Kasus Didin Disinyalir Pengalihan Kasus Kerusakan Lingkungan di Pangrango

Kasus Didin Disinyalir Pengalihan Kasus Kerusakan Lingkungan di Pangrango

Syahdan Alamsyah - detikNews
Jumat, 12 Mei 2017 16:21 WIB
Sabang Sirait ketua SKI, menunjukkan kerusakan di kawasan Gunung Pangrango/Foto: Syahdan Alamsyah
Bandung - Sekelompok pecinta lingkungan dari Yayasan Surya Kadaka Indonesia (SKI) menduga kasus yang menimpa Didin (48) yang ditahan Polisi Hutan karena mengambil Cacing Sonari pengalihan dari masalah lebih besar yang dihadapi pihak Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP).

SKI menemukan fakta lahan seluas kurang lebih 35 hektar di atas ketinggian 2.000 Mdpl mengalami kerusakan. Kerusakan lahan di zona inti kawasan konservasi tersebut berupa penggalian dan penebangan pohon tersebut pertama kali terdeteksi oleh SKI. Hal itu diduga karena perburuan cacing kalung. Namun bukan karena dilakukan oleh warga sekitar. Disinyalir aktivitas tersebut sudah berlangsung sejak tahun 2013 atau empat tahun lebih.

"Tahun lalu atau sekitar bulan Agustus tim kita sebanyak lima orang naik ke atas (gunung). Kita kaget melihat kenyataan ada hektaran lahan rusak dan berantakan. Untuk mencapai lokasi itu butuh waktu 8 jam perjalanan," kata Sabang Sirait ketua SKI saat berbincang dengan detikcom di kantor sekretariat SKI, Cianjur, Jumat (12/05/2017) siang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sabang menuturkan penemuan lahan rusak tersebut berawal dari inisiatifnya yang berniat mencari sumber air hulu sungai Cikundul pasca bencana banjir bandang yang merendam pemukiman penduduk tahun 2013.

Sabang memerlihatkan beberapa bukti dokumentasi atau foto berupa kondisi lahan yang rusak tersebut. "Ini buktinya. Kerusakan di beberapa tempat, kita ukur sekitar 35 hektar. Antara satu lokasi dengan lokasi lain tidak berjauhan paling sekitar 100 meter," katanya.

Di lokasi tersebut, pihaknya menemukan beberapa bekas paculan dan batang pohon yang ditebang serta sejumlah saung atau pondokan dari terpal. Dari hasil identifikasi di lokasi, kerusakan tersebut akibat pencarian cacing Kalung.

"Dari temuan itu kita terus investigasi, kita kembangkan. Tanya warga dan pihak-pihak yang sekiranya mengetahui terhadap aktivitas ini. Akhirnya kita dapat informasi jika aktivitas perburuan cacing Kalung ini sudah berlangsung lama. Para pelakunya bukan warga sini, tapi dari luar daerah. Mereka naik lewat jalur tidak resmi, dari Gunung Mas dan Taman Safari," kata Sabang memaparkan.

Kendati sudah berlangsung lama dan secara kasat mata berdampak pada kerusakan lahan, namun pihak berwenang, dalam hal ini petugas dari Balai Besar TNGGP seolah tidak mengetahui adanya aktivitas tersebut.

"Tidak tahu atau pura-pura tidak tahu atau memang sengaja ada pembiaran, kita tidak tahu. Padahal, sebelumnya juga banyak warga yang melapor, tapi tidak disikapi," ucapnya. (ern/ern)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads