Diplomasi Blusukan di Mancanegara
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Diplomasi Blusukan di Mancanegara

Minggu, 07 Des 2014 13:04 WIB
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
Jakarta -

Diplomasi blusukan menjadi karakteristik utama bagi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam menjalankan politik luar negeri Indonesia. Para menteri Kabinet Kerja, termasuk Menteri Luar Negeri, diminta menjalankan visi dan misi presiden yang mengarusutamakan kepentingan ekonomi nasional. Pemerintahan Jokowi berharap dapat memperoleh peluang-peluang baru yang memberi manfaat nyata bagi rakyat Indonesia. Peluang itu tidak hanya terbatas di wilayah kedaulatan Indonesia, namun juga dapat berasal dari berbagai wilayah di mancanegara.

Diplomasi modern memungkinkan pemerintah dan masyarakat menjadi aktor utama dalam hubungan antar-bangsa. Di satu sisi, diplomasi pada umumnya menempatkan pemerintah sebagai aktor utama dalam politik luar negeri. Pemerintah bertindak sebagai perumus dan pelaksana kebijakan luar negeri. Namun demikian, demokratisasi memberi peluang luas kepada masyarakat --baik secara individu maupun kelompok-- untuk berpartisipasi aktif dalam politik luar negeri. Diplomasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan jejaring antar-masyarakat yang telah terjalin dan tersebar di berbagai negara. Selain itu, diplomasi juga bisa dilakukan sebagai prakarsa bersama antara pemerintah dan masyarakat.

Kerjasama antara pemerintah dan masyarakat dalam berdiplomasi diyakini dapat menghasilkan hubungan antar-bangsa yang lebih strategis, berjangka panjang, dan inklusif. Diplomasi semacam itu sangat diperlukan dalam mendorong kegiatan blusukan pemerintahan Jokowi di berbagai negara. Pemerintah, melalui Menlu, dapat memerintahkan para diplomat yang ditugaskan di luar negeri untuk melakukan blusukan. Para diplomat itu pun dapat bekerja sama dengan masyarakat Indonesia di mancanegara untuk mengenal masyarakat, budaya, dan peluang-peluang ekonomi di negara itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun demikian, Indonesia tidak hanya bisa mengandalkan masyarakatnya yang tinggal di negara tertentu untuk menjalin hubungan lebih erat dengan masyarakat dan negara itu. Peran penduduk negara itu --yang disebut sebagai friends of Indonesia-- juga sangat penting dan strategis. Identifikasi dan silaturahmi dengan kelompok masyarakat pecinta Indonesia ini juga dapat mendukung upaya diplomasi blusukan di mancanegara. Oleh karena itu, perwakilan Indonesia di luar negeri perlu meningkatkan kuantitas dan kualitas friends of Indonesia demi kepentingan Indonesia.

Program BSBI

Salah satu caranya adalah melalui program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI). Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Luar Negeri (Kemlu), khususnya Direktorat Diplomasi Publik, telah berinisiatif menyelenggarakan program tahunan BSBI sejak 2003. Kegiatan ini memungkinkan pemuda dan pemudi dari berbagai negara di dunia untuk datang dan mempelajari seni, budaya, masyarakat, dan bahasa Indonesia selama 3 bulan. Dalam mempelajari Indonesia, generasi muda mancanegara itu dapat memilih program reguler atau kekhususan.

Dalam program regular, peserta BSBI diseleksi dan ditempatkan di salah satu dari 5 sanggar seni/budaya di Bandung, Surakarta, Surabaya, Denpasar, dan Makasar. Sedangkan, program kekhususan diadakan di Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Setiap tahun, BSBI memiliki tema khusus sebagai bagian dari diplomasi Indonesia. Pada 2015, BSBI mengambil tema Komunitas ASEAN sebagai upaya meningkatkan pengetahuan peserta tentang ASEAN dan persiapan Indonesia menghadapi Komunitas ASEAN. Di akhir kegiatan, 70-an peserta BSBI menampilkan seni tari dan budaya sebagai salah satu output dari partisipasi Publik (Diplik). Selama 12 tahun ini, prakarsa Direktorat Diplik Kemlu melalui BSBI telah menghasilkan 588 alumni dari 58 negara. Setiap tahun, BSBI menambah partisipasi negara baru untuk memperluas jaringan friends of Indonesia itu. Perkembangan BSBI dan daya tarik generasi muda mancanegara menunjukkan bahwa diplomasi antar-warga (people-to-people diplomacy) tengah berlangsung baik dan meningkat. Penambahan jumlah negara dan peserta BSBI dapat mendorong partisipasi warganegara asing dalam berbagai kegiatan perwakilan Indonesia di luar negeri. Perbedaan latar budaya, pribadi, dan pendidikan menemukan bentuk-bentuk kesepahamannya sendiri melalui ketertarikan atas budaya lain dan kepentingan-kepentingan bilateral lainnya.

Tantangan

Jejaring alumni BSBI yang telah mendunia seharusnya bisa memberikan dampak positif bagi diplomasi blusukan demi meraih kepentingan Indonesia. Program BSBI tidak hanya melibatkan Kemlu, sanggar/kampus, dan peserta, namun juga masyarakat luas lintas-negara.BSBI tentu saja bukan satu-satunya kreasi pemerintah dalam mendorong minat masyarakat internasional untuk mempelajari Indonesia. Namun demikian, persoalan yang dihadapi selalu sama, yaitu bagaimana kelanjutan dari program atau kegiatan tersebut.

Merujuk pada visi dan misi Presiden Jokowi, politik luar negeri Indonesia harus dijalankan dengan mengedepankan kepentingan rakyat, membumi dan menggalakkan diplomasi ekonomi. Dengan memanfaatkan alumni BSBI, misalnya, diplomasi blusukan lebih mudah dilakukan. Kerjasama perwakilan Indonesia di luar negeri dengan alumni BSBI dapat meningkatkan kepercayaan diri para alumni ini. Berbagai kegiatan perwakilan dapat melibatkan mereka secara aktif. Kerinduan mereka terhadap suasana Indonesia dapat diobati melalui undangan kegiatan di kantor perwakilan Indonesia.

Mereka akan dengan senang hati menjembatani kepentingan Indonesia di negara mereka masing-masing. Peran ini mendorong mereka untuk tetap berkumpul sebagai friends of Indonesia. Di Belanda, alumni BSBI bahkan membentuk organisasi Indonesia Nederland Youth Society (INYS). Dengan tujuan yang hampir sama dengan BSBI, pembentukan INYS merupakan salah satu wujud nyata antusiasme generasi muda mancanegara yang berminat bekerjasama dengan pemerintah dan generasi muda Indonesia.

Suatu saat nanti, siapa tahu salah satu di antara mereka akan menjadi orang penting di negara mereka. Dalam sebuah kunjungan ke Indonesia, alumni BSBI itu dapat mengatakan ‘pulang kampung nih’, seperti Presiden AS Barrack Obama.

Keterangan Penulis:
Ludiro Madu, Dosen Prodi Ilmu Hubungan Internasional, UPN “Veteran” Yogyakarta

(es/es)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads