Jadilah Rembulan JK
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Kolom Djoko Suud

Jadilah Rembulan JK

Jumat, 21 Agu 2015 10:48 WIB
Djoko Suud Sukahar
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
Jadilah Rembulan JK
Jakarta - Rizal Ramli 'menabrak' Rini Soemarno. Dia menantang Wapres JK untuk debat publik. Aturan dilanggar, etika apalagi. Tak salah jika semua menyebut Menko Maritim yang baru dilantik itu 'salah masuk'. Adakah hikmah di balik itu?
 
Reshuffle kabinet yang baru saja dilakukan memberi keyakinan rakyat, mereka layak menempati posisi itu, menggantikan pejabat lama yang kurang maksimal kinerjanya. Tom Lembong jadi Menteri Perdagangan (Mendag), Darmin Nasution menggusur Sofyan Djalil, Pramono Anung menggeser Andi Wijayanto, dan Rizal Ramli menggantikan Indroyono Soesilo di Menko Maritim.
 
Pergantian ini dilakukan cepat dan tepat. Sektor ekonomi sedang bermasalah diisi orang yang berpengalaman di bidangnya. Hanya yang menjadi persoalan, Rizal Ramli tidak langsung bekerja, tetapi menyoroti program kementerian lain yang bukan wilayahnya. Lebih runyam lagi, dia menantang debat Wapres JK.
 
Akibat itu Jokowi kelabakan. Pasca pelantikan, sepekan dilakukan mengurus ini. Mendamaikan, mengakurkan, menjelaskan posisi masing-masing, serta menerangkan kembali garis komando yang tertuang dalam Nawa Cita yang harus diwujudkan. Kini sudah akur dan 'selesai' kendati masih dalam tahapan 'damai tapi gersang'.
 
Menko 'menantang' Wapres 'berpantun ria' memang baru ini kali terjadi. Tapi itu bukan pengalaman baru bagi JK. Dia sering 'berpantun' saat mendampingi SBY. Kebetulan karena sama-sama suka 'pantun', maka terjadi pantun berbalas pantun, memanas, hingga timbul pameo, bahwa inilah matahari kembar. JK dianggap mendestruksi kekuasaan presiden, yang berakhir dengan 'cerainya' SBY-JK digantikan SBY-Boediono.
 
Adakah JK melakukan langkah sama saat mendampingi Jokowi sekarang ini? Kalau kita mau surut ke belakang, sebelum reshuffle direalisasi, sudah santer terdengar, bahwa akan banyak menteri bakal diganti. Jokowi tidak menjawab ketika dikonfirmasi. Dia pura-pura tidak tahu dan tak mau tahu soal itu.
 
Isu ini ditangkap JK. Dia layani awak media yang ingin mendalami rumor itu. Isu yang semula sayup-sayup sampai itu mengental. Jawaban JK seakan memberi penegasan, bahwa tak lama lagi memang banyak menteri yang bakal lepas jabatan. Akibatnya kementerian yang 'terancam' tidak fokus bekerja. Malah di Kementerian Perindustrian timbul teror, Saleh Husin bakal hilang digantikan Rahmad Gobel (Mendag).
 
Menyikapi itu, Jokowi yang tidak suka 'pantun' itu memilih waktu yang tepat. Di sela resepsi perkawinan puteranya di Solo, saat berdampingan dengan JK, lugas dan tegas Jokowi bilang, "Jangan ganggu menteri yang sedang bekerja". Itu diulang. Sejak itu isu pergantian menteri mandeg. Rumor reshuffle kabinet hilang tanpa bekas.
 
Pemimpin itu dalam gatra Jawa adalah matahari. Dia panas dan terang yang menghidupi. Jika otokrasi peneduh dan penyeimbangnya permaisuri, dalam format konstitusi kita adalah wakil presiden. Dia harus menjadi rembulan. Indah mempesona. Tenang menerbitkan cinta. Memberi kedamaian dan kesejukan. Jangan berpikiran menjadi matahari dengan meninggalkan fungsinya. JK masih harus belajar untuk menjadi rembulan itu, kendati sudah mending dibanding saat mendampingi SBY.
 
Rizal Ramli memang 'liar' dan 'jalang'. Mirip puisi Khairil Anwar "Aku" yang tak kenal ruang dan kesopanan. Dia ditantang menantang. Loe jual gue beli. Lupa, bahwa sekarang dia sudah berganti baju, bukan lagi di luar pemerintahan. Dia adalah pejabat negara yang harus menciptakan keteduhan. Berlaku santun sebagai pembantu presiden.
 
Maka jika diambil hikmahnya, langkah Rizal Ramli yang 'urakan' itu adalah cara lain untuk yang lain melakukan instrospeksi. Untuk JK dan Rizal Ramli sendiri. Tapi kalau 'kegaduhan' yang ditimbulkan itu terus gaduh, rasanya tidak salah jika paket reshuffle jilid dua nanti Rizal Ramli include tereliminasi.
 
Benarkah akan ada reshuffle kabinet jilid dua? Soal yang 'beginian' Jokowi memang 'primpen'. Pandai menyimpan rahasia. Tidak ada yang tahu, tapi bisa saja tiba-tiba 'paket menteri baru' diumumkan. Ini yang mengesankan di pemerintahan Jokowi.
 
*) Djoko Suud Sukahar adalah pemerhati sosial budaya, tinggal di Jakarta.

(nwk/nwk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads