Senator Amerika Serikat (AS) Lindsey Graham menyerukan aksi militer terhadap kelompok Hamas dan Hizbullah, jika kedua kelompok yang didukung Iran itu menolak untuk melucuti senjata mereka. Senator Partai Republik ini menuduh Hamas sedang mengkonsolidasikan kekuasaan di Jalur Gaza.
Seruan tersebut, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Senin (22/12/2025), disampaikan Graham saat dia berkunjung ke Israel pada Minggu (21/12) waktu setempat. Graham yang merupakan Senator South Carolina ini dikenal sebagai sekutu setia Presiden AS Donald Trump.
Gencatan senjata Gaza, yang dimulai pada Oktober lalu dan berlaku secara rapuh, telah menghentikan perang yang berkecamuk selama dua tahun antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza, meskipun kedua belah pihak saling menuding adanya pelanggaran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gencatan senjata terpisah antara Israel dan Hizbullah, yang bermarkas di Lebanon, juga mulai berlaku pada November 2024 setelah lebih dari setahun permusuhan. Namun Tel Aviv terus melancarkan serangan di wilayah Lebanon, yang diklaim menargetkan posisi Hizbullah.
Israel telah menjadikan perlucutan persenjataan kedua kelompok militan tersebut sebagai syarat utama untuk perdamaian yang bertahan lama.
"Sangat penting bagi kita untuk segera menyusun rencana, memberikan Hamas batasan waktu, memberikan mereka waktu untuk mencapai tujuan perlucutan senjata," kata Graham dalam konferensi pers selama kunjungan ke Israel.
"Dan jika tidak, saya akan mendorong Presiden Trump untuk mengerahkan Israel untuk menghabisi Hamas," ujarnya.
"Ini adalah perang yang panjang dan brutal, tetapi Anda tidak akan berhasil di mana pun di wilayah ini sampai Anda berhasil menyingkirkan Hamas dari masa depan Hamas dan melucuti senjata mereka," tegas Graham dalam pernyataannya.
Dia menambahkan bahwa tahap kedua gencatan senjata Gaza akan gagal jika Hamas tetap dibiarkan memiliki senjata.
"Sekitar 90 hari setelah gencatan senjata, mereka (Hamas-red) sedang mengkonsolidasikan kekuasaan di Gaza," sebut Graham.
Lebih lanjut, dia menyerukan keterlibatan militer melawan Hizbullah jika kelompok itu juga tidak menyerahkan persenjataannya.
"Jika Hizbullah menolak untuk menyerahkan senjata berat mereka, di masa mendatang kita harus terlibat dalam operasi militer bekerja sama dengan Lebanon, Israel, dan Amerika Serikat, di mana kita akan terbang bersama Israel... untuk menumpas Hizbullah," cetusnya.
Pemerintah Lebanon telah mulai melucuti senjata Hizbullah, dimulai dari wilayah selatan negara tersebut, dan bersikeras akan menyelesaikan rencana tersebut. Namun, Israel mempertanyakan efektivitas militer Lebanon, dan Hizbullah sendiri berulang kali menolak untuk meletakkan senjata.
Sementara para mediator gencatan senjata Gaza, yaitu AS, Qatar, Mesir, dan Turki, mendesak Israel dan Hamas untuk menegakkan gencatan senjata. Para mediator mendesak implementasi fase kedua gencatan senjata Gaza, yang juga mencakup demiliterisasi wilayah tersebut, termasuk perlucutan senjata Hamas.
Tonton juga video "AS Bombardir Suriah, Targetkan 70 Lokasi ISIS"











































