Drone China Melintas Dekat Wilayahnya, Jepang Kerahkan Jet Tempur

Drone China Melintas Dekat Wilayahnya, Jepang Kerahkan Jet Tempur

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 17 Nov 2025 17:59 WIB
This handout photo taken on June 8, 2025 and received on June 12, 2025 from Japans Ministry of Defence shows a J-15 fighter jet from the Chinese aircraft carrier Shandong making an unusual approach to a Japan Maritime Self-Defence Force P-3C patrol aircraft that was conducting surveillance above the Pacific Ocean. Tokyo said on June 12, it had expressed serious concerns to Beijing after Chinese fighter jets flew
Ilustrasi -- Foto yang dirilis Kementerian Pertahanan Jepang menunjukkan jet tempur China terbang sangat dekat dengan pesawat patroli Jepang di atas Pasifik (dok. AFP PHOTO/Japan's Ministry of Defence)
Tokyo -

Jepang mengatakan militernya mengerahkan jet tempur setelah mendeteksi sebuah drone China mengudara di dekat pulau paling selatan di wilayahnya. Insiden ini terjadi saat hubungan kedua negara sedang dilanda ketegangan buntut komentar Perdana Menteri (PM) Sanae Takaichi soal Taiwan.

Kementerian Pertahanan Jepang, seperti dilansir AFP, Senin (17/11/2025), melaporkan insiden tersebut terjadi pada Sabtu (15/11) waktu setempat. Drone yang diyakini berasal dari China itu terdeteksi mengudara di wilayah udara antara Pulau Yonaguni, yang merupakan pulau paling selatan di Jepang, dan wilayah Taiwan.

"Pada Sabtu, 15 November 2025, sebuah kendaraan udara tanpa awak, yang diyakini berasal dari China, dikonfirmasi terbang di antara Pulau Yonagunia dan Taiwan," sebut Kementerian Pertahanan Jepang dalam pernyataan via X pada Senin (17/11) waktu setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebagai respons, jet tempur dari Komando Pertahanan Udara Barat Daya pada Pasukan Bela Diri Udara Jepang telah dikerahkan," imbuh pernyataan tersebut.

ADVERTISEMENT

Terdeteksinya drone China di dekat wilayah Jepang ini terjadi saat kedua negara berselisih menyusul komentar PM Takaichi yang disampaikan kepada anggota parlemen Jepang pada 7 November lalu.

PM Takaichi menyebut serangan China terhadap Taiwan, yang mengancam kelangsungan hidup Jepang dapat memicu respons militer. Pernyataan itu disampaikan hanya sepekan setelah PM Takaichi bertemu Presiden China Xi Jinping, dengan kedua pemimpin sepakat mengupayakan hubungan yang stabil.

Pernyataan PM Takaichi itu menunjukkan pergeseran dari sikap pemerintah Jepang sebelumnya, yang menghindari untuk membahas isu Taiwan secara terbuka agar tidak memprovokasi China, yang bersikeras mengklaim pulau tersebut sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya.

Pernyataan Takaichi itu memancing reaksi keras dari Beijing, dengan Konsul Jenderal China di Osaka, Xue Jian, melontarkan komentar kasar yang kini telah dihapus di media sosial X yang berbunyi: "Leher kotor yang menancapkan dirinya harus dipotong".

Hal itu mendorong otoritas Tokyo memanggil Duta Besar China untuk menyampaikan protes atas komentar yang dinilai "sangat tidak pantas". Beberapa anggota parlemen Jepang menyerukan pengusiran Xue dari negara tersebut.

Sementara otoritas China memanggil Duta Besar Jepang, pertama kali dalam dua tahun terakhir, untuk menyampaikan "protes keras" atas pernyataan PM Takaichi.

Situasi semakin memanas pada Jumat (14/11), ketika Beijing memperingatkan bahwa Tokyo akan menghadapi kekalahan militer yang "menghancurkan" jika melakukan intervensi di Taiwan. Pemerintah China juga menyatakan "kekhawatiran serius" terhadap arah keamanan Jepang, termasuk ambiguitas mengenai tiga prinsip non-nuklirnya -- tidak mengembangkan, tidak memiliki, dan tidak menyimpan senjata nuklir.

Dalam reaksinya, seperti dilansir First Post, China juga mengimbau warganya agar tidak bepergian ke Jepang.

Tonton juga Video: Cina Pamerkan Drone Seukuran Nyamuk untuk Operasi Militer

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads