Makro Ekonomi Indonesia sejak 50 tahun terakhir ini (awal Orba sampai sekarang) praktis stabil begini-begini saja βkecuali saat terkena krisis moneterβ dengan kecenderungan kini memburuk. Dulu pertumbuhan bisa 6-7%, sekarang hanya 5%. Cadangan devisa relatif stabil diukur rationya terhadap impor. Inflasi plus minus sama atau relatif stabil. Rata-rata pertumbuhan kredit perbankan dulu lebih tinggi dari sekarang.
IHSG BEI dari dulu selalu yang paling menguntungkan di Asia, tapi utang negara jelas memburuk sebab dulu (Orba) hanya utang kepada IGGI/CGI dengan ratio pembayaran cicilan dan bunganya terhadap APBN yang amat kecil dibandingkan utang negara saat ini, yang selain ke CGI juga ke pasar bebas yang pemenuhan kewajibannya bisa sampai 25% dari APBN. Tax ratio juga memburuk. Kurs rupiah terhadap valas juga relatif stabil, tapi semasa Orba lebih stabil lagi dengan devaluasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak ada yang perlu dibanggakan dengan makro ekonomi Indonesia sekarang ini. Ada yang bilang ke saya bahwa itu hanyalah manuver para menteri agar tidak terkena reshuffle kabinet. Saya jawab, itu urusan politik. Tapi, yang jelas yang harus diperhatikan dan dijadikan ukuran kesuksesan ekonomi oleh pemerintah adalah keadaan mikro ekonomi. Karena itulah yang betul-betul dirasakan para pelaku ekonomi, baik penjual/produsen maupun pembeli/konsumen.
Propaganda "sukses" yang terus-menerus bisa menyesatkan. Dan, bahayanya lama-lama pemerintah sendiri bisa terlena karena percaya pada kebohongan atau propagandanya sendiri. Kita sedang defisit prestasi makro ekonomi, cuma belum sampai terpuruk. Jadi tanyakanlah pada pasar secara detail apa keluhan mereka.
Stabilitas makro penting, tapi itu saja tidak cukup sebab ukuran sukses sesungguhnya di sektor riil atau mikro. Di mikro kita sedang babak belur. Bersyukur Presiden Jokowi giat membangun infrastruktur yang dalam jangka menengah dan panjang akan mengangkat ekonomi Indonesia.
Fuad Bawazier mantan Menteri Keuangan
(mmu/mmu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini