Turki Coba Evakuasi 200 Warga Sipil Terjebak di Terowongan Gaza

Turki Coba Evakuasi 200 Warga Sipil Terjebak di Terowongan Gaza

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 10 Nov 2025 14:44 WIB
An Israeli soldier operates at the opening to what Israels military says is an iron-girded tunnel designed by Hamas to disgorge carloads of Palestinian fighters for a surprise storming of the border, amid the Israeli armys ongoing ground operation against Palestinian group Hamas, close to Erez crossing in the northern Gaza Strip, December 15, 2023. (Reuters)
Momen tentara Israel memeriksa terowongan bawah tanah yang ditemukan dalam operasi militer di Gaza pada tahun 2023 lalu (dok. Reuters)
Gaza City -

Otoritas Turki sedang berupaya memastikan evakuasi sekitar 200 warga sipil yang terjebak di terowongan di Jalur Gaza. Hal ini setelah Ankara berhasil memfasilitasi pemulangan jenazah tentara Israel yang tewas dalam perang Tel Aviv-Hamas di Jalur Gaza satu dekade lalu.

Pada Minggu (9/11) waktu setempat, Israel mengatakan pihaknya telah menerima jenazah Hadar Goldin, seorang perwira militer yang tewas dalam penyergapan di Jalur Gaza selama perang Israel-Hamas tahun 2014 lalu, setelah penyerahan yang difasilitasi Komite Palang Merah Internasional (ICRC).

Seorang pejabat senior Turki, yang enggan disebut namanya, seperti dilansir Reuters, Senin (10/11/2025), mengatakan bahwa Ankara "berhasil memfasilitasi pemulangan jenazah Hadar Goldin ke Israel" setelah "upaya intensif (yang mencerminkan) komitmen Hamas yang jelas terhadap gencatan senjata".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada saat yang sama, kami berupaya memastikan perjalanan yang aman bagi sekitar 200 warga sipil yang saat ini terjebak di terowongan," kata pejabat senior Turki itu kepada Reuters.

ADVERTISEMENT

Turki merupakan salah satu penandatangan dalam kesepakatan gencatan senjata Gaza antara Israel dan Hamas bulan lalu, yang didukung oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Ankara menjalin hubungan dekat dengan Hamas dan selama ini mengecam keras operasi militer Israel di Jalur Gaza.

Sementara itu, Hamas sebelumnya menegaskan bahwa para petempur mereka yang bersembunyi di area Rafah, yang dikuasai pasukan Tel Aviv, tidak akan menyerah kepada Israel.

"Musuh harus mengetahui bahwa konsep menyerah dan menyerahkan diri tidak ada dalam kamus Brigade al-Qassam," tegas Hamas dalam pernyataannya pada Minggu (9/11) waktu setempat.

Hamas juga mendesak para mediator untuk menemukan solusi atas krisis yang mengancam gencatan senjata rapuh yang berlangsung sebulan terakhir.

Diungkapkan seorang pejabat keamanan Kairo bahwa mediator Mesir telah mengusulkan agar, sebagai imbalan atas akses yang aman ke area-area lainnya di Jalur Gaza, para petempur Hamas yang berada di Rafah, yang dikuasai pasukan Israel, akan menyerahkan senjata mereka kepada Mesir, dan memberikan detail terowongan bawah tanah di area itu agar dapat dihancurkan.

Hamas tidak memberikan komentar langsung, namun menyiratkan bahwa krisis tersebut dapat mempengaruhi gencatan senjata Gaza.

"Kami menempatkan para mediator di atas tanggung jawab mereka, dan mereka harus menemukan solusi untuk memastikan kelanjutan gencatan senjata dan mencegah musuh menggunakan dalih yang lemah untuk melanggarnya, dan mengeksploitasi situasi untuk menargetkan warga sipil tidak bersalah di Gaza," sebut Hamas dalam pernyataannya.

Simak juga Video Erdogan: Tak Sepatutnya Semua Beban Perdamaian Dipikul Hamas

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads