Diminta Putra Mahkota Saudi, Trump Akan Berusaha Setop Perang Sudan

Diminta Putra Mahkota Saudi, Trump Akan Berusaha Setop Perang Sudan

Rita Uli Hutapea - detikNews
Kamis, 20 Nov 2025 13:27 WIB
WASHINGTON, DC - NOVEMBER 18: U.S. President Donald Trump (L) and Crown Prince and Prime Minister Mohammed bin Salman of Saudi Arabia pause for photographs along the West Wing Colonnade at the White House on November 18, 2025 in Washington, DC. The two leaders held meetings aimed at strengthening economic and defense ties, including the sale of F-35 fighter jets to Saudi Arabia.   Chip Somodevilla/Getty Images/AFP (Photo by CHIP SOMODEVILLA / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / Getty Images via AFP)
Presiden AS Donald Trump dan Putra Mahkota Arab Saudi (Foto: Getty Images via AFP/CHIP SOMODEVILLA)
Jakarta -

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa dirinya akan mulai "berusaha" untuk mengakhiri perang di Sudan. Ini dilakukan Trump setelah Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) memintanya untuk membantu menyelesaikan konflik tersebut.

Trump hingga saat ini hampir tidak pernah berkomentar tentang konflik antara tentara Sudan dan kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF), yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan membuat hampir 12 juta orang mengungsi sejak pecah pada April 2023.

"Yang Mulia ingin saya melakukan sesuatu yang sangat berpengaruh terkait Sudan," kata Trump dalam forum bisnis Saudi-AS yang dihadiri oleh Putra Mahkota Saudi, dilansir kantor berita AFP, Kamis (20/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya tidak pernah terpikir untuk terlibat, saya pikir itu hanya sesuatu yang gila dan di luar kendali," imbuh Tump.

ADVERTISEMENT

"Tetapi saya melihat betapa pentingnya hal itu bagi Anda, dan bagi banyak teman Anda di ruangan ini, Sudan. Dan kami akan mulai bekerja untuk Sudan," ujar Trump kepada MBS di forum tersebut.

Meskipun konflik ini berada di luar radar Trump, Washington telah meningkatkan upaya dalam beberapa bulan terakhir untuk menyelesaikan gencatan senjata antara pihak-pihak yang bertikai.

Arab Saudi mendukung militer Sudan yang bersekutu dengan pemerintah. Sementara militer Sudan menuduh Uni Emirat Arab (UEA) mendukung RSF dengan pasokan senjata dan tentara bayaran. Tuduhan ini telah dibantah UEA.

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio telah menelepon menteri luar negeri UEA pada hari Jumat lalu untuk mendesak pemerintah UEA mendukung gencatan senjata di Sudan.

RSF baru-baru ini merebut kota penting Al-Fasher setelah pengepungan tanpa henti yang diwarnai pembantaian massal. Hal ini mendorong Dewan Hak Asasi Manusia PBB untuk memerintahkan penyelidikan atas dugaan kekejaman.

Sementara itu, utusan Trump untuk Afrika, Massad Boulos, pada hari Sabtu lalu mengatakan bahwa perang di Sudan adalah "krisis kemanusiaan terbesar di dunia."

Trump berulang kali mengklaim telah menyelesaikan delapan konflik di dunia sejak kembali menjabat pada bulan Januari, tetapi justru berfokus pada perang di Gaza dan Ukraina dalam upayanya meraih Hadiah Nobel Perdamaian.

Janjinya untuk mulai menangani konflik Sudan mencerminkan hubungan dekatnya dengan Putra Mahkota Saudi, yang ia undang ke Gedung Putih untuk kunjungan pada hari Selasa lalu.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads