Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memecat puluhan duta besar (dubes) yang diangkat di bawah pemerintahan eks Presiden AS Joe Biden. Pemecatan oleh Trump sebagai bagian dari perombakan besar-besaran untuk menyelaraskan korps diplomatik dengan prioritas kebijakan luar negerinya.
Dilansir AFP, Selasa (23/12/2025), para kepala misi, sebagian besar diplomat karier, telah diberitahu bahwa mereka harus meninggalkan jabatan mereka pada pertengahan Januari, menurut Asosiasi Layanan Luar Negeri Amerika (AFSA), yang mewakili karyawan Departemen Luar Negeri.
Laporan pers mengatakan duta besar dari 30 negara akan terpengaruh, terutama di Afrika. Pemecatan tersebut pertama kali dilaporkan oleh Politico.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun sudah lazim bagi suatu pemerintahan untuk merombak duta besar yang diangkat ke pos-pos strategis atau ibu kota dan untuk menunjuk donor atau pendukung, perubahan besar-besaran yang menargetkan diplomat karier seperti itu tidak biasa sebelum masa jabatan mereka berakhir atau pengganti mereka diangkat.
Asosiasi Layanan Luar Negeri Amerika mengatakan telah menerima "laporan yang kredibel dari anggota kami di pos-pos diplomatik di seluruh dunia bahwa beberapa duta besar karier, yang diangkat selama pemerintahan Biden, telah diarahkan melalui panggilan telepon untuk mengosongkan jabatan mereka pada tanggal 15 atau 16 Januari."
"Tidak ada penjelasan yang diberikan untuk pemecatan ini," tambah asosiasi tersebut dalam unggahannya di Facebook.
"Memecatkan diplomat senior tanpa alasan yang jelas merusak kredibilitas AS di luar negeri dan mengirimkan sinyal yang menakutkan kepada Dinas Luar Negeri profesional: pengalaman dan sumpah setia kepada Konstitusi dikesampingkan demi loyalitas politik," katanya.
Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri mengatakan pada Senin (22/12), bahwa pergantian duta besar adalah "proses standar dalam pemerintahan mana pun."
"Seorang duta besar adalah perwakilan pribadi Presiden, dan merupakan hak Presiden untuk memastikan bahwa ia memiliki individu di negara-negara ini yang memajukan agenda 'America First'," kata pejabat itu dengan syarat anonim. Pejabat tersebut tidak mengkonfirmasi detail pemecatan, atau negara mana yang terkena dampaknya.
Pada masa jabatan keduanya, Presiden Donald Trump dan Menteri Luar Negeri Marco Rubio telah merombak diplomasi AS untuk memfokuskan prioritas seperti memerangi imigrasi ilegal, memangkas bantuan luar negeri, dan kebijakan keberagaman. Rubio telah mengawasi pemecatan ratusan personel di Departemen Luar Negeri, dan Trump telah menempatkan loyalis sebagai duta besar kunci.
Saksikan Live DetikPagi :











































