Warga yang sudah berkumpul sejak pagi hari tidak sabar dan khawatir tidak kebagian nasi jangkrik. Mereka terus merangsek ke barisan depan dan menembus pagar jaga, sehingga menimbulkan situasi kurang kondusif.
Petugas jaga pun segera melakukan evakuasi lansia dan anak-anak yang sempat terinjak warga lain.
Nasi jangkrik sendiri merupakan nasi yang dibungkus daun jati dengan lauk daging kerbau atau kambing. Lauk tersebut dimasak menggunakan bumbu garam asam atau yang akrab disebut bumbu jangkrik. Dari sinilah, disebut nasi jangkrik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya datang bersama anggota keluarga yang lain. Ini sudah tradisi tahunan," ujarnya, Sabtu (30/9/2017).
Warga meyakini, nasi jangkrik dapat membawa berkah Tuhan melalui Sunan Kudus.
"Nantinya dibawa pulang untuk dimakan bersama keluarga, semoga mendapat berkah," lanjutnya.
Tradisi bagi nasi jangkrik sendiri adalah rangkaian buka luwur Sunan Kudus yang dilaksanakan tiap 10 Muharam, untuk menandai penggantian kelambu makam Sunan Kudus. Setelah doa, sekitar 30 ribu nasi jangkrik dibagikan kepada warga.
"Tradisi ini memang sudah rutin dilakukan, dan saya selalu menyempatkan diri untuk menyaksikan, bahkan ikut berebut nasi jangkrik," tandas Putri Pungkas Sari, Mahasiswi STAIN Kudus asal Jepara. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini