Dalam keributan itu, sebagaimana diberitakan oleh banyak media massa, terjadi pemukulan terhadap rombongan dari pengurus DPP (Dewan Pengurus Pusat) PD yang ikut mendampingi Anas dan Ibas. Akibatnya selain membuat Anas, Ibas, dan rombongan lainnya balik kucing, juga menjadikan musyawarah yang hendak dilaksanakan menjadi batal dan tidak jelas kapan dilaksanakan.
Keributan dalam musyawarah nasional, musyawarah daerah, kongres, atau istilah lainnya, di sebuah partai politik adalah suatu hal yang biasa, dan bisa saja dianggap wajar oleh sebagai kalangan. Namun dalam peristiwa di Maluku Utara, di PD, itu lain dari yang lain, sebab ada sesuatu yang sifatnya dasar sekali, dan menyinggung orang paling penting di partai berlambang mercy itu, yakni Susilo Bambang Yudhoyono, sebagai Ketua Dewan Pembina PD. Ketua Dewan Pembina PD yang juga menjabat sebagai Presiden Indonesia merasa 'tersinggung' sebab anaknya, Ibas, dalam posisi terancam keselamatannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun kalau diselusuri, pencopotan Thaib Armaiyn yang sampai saat ini masih menjadi Gubernur Maluku Utara berlawanan dengan apa yang selama ini dilakukan oleh PD, yakni melakukan perekrutan terhadap kepala-kepala daerah untuk menjadi kader atau Ketua Umum PD di daerah. Sebagaimana diketahui, selama ini PD gencar melakukan hal itu. Perekrutan kepala daerah untuk masuk PD, pastinya dilandasi untuk kepentingan pemilu 2014, baik pileg maupun pilpres.
Berbagai janji ditebar oleh pengurus DPP PD kepada para kepala daerah untuk bergabung. Tebar janji itu rupanya mampu membuat luluh banyak kepala daerah, terbukti kepala daerah yang sudah berpartai menjadi kutu loncat ke PD. Contohnya PD berhasil menarik Wali Kota Makassar, Ilham Arif Sirajuddin, yang sebelumnya Ketua Golkar DPD Sulawesi Selatan kemudian menjadi Ketua Umum DPDPD Sulawesi Selatan, 2010-2015. Kemudian Gubenur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zainul Majdi, yang sebelumnya kader Partai Bulan Bintang (PBB), secara resmi menjadi Ketua Umum DPDPDNTB, 2011-2016. Selanjutnya Wakil Gubernur Jawa Barat, Dede Yusuf, juga melakukan hal yang sama, yakni dari PAN meloncat ke PD, serta masih banyak lagi bupati, wali kota, dan gubernur, dari partai lain, meloncat ke PD.
Pencopotan itu tentu merugikan diri Thaib Armaiyn, sebab dalam pilkada Maluku Utara yang akan datang, 2013, pastinya dirinya tidak akan didukung lagi oleh PD. Dampak ke pemerintahannya mungkin akan banyak bantuan atau rencana bantuan dari pemerintah pusat yang dibatalkan atau dicoret, karena pemerintahan pusat yang ada sekarang adalah di bawah Susilo Bambang Yudhoyono. Pembatalan atau pencoretan bantuan sebagai bentuk ketersinggungan atas yang terjadi di Bandara Sultan Babullah itu.
Namun pencopotan itu tentu juga bisa merugikan PD sendiri, sebab masa kerja sebagai Gubernur Maluku, ia terpilih dalam Pilkada 2008, masih ada sisa waktu 1 tahun menduduki jabatan gubernur. Sisa masa jabatan itu tentu akan digunakan oleh Thaib Armaiyn sebaik-baiknya untuk mencari partai lainnya.
Dalam sisa waktu yang ada itulah ia akan menggalang massa, selain untuk kepentingan dirinya dalam pilkada 2013, juga untuk menggembosi masa PD di Maluku Utara. Thaib Armaiyn yang memiliki kedudukan, uang, dan massa di provinsi pemekaran dari Provinsi Maluku itu sangat memungkinkan dirinya untuk tetap berkiprah. Sebagai orang yang berpotensi tentu banyak partai politik yang mau meminang Thaib Armaiyn untuk menjadi ketua umum partai politik.
Masa peralihan dari Thaib Armaiyn ke plt, Sartono Hutomo, tentu tidak akan mengefisienkan PD dalam melakukan konsolidasi di Maluku Utara. Jaringan birokrasi yang selama ini digunakan PD Maluku Utara menjadi putus, sebab dengan rasa sakit hati bisa jadi Thaib Armaiyn akan menggunakan jaringan birokrasinya bukan untuk kepentingan PD lagi, bisa saja untuk kepentingan partai lainnya.
Kesimpulannya adalah masalah yang terjadi di Bandara Sultan Babullah itu tidak akan serunyam ini bila Ibas tidak ada. Bahkan bisa jadi, bila Ibas tidak ikut rombongan itu, banyak pengurus DPP PD, yang ingin Anas lengser dari Ketua Umum PD, akan membela dan mempertahankan Thaib Armaiyn sebagai Ketua DPD PD Maluku Utara. Namun entah karena kurang cerdas atau kurang perhitungan, tim sukses Thaib Armaiyn, hantam kromo saja terhadap kehadiran rombongan petinggi DPP PD yang baru mendarat di Bandara Sultan Babullah. Terlihat di sini tim sukses Thaib Armaiyn kurang cantik bermain dalam politik.
*) Ardi Winangun adalah pengamat politik. Penulis tinggal di Matraman, Jakarta. Nomor kontak: 08159052503
(vit/vit)