Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan rencana untuk memperluas larangan penggunaan ponsel dari sekolah menengah pertama (SMP) hingga ke sekolah menengah atas (SMA).
Macron, seperti dilansir Anadolu Agency dan Politico, Senin (1/12/2025), mengatakan bahwa para siswa SMA "kemungkinan" akan dilarang menggunakan ponsel di sekolah mulai tahun depan.
Para siswa di sekolah dasar dan college -- setara SMP -- telah dilarang untuk menggunakan ponsel saat berada di sekolah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Macron menyebut bahwa tahap pertama larangan ponsel itu berjalan "cukup baik". Dia pun menyatakan dukungan untuk memperluas kebijakan tersebut ke lycees, jenjang akhir pendidikan menengah di Prancis, atau setara SMA, di mana para siswanya berusia antara 15-18 tahun.
"Kita telah menghapus penggunaan ponsel dari sekolah-sekolah menengah pertama. Kita kemungkinan akan memperluasnya ke sekolah menengah atas pada tahun ajaran mendatang," ucap Macron, saat berbicara dalam acara yang digelar grup surat kabar regional Ebra di Mirecourt, timur laut Vosges, pada Jumat (28/11).
Dia menegaskan kembali bahwa Menteri Pendidikan Edouard Geffray "sedang memeriksa hal ini".
"Ini adalah tempat di mana Anda belajar, dan tempat di mana Anda berinteraksi," sebut Macron, yang semakin menyoroti meningkatnya kasus kesepian dan masalah kesehatan mental di kalangan anak muda.
Namun, melarang ponsel di SMA mungkin mengharuskan para anggota parlemen Prancis untuk mengesahkan undang-undang baru.
Majelis Nasional Prancis telah menyetujui larangan itu pada tahun 2018 lalu Tetapi undang-undangnya hanya secara eksplisit mencakup jenjang prasekolah, taman kanak-kanak, sekolah dasar, dan sekolah menengah pertama di negara tersebut.
Pengaruh Macron terhadap politik dalam negeri Prancis telah memudar setelah kehilangan kendali atas parlemen tahun 2024 lalu. Dalam beberapa pekan terakhir, Macron berusaha untuk kembali ke panggung politik domestik dengan serangkaian penampilan yang didedikasikan untuk membahas cara menghadapi tantangan yang diberikan media sosial dan platform online yang besar.
Ketika diminta untuk meyakinkan Prancis tentang "campur tangan asing dan disinformasi politik", Macron menolak untuk memberikan "keyakinan kosong". Dia menekankan perlunya "menjaga sedikit rasa kekhawatiran" saat Prancis menghadapi "momen pergolakan dan ketidakpastian yang besar".
"Ada perang informasi yang sedang dilancarkan oleh kekuatan asing," sebutnya.
Macron juga mendesak Prancis untuk menjadi lebih kuat "secara militer dan teknologi".
Tonton juga video "Prancis Buat Komite untuk Bantu Palestina Susun Konstitusi"











































