatan devisa yang masuk melalui berbagai kegiatan dan transaksi ekonomi yang akan berlangsung di Bali.

Promosi wisata di kawasan Bali dan sekitarnya diharapkan memberikan efek multiplier bagi perekonomian. Efek multiplier ini dapat dihasilkan dari pemesanan hotel para tamu yang diklaim pemerintah akan ditanggung oleh masing-masing peserta, kunjungan para tamu ke destinasi-destinasi wisata di Bali, serta pembelian berbagai suvenir dan kerajinan yang akan dilakukan.

Dalam jangka pendek, efek multiplier ini tidak hanya dirasakan oleh pemerintah, tapi juga masyarakat Bali, terutama di sekitar tempat berlangsungnya acara AM 2018. Bayangkan saja, jika ada 15 ribu tamu yang akan hadir dan akan berada di Indonesia selama tujuh hari, dan kita asumsikan pengeluaran para tamu minimal lima juta rupiah per hari per tamu. Maka, total pendapatan yang akan dikantongi pemerintah dan masyarakat Bali adalah sekitar lebih dari Rp 500 milliar rupiah. Angka tersebut tentu akan bertambah jika strategi pemerintah dalam mempromosikan wisata Indonesia mampu menggerakkan para tamu untuk berkeliling mengunjungi berbagai tempat wisata di Bali dan sekitarnya.

Efek jangka panjang yang diharapkan adalah menarik semakin banyak wisatawan yang datang ke Indonesia. Apalagi jika para peserta memanfaatkan media sosial sebagai "media promosi" mereka. Belum lagi jika wartawan dari seluruh dunia yang datang meliput rangkaian acara AM 2018 juga membuat liputan khusus destinasi wisata di Bali dan sekitarnya. Hal ini tentu akan menjadi suatu "promosi gratis" bagi Indonesia dan menarik perhatian lebih banyak turis asing.

Pembangunan infrastruktur yang dilakukan untuk mendukung kelancaran acara AM 2018 diharapkan memiliki efek jangka panjang dan juga efek multiplier bagi perekonomian Indonesia. Infrastruktur ini diharapkan meningkatkan pendapatan pemerintah maupun masyarakat sekitar melalui perputaran ekonomi dan kawasan Bali dan sekitarnya.

Pertemuan Tahunan IMF-WBG 2018 ini juga merupakan suatu momentum besar untuk menunjukkan pada investor asing bahwa Indonesia adalah negara yang tepat untuk menanamkan investasi. Kekuatan ekonomi Indonesia selama periode krisis ekonomi adalah sebuah nilai plus. Selain itu, pada 2018 ini Indonesia mendapat ranking ke-72 dari 190 negara untuk peringkat kemudahan berbisnis (Ease of Doing Business) yang dikeluarkan oleh Bank Dunia dari sebelumnya peringkat ke-106 pada 2016 dan ke-91 pada 2017 lalu. Penguatan iklim investasi ini harusnya menjadi sinyal positif bagi para investor untuk menginvestasi dananya di Indonesia.

Tujuan-tujuan tersebut tak lain dan tak bukan demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Perputaran ekonomi yang terjadi di Bali memang tidak dirasakan oleh seluruh penduduk Indonesia secara langsung, tapi hal ini akan menjadi trigger bagi daerah-daerah lainnya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastrukturnya sehingga roda ekonomi di daerah-daerah lain juga akan semakin berjalan.

Oleh karena itu, Indonesia tidak boleh meremehkan dan melewatkan momentum besar ini. Pemerintah harus benar-benar memastikan persiapan yang selama ini dilakukan benar-benar worth-to-pay dan sesuai dengan tujuan yang benar, bukan hanya dihambur-hamburkan untuk hal yang tidak produktif. Selain itu, kita juga harus menunjukkan keramahan serta penerimaan yang baik kepada para tamu. Tak lupa peningkatan keamanan serta persiapan penanggulangan bencana harus disiapkan dengan sangat matang. Tak hanya pemerintah dan panitia nasional saja, masyarakat harus mendukung acara ini demi Indonesia semakin sejahtera dan berjaya di masa mendatang.

Retno Puspita K. Wicaksono mahasiswi Magister Perencanaan Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Indonesia

(mmu/mmu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads