Netanyahu Pilih Jenderal Tanpa Latar Belakang Intelijen Jadi Bos Mossad

Netanyahu Pilih Jenderal Tanpa Latar Belakang Intelijen Jadi Bos Mossad

Rita Uli Hutapea - detikNews
Jumat, 05 Des 2025 13:59 WIB
Netanyahu Pilih Jenderal Tanpa Latar Belakang Intelijen Jadi Bos Mossad
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (Foto: REUTERS/Nathan Howard)
Jakarta -

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memilih sekretaris militernya, seorang jenderal tanpa latar belakang intelijen, sebagai kepala badan intelijen luar negeri, Mossad yang baru.

Dalam sebuah pernyataan pada Kamis (4/12) waktu setempat, kantor Netanyahu mengumumkan keputusan untuk menunjuk Mayor Jenderal Roman Gofman sebagai kepala badan intelijen tersebut. Disebutkan bahwa ia akan menggantikan kepala Mossad saat ini, David Barnea, yang masa jabatan lima tahunnya berakhir pada Juni 2026 mendatang.

Dilansir kantor berita AFP, Jumat (5/12/2025), Gofman lahir di Belarusia pada tahun 1976 dan pindah ke Israel pada usia 14 tahun. Ia bergabung dengan korps lapis baja militer pada tahun 1995 dan meniti karier panjang di militer.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada awal perang Gaza usai serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel, Gofman adalah seorang komandan pusat pelatihan infanteri nasional.

ADVERTISEMENT

Ia terluka parah pada 7 Oktober dalam bentrokan dengan kelompok Hamas di Sderot, sebuah kota di Israel selatan dekat perbatasan Gaza.

Gofman kemudian bergabung dengan kabinet Netanyahu pada April 2024.

Gofman tidak berasal dari badan yang akan dipimpinnya, namun pengangkatannya tidak menimbulkan kontroversi politik.

"Gofman adalah seorang perwira yang sangat berjasa," demikian pernyataan dari kantor Netanyahu, seraya menambahkan bahwa penunjukannya di masa perang sebagai sekretaris militer perdana menteri "membuktikan kemampuan profesionalnya yang luar biasa."

Uri Misgav, seorang kolumnis untuk surat kabar sayap kiri terkemuka Israel, Haaretz, adalah salah satu dari sedikit suara yang mengkritik pengangkatan tersebut. Dia menyebut Gofman "tidak layak untuk memimpin Mossad" karena kurangnya pengalamannya di bidang intelijen.

Dianggap sebagai salah satu badan intelijen terbaik di dunia, Mossad disebut tidak mengalami kegagalan intelijen akibat serangan 7 Oktober karena wilayah-wilayah Palestina sejak lama berada di luar jangkauan operasinya.

Namun, para kepala badan Shin Bet dan Aman (intelijen militer) mengundurkan diri setelah mengakui tanggung jawab mereka atas kegagalan tersebut.

Mossad tampil menonjol di mata warga Israel dalam perang multi-front yang telah berlangsung sejak 7 Oktober.

simak juga Video Netanyahu Tolak Negara Palestina: Saya Menolak Upaya Ini!

Halaman 3 dari 2
(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads