Sebab sejak 69 tahun merdeka, ini merupakan kali pertama Indonesia punya pesawat kepresidenan RI.Β Pesawat Boeing 737-800 untuk presiden RI ini diproduksi Boeing Company sejak 2011. Pesawat itu memiliki rentang sayap 35,79 meter, tinggi 12,50 meter, dan panjang 38 meter. Pesawat canggih ini dipasangi dengan 2Β engineΒ CFM 56-7.Β Pesawat BBJ2 dirancang untuk memuat 4 VVIPΒ class meeting room, 2 VVIPΒ class state room, 12Β executive area, dan 44Β staff area. Interior pesawat dirancang untuk dapat mengakomodasi hingga 67 orang penumpang. Jumlah itu disebut cukup untuk sebuah rombongan presiden.
BBJ2 mampu terbang dengan ketinggian maksimal 41.000Β kaki, mampu terbang selama 10 jam, memiliki kecepatan jelajah maksimum 0,785 mach dan kecepatan maksimum 0,85 mach. Pesawat juga dilengkapi dengan perangkat keamanan dan tangki bahan bakar telah ditambah untuk daya jangkau sampai dengan 10.000 kilometer.Β Dengan kemampuan itu, pesawat ini lebih dari cukup untuk menjangkau seluruh pelosok Tanah Air dan tugas kepresidenan di negara sahabat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah melalui proses 4 tahun, pagi ini kita menyaksikan bersama pesawat kepresidenan khusus didesain untuk jalankan tugas pemerintahan dan kenegaraan dari presiden RI," ujar Sudi, di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (10/4/2014).
Sementara itu, Jokowi yang disebut-sebut sebagai kandidat kuat untuk terpilih sebagai presiden mendatang memanfaatkan peluang ketika diwawancara wartawan terkait pembelian pesawat kepresidenan. Seperti diberitakan merdeka.com pada 11 April 2014, menurutΒ Jokowi, anggaran sebesar itu masih bisa untuk menutupi kebutuhan mendasar di negara ini. "Masih banyak kebutuhan yang mendasar. Salah satu kebutuhan mendasar negara kita adalah pendidikan dan kesehatan. Itu yang harus dipenuhi," kataΒ Jokowi.
Hal itu dikatakanΒ JokowiΒ saat menyambangi Markas Besar Barisan RelawanΒ JokowiΒ Presiden (Mabes Bara JP), di Cipinang Cempedak, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (10/4). Namun, ketika ditanya apakah jika ia terpilih menjadi Presiden nanti akan tetap menggunakanΒ pesawatΒ tersebut,Β JokowiΒ tidak menjawabnya. Ia hanya memberikan senyuman kepada awak media.
Fasilitas Transport Udara untuk Presiden RI
Presiden RI dewasa ini mempunyai peranan internasional yang banyak dan luas, baik yang ada dalam lingkup PBB maupun berbagai kerjasama internasional di luar PBB, baik di bidang ekonomi, sosial maupun politik. Peranan ini juga bukan sebuah kreasi yang mengada-ada, karena di dalam pembukaan UUD juga jelas disebutkan tujuan nasional bangsa Indonesia di antaranya adalah untuk dapat membantu terwujudnya perdamaian dunia. Penjabaran masalah ini tidak terlalu sulit untuk sampai kepada kesimpulan kehadiran Presiden RI di berbagai forum internasional sangat penting dan merupakan bagian dari berbagai tugasnya.
Kita paham, salah satu sarana operasional dari berbagai kegiatan internasional tersebut adalah pertemuan-pertemuan internasional yang harus dihadiri oleh Kepala Negara/Presiden RI sendiri, karena justru di antara forum internasional tersebut Presiden RI bertindak sebagai kordinator atau tugas-tugas dengan fungsi sebagai pimpinan.
Sesuai dengan agenda dari berbagai kerjasama internasional yang ada, pertemuan-pertemuan internasional antar kepala negara tidak dilakukan secara tetap di sesuatu negara, tetapi berpindah-pindah sesuai kesepakatan. Inipun mudah dipahami karena setiap negara ingin negaranya akan menjadi salah satu kawasan yang menjadi tujuan kunjungan banyak bangsa, menjadi pusat sesuatu kegiatan internasional dan tujuan pariwisata dunia.
Seperti juga event internasional di bidang olahraga yang biasa diadakan berdasarkan waktu, kawasan negara atau musim, maka lokasi atau venue sesuatu peristiwa internasional terus berganti-ganti dengan memilih berbagai lokasi yang penting di seluruh dunia. Demikian pula venue untuk berbagai pertemuan sosial, ekonomi maupun politik tingkat kepala negara terus berpindah dari satu negara ke negara yang lain, yang tersebar di semua benua.
Β
Disesuaikan dengan efisiensi, maka agenda kunjungan Presiden ke luar negeri pada umumnya selalu diatur dalam bentuk paket kunjungan, yang mencakup kunjungan ke berbagai negara, yang merupakan gabungan antara kunjungan kenegaraan dan kunjungan untuk sesuatu pertemuan internasional yang diadakan di sesuatu negara. Dengan ciri-ciri kujungan seperti itulah cukup dapat dipahami, bahwa adanya sebuah alat transport khusus bagi perjalanan Presiden untuk berbagai tugas internasional terasa mutlak adanya. Kemutlakan ini secara teknis mudah dipahami karena tidak mungkin Presiden menggunakan pesawat komersial untuk sesuatu rangkaian kunjungan, karena belum tentu tersedia rute penerbangan komersial menuju dan dari negara tersebut.
Pada masa lalu memang memungkinkan bagi perjalanan Presiden keluar negeri, digunakan pesawat milik maskapai Garuda Indonesia misalnya dengan mencarter pesawat DC-10. Tetapi penggunaan sebuah pesawat DC-10 Garuda, secara teknis operasional tentu mengganggu kepentingan Garuda, karena program operasional Garuda yang luas, sehingga sudah lama dipikirkan adanya pesawat khusus bagi tugas-tugas Presiden ke luar negeri.
Keterbatasan jumlah pesawat Garuda yang berbadan lebar juga menjadi masalah, sehingga disimpulkan penggunaan salah satu pesawat berbadan lebar milik Garuda untuk sesuatu perjalanan Presiden ke luar negeri untuk jangka waktu tertentu ternyata bukan alternatif yang tepat. Mengingat kebutuhan maskapai Garuda sendiri yang harus mampu melayani kebutuhan masyarakat baik yang bersifat rutin maupun khusus seperti pada musim haji, maka penggunaaan salah satu pesaat milik Garuda bagi acara khusus Presiden, sering menimbulkan kesulitan.
Demikianlah dengan menyadari bahwa Presiden RI ternyata telah menjadi Presiden dengan peranan internasional yang luas, maka kenyataan adanya kebutuhan alat transport khusus bagi Presiden RI untuk dapat memenuhi permintaan internasional agar Presiden RI bisa tampil di berbagai forum internasional yang diadakan, merupakan kenyataan nyang tidak bisa dihindari.
Dalam hubungan ini pengadaan sebuah pesawat terbang dengan harga mendekati Rp 900 miliar, bukanlah pengadaan sebuah fasilitas pribadi Presiden, tetapi sebuah sarana kerja bagi Presiden RI melaksanakan tugas internasional mupun dalam negerinya. Sebuah jumlah uang yang cukup besar, mungkin yang bisa untuk membangun sekian ratus gedung sekolah atau sekian ratus rumah sakit. Jawabannya adalah NKRI memang bukan negara kecil dan miskin, tetapi NKRI adalah negara yang besar dan kaya, sehingga meskipun harus membeli pesawat yang mahal, tetapi anggaran pembangunan sekolah tetap ada dan harus tetap disediakan juga.
Belum terdengar Pesawat Kepresidenan RI tersebut akan diberi identitas apa, mungkin juga Garuda Satu. Dalam aspek dalam negeri, fungsi Presiden sebagai perekat bangsa pada dasarnya juga mewajibkan Presiden untuk sesering mungkin dapat berkomunikasi langsung dengan seluruh masyarakat Indonesia di seluruh sudut Tanah Air, dengan cara menghadiri berbagai event resmi apapun.
Fasilitas kerja itu kini sudah ada. Oleh sebab itu rakyat jangan khawatir, dalam masa-masa yang akan datang Presiden RI hasil Pilpres 2014 akan sering muncul di berbagai ujung Tanah Air menemui rakyatnya. Dari analisis singkat ini, kita dapat menyimpulkan pendapat capres seperti dikutip media massa di atas sudah proporsional ataukah tidak. Indonesia akan terus jaya.
*) Narila Putri adalah peneliti muda di Kajian Nusantara Bersatu, Jakarta.
(nwk/nwk)











































