Sering Absen, Putra Mantan Presiden Brasil Didepak dari Parlemen

Sering Absen, Putra Mantan Presiden Brasil Didepak dari Parlemen

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 19 Des 2025 13:21 WIB
Sering Absen, Putra Mantan Presiden Brasil Didepak dari Parlemen
Eduardo Bolsonaro (dok. EVARISTO SA/AFP/File)
Brasilia -

Dewan Perwakilan Rakyat Brasil mencopot Eduardo Bolsonaro, salah satu putra mantan Presiden Jair Bolsonaro, dari majelis rendah parlemen tersebut. Eduardo dicopot karena selalu absen atau tidak pernah hadir dalam sidang selama berbulan-bulan.

Sejak Februari lalu, seperti dilansir AFP, Jumat (19/12/205), Eduardo tidak pernah menghadiri sidang parlemen di Brasilia, ibu kota Brasil, karena dia tinggal di Amerika Serikat (AS) untuk melobi Washington agar membantu ayahnya, yang saat ini dipenjara karena mencoba melakukan kudeta.

Eduardo, yang merupakan putra ketiga Bolsonaro, menurut dokumen yang diperoleh AFP, telah melampaui jumlah ketidakhadiran yang diizinkan oleh otoritas Dewan Perwakilan Rakyat Brasil, majelis rendah parlemen negara tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Upaya-upaya lobi yang dilakukan keluarga Bolsonaro hanya membuahkan hasil sampai batas tertentu -- setidaknya pada awalnya. Namun akhirnya Eduardo dicopot dari kursinya di parlemen.

Belum ada tanggapan dari Eduardo ataupun pihak Bolsonaro atas keputusan parlemen Brasil tersebut.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, Bolsonaro yang dibui sejak November untuk menjalani masa hukuman 27 tahun penjara atas dakwaan merencanakan kudeta terhadap pemerintahan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva, bisa dikurangi hukumannya berdasarkan undang-undang yang disetujui parlemen pada Rabu (17/12).

Undang-undang itu masih membutuhkan tanda tangan Lula da Silva untuk bisa diberlakukan secara resmi. Dalam pernyataan pada Kamis (18/12), seperti dikutip The Guardian, Lula da Silva berjanji akan memveto undang-undang tersebut.

Kasus yang menjerat Bolsonaro ini menarik perhatian khusus Presiden AS Donald Trump, yang berulang kali menyebut persidangan sekutunya itu sebagai "perburuan penyihir" -- bahasa yang sama yang dia gunakan ketika dirinya dituduh berkolusi dengan Rusia untuk memenangkan pilpres AS tahun 2016 lalu.

Trump memberlakukan tarif 40 persen untuk ekspor Brasil ke AS pada Agustus lalu sebelum harga kopi -- produk utama Brasil -- mulai melonjak. Tarif besar AS itu sebagian besar telah dicabut pada November lalu, setelah Trump melakukan pertemuan tatap muka dengan Lula da Silva pada Oktober.

Pemerintahan Trump juga sempat memberikan sanksi kepada seorang hakim pada Mahkamah Agung Brasil, Alexandre de Moraes, yang memimpin persidangan kasus Bolsonaro dan menjatuhkan hukum 27 tahun penjara kepadanya. Namun sanksi tersebut telah dicabut sejak awal bulan ini.

Tonton juga video "Presiden Lula Terkejut Operasi Narkoba di Brasil Tewaskan 132 Orang"

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads