Insektisida diyakini menjadi penyebab kematian empat turis asal Jerman, yang merupakan satu keluarga, saat berlibur di Istanbul, Turki. Keempat turis itu diyakini tewas akibat keracunan gas yang dipakai untuk mengatasi serangan hama, yang digunakan oleh pihak hotel tempat mereka menginap.
Kasus yang menggegerkan publik ini, seperti dilansir AFP, Rabu (26/11/2025), awalnya dicurigai sebagai kematian akibat keracunan makanan. Namun belakangan terungkap bahwa keempat turis yang terdiri atas ayah, ibu, dan dua anaknya yang masih kecil itu kehilangan nyawa akibat keracunan zat kimia.
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Rabu (26/11/2025):
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- Geser Tokyo, Jakarta Kini Jadi Kota Terpadat di Dunia
Jakarta menduduki peringkat teratas sebagai kota dengan penduduk paling padat di dunia, berdasarkan laporan terbaru Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dengan perkiraan populasi 41,9 juta jiwa penduduk, Jakarta menggeser Tokyo yang sebelumnya dinobatkan sebagai kota terpadat di dunia.
Laporan "Prospek Urbanisasi Dunia 2025" yang dirilis Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial PBB, seperti dilansir NBC News dan Al Jazeera, Rabu (26/11/2025), menempatkan Jakarta di posisi pertama dalam daftar kota terpadat di dunia, yang didominasi negara-negara Asia.
Dalam daftar terbaru itu, Jakarta naik dari posisi kedua menggantikan Tokyo, yang dinobatkan sebagai kota terdapat di dunia dalam laporan PBB tahun 2020 lalu. Jika dibandingkan dengan data tahun 2018, Jakarta melonjak dari peringkat ke-33 dalam daftar tersebut.
- Bangladesh Sita 10 Kg Emas Milik Mantan PM Hasina
Otoritas antikorupsi di Bangladesh telah menyita sekitar 10 kilogram emas senilai sekitar US$1,3 juta dari loker bank milik mantan Perdana Menteri Bangladesh (PM) Sheikh Hasina.
Pejabat dari Central Intelligence Cell (CIC) di Badan Pendapatan Nasional mengatakan penemuan itu terjadi setelah membuka loker-loker yang disita pada bulan September lalu.
"Berdasarkan perintah pengadilan, kami membuka loker-loker tersebut dan menemukan sekitar 9,7 kilogram emas milik mantan perdana menteri," kata seorang pejabat senior CIC yang meminta identitasnya dirahasiakan, dilansir kantor berita AFP, Rabu (26/11/2025).
- Tangkal Ancaman China, Taiwan Siapkan Anggaran Pertahanan Rp 664 T
Pemerintah Taiwan akan mengajukan anggaran pertahanan tambahan sebesar NT$ 1,25 triliun, atau setara Rp 664 triliun, sebagai bentuk penegasan tekad dalam mempertahankan diri menghadapi ancaman yang semakin meningkat dari China.
Hal tersebut, seperti dilansir Channel News Asia, Rabu (26/11/2025), diumumkan langsung oleh Presiden Lai Ching-te dalam konferensi pers di kantor kepresidenan Taiwan pada Rabu (26/11) waktu setempat.
China, yang menganggap Taiwan sebagai bagian wilayah kedaulatannya, telah meningkatkan tekanan militer dan politik selama lima tahun terakhir untuk menegaskan klaimnya, yang ditolak mentah-mentah oleh Taipei.
- Putra Mahkota Saudi Tolak Desakan Trump untuk Normalisasi dengan Israel
Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), menolak desakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk bergerak maju menuju normalisasi hubungan dengan Israel dalam pertemuan puncak keduanya baru-baru ini di Gedung Putih.
Penolakan MBS itu, seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (26/11/2025), dilaporkan oleh media Axios yang mengutip sejumlah pejabat AS yang enggan disebut namanya.
Pembahasan di Gedung Putih pekan lalu, menurut laporan Axios, menyentuh soal keinginan Washington agar Riyadh bergabung dengan perjanjian perdamaian regional yang semakin luas, Abraham Accords, yang mengatur normalisasi dengan Tel Aviv.
- Geger 4 Turis Sekeluarga Tewas di Turki, Penyebabnya Insektisida
Insektisida diyakini menjadi penyebab kematian empat turis asal Jerman, yang merupakan satu keluarga, saat berlibur di Istanbul, Turki. Keempat turis itu diyakini tewas akibat keracunan gas yang dipakai untuk mengatasi serangan hama, yang digunakan oleh pihak hotel tempat mereka menginap.
Kasus yang menggegerkan publik ini, seperti dilansir AFP, Rabu (26/11/2025), awalnya dicurigai sebagai kematian akibat keracunan makanan. Namun belakangan terungkap bahwa keempat turis yang terdiri atas ayah, ibu, dan dua anaknya yang masih kecil itu kehilangan nyawa akibat keracunan zat kimia.
Laporan stasiun televisi independen Halk TV dan situs berita T24, yang mengutip laporan autopsi yang diserahkan ke kantor kejaksaan Istanbul, pada Selasa (25/11) menyebutkan bahwa meskipun tidak ditemukan zat berbahaya dalam makanan yang mereka santap, penyelidikan telah "mendeteksi keberadaan gas fosfin yang kuat".
Tonton juga Video: Terpopuler Sepekan: Terorisme Anak, RKUHAP Disahkan dan Semeru Erupsi











































