Pilkada, Lahan Para Bandit
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Pilkada, Lahan Para Bandit

Selasa, 31 Mei 2005 17:32 WIB
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
Jakarta - Beruntunglah menjadi seorang bandit di Sumatera Selatan. Setidaknya mereka sangat dibutuhkan pada setiap peristiwa politik. Misalnya mereka dibutuhkan para calon dalam Pilkada. "Kami bukan mau gagah-gagahan, tapi demi keamanan calon kami dari tindakan yang tidak diduga, kami memang melibatkan sejumlah preman.Tapi, tugas mereka cuma melindungi, bukan mengganggu orang," kata seorang tim pemenangan salah satu pasangan di Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan kepada saya beberapa waktu lalu. Menurut sumber ini, mereka bukan tidak percaya polisi, tapi mereka butuh pengaman yang full time. Apakah calonnya punya pistol, sumber ini membenarkan. "Tapi, ada izin," katanya. Para bandit ini, memang disiapkan para calon sejak jauh-jauh hari. Tugas mereka bukan hanya melindungi si calon juga para tim suksesnya. Kebutuhan mereka semuanya dipenuhi: makan, transport, hiburan dan tentu saja honor. "Terus-terang biayanya cukup tinggi," kata seorang tim sukses calon di Ogan Ilir. Meskipun diakui hanya sebagai pelindung, tapi tidak sedikit para bandit ini mempunyai tugas menteror anggota KPU, yang memang punya kuasa mengurus pilkada. "Saya beberapa kali diteror oleh mereka yang tidak dikenal. Mereka mengancam saya apabila menggugurkan calonnya. Dari nada suaranya saya percaya mereka bandit. Tetapi, saya tidak takut, apalagi calon yang lain juga menyodorkan para jagoan guna melindungi saya apabila diganggu," kata Achmad Basit, anggota KPU OKU Selatan. Sebenarnya peranan para bandit di Sumsel dalam suksesi politik bukan hanya dalam Pilkada sekarang ini. Dalam Pemilu 2004 lalu, para bandit ini juga berfungsi melindungi para calon legislatif yang cemas diteror maupun diserang fisik oleh lawan politiknya. "Mereka tidak setia kepada kita. Mereka dapat menjadi musuh kita tergantung berapa besar bayarannya," kata seorang anggota DPRD Sumsel. Menariknya para bandit atau preman ini pun dikondisikan dalam berbagai organisasi, seperti Paguyuban Masyarakat Palembang Bersatu (PMPB). Setiap kali pelantikan pengurusnya, kepala daerah selalu hadir dan turut mengukuhkan. "Ya, tujuannya tentu guna memberdayakan para preman agar menjadi baik dan berguna. Namun, tidak sedikit melihatnya sebagai strategi politik para politisi untuk memperkuat pasukan teror terhadap lawan politik mereka," kata anggota dewan itu. Entahlah. Yang jelas bukan hanya bandit yang dapat kerjaan untuk pilkada. Ada artis dangdut yang laris dapat kontrak kampanye, ada peneliti yang bangga jadi perumus visi misi, ada juga wartawan yang berubah profesi jadi corong calon. Selamat menikmati demokrasi ecek-ecak ini. (/)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads