Direktur Medik dan Keperawatan RSHS, Nucky Nursjamsi Hidayat menjelaskan, tim dokter saat ini sudah melakukan proses amputasi terhadap lengan kanan Jamaludin. Tindakan tersebut dilakukan karena kondisi Jamaludin sudah melebihi batas ambang messcore yang masih bisa ditangani dalam angka tujuh.
"Dari messcore anak ini sudah di atas 11 sehingga harus diambil tindakan. Dan dari kondisinya juga sudah tidak memungkinkan, pembuluh darahnya hilang. Dan luka yang dialami relatif lama jadi tidak mungkin diselamatkan lagi tangannya," beber Nucky saat berbincang dengan detikcom di RSHS, Kamis (26/1/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tempat yang sama dokter ortopedi Jamaludin, Ghuna Arioharjo Utoyo mengatakan, saat ini pihaknya tengah fokus dalam perawatan luka. Jamaludin nantinya harus menjalani operasi, pembersihan, hingga penutupan luka.
Setelah itu jika kondisi sudah mulai membaik maka Jamaludin bisa masuk dalam proses penggunaan lengan palsu. Pemasangan lengan palsu tersebut terdapat beberapa jenis dan harga mulai dari puluhan, ratusan, hingga miliaran rupiah yang sudah berteknologi robotic.
"Kalau sekarang tingkat kesadarannya cukup bagus hanya masih shok aja. Komunikasi bisa tapi masih terbata-bata. Kalau kasat mata terlihat sudah ada sisa (tulang), tapi kalau di x-ray ada sisa sedikit. Jadi nanti setelahnya bisa pakai lengan palsui yang sifatnya fungsional atau kosmetik," pungkas Ghuna.
Seperti diketahui, Jamaludin kehilangan sepasang lengannya gara-gara mengalami insiden di tempat produksi bata milik keluarganya di Kampung Cisanta, RT 3 RW4, Desa Cikarang, Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut pada Sabtu 21 Januari lalu sekira pukul 8.00 WIB.
Dalam insiden tersebut lengan kiri jamal putus seketika karena 'tertelan' mesin press bata. Sementara tangan kanannya mengalami luka parah dengan kondisi remuk dan patah. Namun karena keterlambatan penanganan akhirnya harus diputuskan lengan kanan Jamaludin diamputasi. (ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini