Korban adalah Koniti (35) dan Dimas anaknya yang baru berumur 1 tahun. Dia adalah istri dari Tarmuji, pria asal Desa Glonggong Kecamatan Wanasari. Koniti tiap hari bekerja sebagai buruh perawat bawang. Sedangkan Tarmuji, suaminya, bekerja sebagai buruh serabutan.
Kematian korban pertama kali diketahui oleh Dwi Anjeli (11) anak dari Koniti. Sebelum berangkat sekolah, Anjeli masuk ke kamar ibunya dan melihat ibunya sudah tidak bernyawa. Dia kemudian meminta tolong pada warga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga menunjuk tempat ditemukan jenazah Dimas (Foto: Imam Suripto/detikcom) |
Ketika melakukan olah TKP, Petugas dari Polres Brebes menemukan jenazah Dimas di tumpukan sampah belakang rumah dengan kondisi kepala nyaris putus. Diduga mayat bayi ini sengaja disembunyikan dengan cara ditutupi batang pohon pisang.
Kapolsek Bulakamba, AKP Harti, menyebut korban Dimas ditemukan saat tim olah TKP sedang memeriksa bagian dapur rumah. Karena kondisi ruangan cukup gelap, polisi berinisiatif membuka pintu belakang agar ada cahaya masuk.
"Saat melihat keluar, ada mayat anak kecil bersimbah darah yang ditutupi pohon pisang," sambungnya.
Polisi juga menemukan pecahan cobek dan pisau dapur. Sementara di dalam kamar, petugas menemukan lagi bagian cobek lainnya. "Dengan melihat kondisi korban yang mengalami luka memar di bagian kepala sampai menghitam, kemungkinan Koniti dipukul pakai cobek itu sampai meninggal," terangnya.
Tetangga korban mengaku tidak menduga kejadian itu. Sukanto, salah satu tetangga, mengaku sekitar Pukul 06.00 WIB melihat Tarmuji keluar rumah. Bahkan dia sempat terlibat pembicaraan ringan.
Sukanto juga mengatakan semasa hidupnya, Koniti pernah menikah dua kali. Pertama menikah dengan Wiryo dikaruniai seorang anak bernama Parto dan Dwi Anjeli. Setelah bercerai dia menikah dengan Tarmuji dan dikaruniai satu anak bernama Dimas. (mbr/mbr)












































Warga menunjuk tempat ditemukan jenazah Dimas (Foto: Imam Suripto/detikcom)