Polemik Bantuan Kemanusiaan
Informasi tentang adanya penyimpangan bantuan kemanusiaan ke Suriah yang jatuh ke tangan kelompok teroris, sempat membuat masyarakat Indonesia resah, ini terjadi setelah Euro News memberikan laporannya dari Aleppo pasca ditinggal pemberontak (14/12/16). Tapi bagi WNI yang tinggal di Suriah, kasus ini bukan merupakan fenomena yang baru.
Berdasarkan informasi dari KBRI Damaskus, sejak permulaan konflik pemerintah Suriah memang amat ketat dan protektif dalam hal memberikan izin masuk bantuan kemanusiaan. Hal ini wajar karena berbagai lembaga bantuan kemanusiaan atau NGO sering kali dijadikan kedok dan memiliki rekam jejak dengan agenda terselubung. Info dari KBRI Damaskus pula, bahwa lembaga kemanusiaan Indonesia yang sejak awal berkoordinasi dengan KBRI adalah afiliasi Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) dan MER-C.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harian Turki, Hurriyet, melaporkan hasil investigasi (3/1/2014) yang menemukan amunisi dan senjata dalam jumlah besar dari truk IHH yang menuju Suriah, dengan kawalan personel intelijen Turki. Terkait IHH, Dubes Rusia untuk PBB pernah berkirim surat ke DK PBB (18/3/2016), bahwa IHH bersama-sama dengan Besar Foundation dan The Iyilikder Foundation mensuplai persenjataan dan logistik kepada ISIS atau Islamic State (IS).
Penutup
Krisis Suriah yang begitu memilukan seharusnya mengetuk hati kita untuk lebih peduli dan melihatnya melalui perspektif kemanusiaan. Turut mendorong dihentikannya perang, bukan malah ikut menyulutnya, atau bahkan mengimpornya ke sini. Untuk itulah penting bagi kita untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di Suriah.
Konflik Suriah memberikan sebuah pelajaran yang amat berharga bagi kita tentang nikmat kebhinekaan dan kewajiban mutlak bersatu padunya antar entitas generasi bangsa, untuk mewujudkan cita-cita Indonesia menjadi baldatun tayyibatun wa rabbun ghafur...
*) M Najih Arromadloni adalah alumni Universitas Kuftaro Damaskus dan Sekjen Ikatan Alumni Syam Indonesia (Alsyami).
(nwk/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini