Otoritas Jepang telah mencabut peringatan tsunami yang dikeluarkan setelah gempa bumi dengan Magnitudo (M) 6,9 melanda wilayah timur laut negara itu pada hari Jumat (12/12). Demikian disampaikan Badan Meteorologi Jepang (JMA), dilansir kantor berita AFP, Jumat (12/12/2025).
JMA sebelumnya menetapkan Magnitudo gempa bumi tersebut sebesar 6,7. Belum ada laporan mengenai kerusakan maupun korban usai gempa ini.
Gempa tersebut terjadi pada pukul 11:44 waktu setempat di lepas pantai prefektur Aomori dengan kedalaman 20 km (12 mil). Gempa ini terjadi setelah gempa yang lebih besar, dengan M 7,5, mengguncang wilayah yang sama pada Senin malam lalu.
Stasiun televisi NHK melaporkan bahwa tingkat guncangan lebih rendah daripada gempa yang lebih besar pada Senin malam lalu, yang menyebabkan barang-barang berjatuhan dari rak, merusak jalan, memecahkan jendela, dan memicu gelombang tsunami hingga 70 sentimeter.
Otoritas Regulasi Nuklir mengatakan pada hari Jumat (12/12) bahwa tidak ada tanda-tanda anomali langsung di fasilitas nuklir wilayah tersebut.
Sebelumnya, setelah gempa Senin lalu, JMA telah menerbitkan peringatan khusus yang memperingatkan bahwa gempa lain dengan ukuran serupa atau lebih besar mungkin terjadi dalam satu minggu ke depan.
Peringatan tersebut mencakup wilayah Sanriku di ujung timur laut pulau utama Jepang, Honshu, dan pulau Hokkaido, yang menghadap Samudra Pasifik.
Wilayah ini dihantui oleh kenangan gempa bawah laut dahsyat berkekuatan M 9,0 pada tahun 2011, yang memicu tsunami yang menyebabkan sekitar 18.500 orang tewas atau hilang.
(ita/ita)