Mengedukasi Suporter Sepakbola
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Kolom

Mengedukasi Suporter Sepakbola

Kamis, 03 Agu 2017 10:18 WIB
Djoko Subinarto
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
Foto: Ilustrasi: Kiagoos Auliansyah
Jakarta - Jagad sepakbola nasional kembali dirundung duka. Ricko Andrean, salah seorang bobotoh (pendukung) Persib Bandung, yang menjadi korban pengeroyokan salah sasaran, akhirnya meninggal dunia pada Kamis (27/7/2017) lalu. Ricko, yang dikeroyok sejumlah oknum sesama bobotoh dalam laga Persib Bandung kontra Persija Jakarta di Bandung, Sabtu (22/7/2017), sempat dirawat beberapa hari di Rumah Sakit Santo Yusup, Bandung.

Pengeroyokan terhadap Ricko terjadi akibat dirinya berupaya menyelamatkan salah seorang suporter Persija Jakarta yang tengah dikeroyok sejumlah bobotoh. Apes, pada saat itu Ricko sama sekali tidak mengenakan atribut Persib sehingga disangka sebagai salah seorang pendukung Persija.

Meninggalnya Ricko menambah daftar panjang korban kekerasan dalam jagat sepakbola kita. Berdasarkan catatan Save Our Soccer (SOS), seperti dikutip goal.com, Ricko merupakan korban ke-56 kekerasan di kancah sepakbola Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai salah satu cabang olahraga paling populer di planet Bumi ini, sepakbola senantiasa menarik minat dan perhatian banyak kalangan, termasuk para kaum muda. Tidak sedikit anak-anak muda kita yang kemudian menjadi pendukung fanatik klab sepakbola, baik klab sepakbola di luar negeri maupun klab di dalam negeri. Saking fanatiknya, segala macam cara dan upaya mereka lakukan demi bisa mendukung klab kesayangannya.

Dalam industri sepakbola, para suporter merupakan salah satu elemen krusial yang menopang hidup matinya sebuah klab. Selain sponsor, suporter menjadi salah satu andalan bagi datangnya pemasukan finansial sebuah klab. Di sisi lain, tatkala klab bertanding, suporter menjadi "pemain ke-12" yang ikut berperan penting dalam mengatrol mental serta semangat bertanding para pemain klab pujaan mereka.

Di Tanah Air, Persib dan Persija merupakan dua klab besar yang memiliki banyak pendukung fanatik. Sayang, rivalitas tajam dan sengit di antara pendukung kedua kesebelasan ini malah kerap merugikan klab dan pihak lain. Sudah berulang kali Persib dan Persija mendapat sanksi dan denda dari PSSI akibat ulah aksi kekerasan para pendukungnya.

Meninggalnya Ricko Andrean harus menjadi pelajaran berharga bagi para pendukung Persib dan Persija pada khususnya dan para pendukung klab sepakbola pada umumnya. Permusuhan dan kekerasan hanya akan membuat semakin banyak jatuh korban. Sudah saatnya permusuhan diakhiri.

Kita mengapresiasi digelarnya aksi damai bertajuk Seribu Lilin oleh sebagian pendukung Persija dan pendukung Persib sebagai bentuk penghormatan bagi almarhum Ricko Andrean, yang berlangsung di halaman Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (28/07/17) malam silam. Semoga aksi ini menjadi titik awal datangnya perdamaian abadi antara pendukung Persib dan Persija.

Tanggung Jawab Semua Pihak

Pertandingan sepakbola harus menjadi tontonan yang menggembirakan dan membahagiakan. Di samping itu, ia juga harus menjadi tuntunan ihwal bagaimana sikap serta perilaku sportif dan ksatria dipertunjukkan.

Membangun kultur sepakbola yang bebas dari kekerasan antarsuporter adalah tanggung jawab semua pihak, termasuk klab sepakbola itu sendiri. Klab dapat ikut mengedukasi para pendukungnya dengan cara melakukan apa yang disebut sebagai fan coaching clinic.

Metode ini pernah diterapkan antara lain oleh Royal Standard de Liege, klab sepakbola Divisi Satu Belgia. Lewat fan coaching clinic, klab berjuluk Les Rouches ini mengedukasi para suporternya ihwal bagaimana semestinya berperilaku, baik sebelum, selama dan sesudah pertandingan berlangsung.

Melalui sesi fan coaching clinic pula, para suporter diajari agar selalu mampu menghormati para pendukung klab lainnya, menghormati setiap keputusan wasit serta menerima setiap kekalahan secara legawa.

Akhirnya, kita berharap sepakbola di Tanah Air semakin maju. Dan kemajuan itu ditunjukkan antara lain oleh sikap dan perilaku nyata para pendukung klab-klab sepakbola kita yang senantiasa mampu menjunjung sportivitas, persaudaraan, perdamaian dan antikekerasan.

Djoko Subinarto kolumnis lepas, tinggal di Cimahi, Jawa Barat

(mmu/mmu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads