Kenapa anda harus selalu sehat? Tidak lain karena situasi hari ini tampaknya agak tidak mengenakkan bagi anda. Beberapa waktu lalu anda merasa disamakan dengan kerbau. Sekarang, ada 'kenakalan' baru di situs youtube, yakni diunggahnya sepotong adegan dari film Downfall, dan diberi 'subtitle' bahasa Indonesia yang seolah-olah terjemahan omongan Hitler. Di situ Hitler digambarkan marah atas album lagu yang baru anda luncurkan. "Sebentar lagi SBY pasti nulis novel. Benar-benar aji mumpung manfaatin popularitasnya," kata Pak Hitler.
"Tapi, lagu-lagu SBY memang bagus, kok," kata salah satu anak buah Hitler.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di luar guyonnya yang niscaya akan mengundang caci-maki dari para pemuja anda, paling tidak kita bisa tahu bahwa si 'penerjemah' Hitler itu menyuarakan ketidakpercayaannya pada koalisi yang terbangun hanya demi menguber jabatan menteri. Dan ia punya kreativitas untuk membuat kritiknya didengar banyak orang.
Pak Presiden, saya benar-benar berharap anda selalu sehat agar anda bisa memenuhi janji pemilu anda. Hal inilah yang anda ingatkan kembali beberapa hari lalu ketika anda menghadiri perayaan Imlek. Dan saya bersyukur jika anda masih ingat janji-janji anda; saya sendiri tidak bisa mengingat apa saja itu. Yang bisa saya ingat hanyalah seruan: "Lanjutkan!" Dan itu sebuah aba-aba, bukan janji sama sekali.
O, maaf, ada satu janji anda yang bisa saya ingat, yakni memberantas korupsi tanpa pandang bulu. Anda tampak sangat meyakinkan karena waktu itu besan anda sendiri dijatuhi hukuman oleh KPK karena kasus korupsi. Tetapi apa yang meyakinkan itu agak pudar ketika muncul kasus kriminalisasi terhadap dua petinggi KPK, dan anda membuat pernyataan bahwa KPK sudah menjadi superbody (pernyataan ini terasa agak menyudutkan KPK waktu itu). Publik mulai menyusun cerita dan spekulasi tersendiri: jangan-jangan ada serangan balik terhadap KPK.
Setelah itu kasus Century meletup dan semakin berlarut-larut. Sekarang seperti tengah berlangsung politik dagang sapi di kalangan para politisi pihak anda dan mereka yang menyerang secara ganas Bu Sri Mulyani dan Pak Boediono. Menjelang berakhirnya kerja Pansus Century sekarang ini, saya kira anda bisa merenungkan kritik si 'penerjemah' Hitler terhadap koalisi yang anda bangun. Koalisi itu memang tampak agak memalukan, Pak Presiden. Sejumlah partai penyokongnya menggugat kebijakan pemerintah dalam soal Century, tetapi mereka tidak rela menteri mereka di-reshuffle.
Di Belanda, baru-baru ini, ketika terjadi perpecahan pendapat di antara partai-partai penyokong koalisi tentang penarikan pasukan dari Afganistan, pemerintahan koalisi bubar karena anggota koalisi yang tidak sepakat dengan perdana menteri menarik menteri-menterinya. Di sini tentu tidak bisa demikian; sistem pemerintahan kita berbeda dari Belanda. Selain itu, dalam kabinet anda tak ada menteri yang mau ditarik atau menarik diri dari lingkaran kekuasaan. Yang disebut-sebut koalisi dalam pemerintahan anda saya kira lebih mirip kendurian, di mana anda membagikan jatah 'besekan' kepada orang-orang yang mau datang memenuhi undangan hajatan pemenangan anda.
Saya kira sudah saatnya anda bersikap tegas ketimbang terus-menerus melakukan kompromi demi mengamankan kekuasaan. Setidaknya, saya pernah melihat anda begitu tegas menjawab pertanyaan yang diajukan kepada anda. Itu saya saksikan di sebuah stasiun televisi kartun sebelum tiba masa kampanye. Seorang anak perempuan berambut tebal berpura-pura menjadi wartawan dan menanyakan kepada anda apa rahasianya sehingga anda bisa menjadi presiden. Dengan penuh percaya diri anda menjawab, โOlahraga, naik gunung, dan... membaca.โ
"Dan apa pesan anda untuk anak-anak seluruh Indonesia?" tanya anak itu lagi.
"Kita harus rajin berolahraga dan taat beragama. Insyaallah kita akan menjadi pemimpin,โ kata anda."
Ketegasan semacam itu saya kira sangat diperlukan baik ketika menghadapi wartawan cilik maupun para politisi bangkotan. Kalau anda terlalu memikirkan kompromi, pastilah Hitler akan Hitler akan marah lagi.
Salam dari saya,
A.S. Laksana (asy/asy)