Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendesak Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk menyetujui rencana perdamaian yang diusulkan pemerintahannya, yang bertujuan mengakhiri perang dengan Rusia. Trump memberi Zelensky batas waktu hingga 27 November mendatang.
Rencana perdamaian yang diklaim oleh Washington disusun "secara diam-diam" bersama kedua belah pihak selama sebulan terakhir itu, mewajibkan Ukraina untuk menyerahkan sebagian wilayah timurnya kepada Rusia dan memangkas jumlah pasukan militernya. Hal ini telah sejak lama ditolak keras oleh Kyiv.
Zelensky, dalam pidatonya pada Jumat (21/11), menolak rencana perdamaian usulan AS itu, yang disebutnya memberikan "pilihan yang sangat sulit" bagi Ukraina.
Dia bahkan menyebut rencana perdamaian itu membuat Ukraina harus memilih untuk kehilangan martabat atau berisiko kehilangan dukungan dari sekutu utamanya, AS. Namun Zelensky juga menegaskan dirinya akan mengusulkan alternatif untuk rencana perdamaian tersebut.
Dalam pernyataan yang disampaikan setelah Zelensky menyatakan penolakan, seperti dilansir AFP, Sabtu (22/11/2025), Trump menegaskan bahwa sang Presiden Ukraina "harus menyukainya" atau negaranya harus terus bertempur.
"Dia (Zelensky-red) harus menyukainya, dan jika dia tidak menyukainya, maka Anda tahu, mereka harus terus bertempur," kata Trump saat berbicara kepada wartawan di Ruang Oval Gedung Putih pada Jumat (21/11) waktu setempat.
"Pada saatnya, dia harus menerima sesuatu," tegas Trump.
Dikatakan Trump jika pertempuran berlanjut, maka Ukraina tetap akan kehilangan wilayah yang harus mereka serahkan kepada Rusia berdasarkan rencana perdamaian usulan AS.
(nvc/idh)