Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan ia berencana untuk "menelepon" pada hari Rabu (10/12) mengenai bentrokan yang kembali terjadi antara Thailand dan Kamboja.
Dalam pidato kampanye kepada para pendukungnya di negara bagian Pennsylvania, AS timur laut, pada hari Selasa (9/12) waktu setempat, Trump menyebutkan berbagai konflik yang telah ia tangani secara diplomatik. Dia melanjutkan dengan mengatakan: "Dan saya benci mengatakan ini, salah satunya adalah Kamboja-Thailand, yang dimulai hari ini."
"Besok, saya harus menelepon, dan saya pikir mereka akan mengerti," imbuh Trump, dilansir kantor berita AFP, Rabu (10/12/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Siapa lagi yang bisa mengatakan, 'Saya akan menelepon dan menghentikan perang antara dua negara yang sangat kuat'?" cetus pemimpin AS tersebut.
Trump ikut menandatangani gencatan senjata antara Kamboja dan Thailand pada bulan Oktober lalu selama kunjungannya ke Asia.
Dilansir BBC, Rabu (10/12/2025), perselisihan antara Thailand dan Kamboja telah berlangsung selama lebih dari satu abad. Itu bermula ketika batas-batas kedua negara ditetapkan setelah pendudukan Prancis atas Kamboja.
Permusuhan meningkat pada tahun 2008, ketika Kamboja berupaya mendaftarkan kuil abad ke-11 yang terletak di area yang disengketakan, sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.
Langkah tersebut disambut dengan protes keras dari Thailand.
Selama bertahun-tahun, bentrokan sporadis telah terjadi, mengakibatkan tewasnya tentara dan warga sipil dari kedua belah pihak.
Ketegangan terbaru meningkat pada Mei, setelah seorang tentara Kamboja tewas dalam sebuah bentrokan.
Insiden ini menjerumuskan hubungan kedua negara ke titik terendah dalam lebih dari satu dekade.
Menjelang pecahnya pertempuran pertama pada bulan Juli lalu, kedua negara telah memberlakukan pembatasan di perbatasan.
Kamboja telah melarang impor dari Thailand, termasuk buah dan sayuran, pasokan listrik, dan layanan internet. Kedua negara juga telah memperkuat kehadiran pasukan di sepanjang perbatasan dalam beberapa pekan terakhir.











































