Mantan jaksa militer Israel, Mayor Jenderal Yifat Tomer-Yerushalmi, yang sempat ditahan karena membocorkan video penyiksaan tahanan Palestina, dilarikan ke rumah sakit setelah melakukan percobaan bunuh diri. Tomer-Yerushalmi diubah statusnya menjadi tahanan rumah sejak pekan lalu setelah dijebloskan ke penjara.
Tomer-Yerushalmi yang mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Kepala Advokat Jenderal Militer Israel pada awal November ini, seperti dilansir The Times of Israel, Senin (10/11/2025), dilepaskan dengan status tahanan rumah selama 10 hari pada Jumat (7/11) pekan lalu.
Pada Minggu (9/11) pagi, dia dilarikan ke rumah sakit setelah petugas medis dipanggil ke rumahnya terkait apa yang kemudian dikonfirmasi sebagai percobaan bunuh diri. Dia dalam kondisi masih sadar ketika dibawa ke rumah sakit dari rumahnya di area Ramat Hasharon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belakangan dilaporkan bahwa Tomer-Yerushalmi mengalami overdosis pil tidur dalam upaya mengakhiri nyawanya.
Pusat Medis Tel Aviv Sourasky mengonfirmasi bahwa mantan pejabat tinggi militer Israel itu sedang menjalani pemeriksaan lanjutan.
Komisioner Kepolisian Israel, Danny Levy, mengonfirmasi pada Minggu (9/11) malam bahwa Tomer-Yerushalmi sedang dirawat di rumah sakit setelah mencoba bunuh diri. "Hidupnya tidak bahagia," ucapnya, sembari menambahkan bahwa seorang demonstran ditahan di luar rumah Tomer-Yerushalmi.
Tomer-Yerushalmi telah mengakui dirinya membocorkan video yang direkam dari kamera pengawas di fasilitas penahanan Sde Teiman, Israel bagian selatan, tahun lalu. Video itu menunjukkan tentara-tentara Israel sedang menyiksa seorang tahanan Palestina.
Lima tentara cadangan Israel telah didakwa secara resmi sejak video itu bocor ke media pada tahun 2024. Di antara dakwaan yang menjerat tentara-tentara Israel itu adalah penggunaan "benda tajam" untuk menusuk tahanan Palestina di dekat dubur.
Sementara itu, menurut laporan situs berita Israel, Ynet, kepolisian diperkirakan akan meminta pengadilan untuk menerapkan ketentuan tahanan rumah di rumah sakit, dan menuntut agar paspor Tomer-Yerushalmi disita demi mencegahnya kabur ke luar negeri.
Tomer-Yerushalmi diduga melakukan penipuan dan pelanggaran kepercayaan, penyalahgunaan jabatan, menghalangi keadilan, dan membocorkan materi yang melanggar hukum atas perannya dalam kebocoran video tersebut.
Video yang menunjukkan penyiksaan tahanan Palestina oleh tentara Israel itu telah memicu kemarahan internasional dan juga protes di dalam wilayah Israel sendiri.











































