Presiden Kolombia Gustavo Petro memerintahkan penyelidikan terhadap sejumlah mayat yang ditemukan terdampar di pantai negara tersebut. Otoritas Bogota menduga mayat-mayat itu merupakan korban serangan Amerika Serikat (AS) terhadap kapal yang diduga mengangkut narkoba di Karibia dan Pasifik Timur.
Petro, seperti dilansir Anadolu Agency, Senin (8/12/2205), membagikan foto dan video via media sosial X yang menunjukkan mayat-mayat yang ditemukan di area pantai La Guajira, sebuah wilayah di Kolombia bagian utara.
Wilayah Kolombia bagian utara diketahui berbatasan dengan Venezuela di dekat Laut Karibia, yang menjadi lokasi AS melancarkan rentetan serangan yang diklaim sebagai bagian dari operasi antinarkotika.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Petro mengatakan bahwa mayat-mayat itu akan diidentifikasi untuk diketahui identitas dan asal kewarganegaraannya.
"Mayat-mayat ditemukan di ujung utara La Guajira. Kami menunggu identifikasi oleh tim forensik," kata Petro dalam pernyataannya.
Petro, dalam pernyataannya, mengatakan bahwa mayat-mayat itu tampak mengambang di laut lepas La Guajira.
Dia juga mengatakan bahwa dirinya telah meminta spesialis kedokteran forensik untuk memastikan identitas mereka dan berkoordinasi dengan kantor kejaksaan Venezuela.
"Kemungkinan mereka tewas akibat pengeboman di laut," ujar Petro.
Militer AS telah melancarkan setidaknya 22 serangan di kawasan tersebut terhadap kapal-kapal yang diduga menyelundupkan narkotika, sejak September lalu.
Berdasarkan data otoritas AS, total sedikitnya 87 orang tewas akibat rentetan serangan militer tersebut.
Di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, AS telah memperluas operasi militer di seluruh kawasan Amerika Latin dalam beberapa bulan terakhir. Washington mengerahkan pasukan Marinir, kapal-kapal perang, sejumlah jet tempur, pesawat pengebom, kapal selam dan drone ke kawasan tersebut.
Simak juga Video 'Presiden Kolombia: Saya Tak Akan Pernah Berbisnis degan AS!':











































