Korban Jiwa Topan Kalmaegi di Filipina Bertambah Jadi 100 Orang

Korban Jiwa Topan Kalmaegi di Filipina Bertambah Jadi 100 Orang

Rita Uli Hutapea - detikNews
Rabu, 05 Nov 2025 18:32 WIB
A drone view shows cars piled up after being swept away in floods brought on by Typhoon Kalmaegi which piled up at a subdivision in Bacayan, Cebu City, Philippines, November 5, 2025. REUTERS/Eloisa Lopez
Kerusakan usai banjir akibat Topan Kalmaegi di Cebu, Filipina (Foto: REUTERS/Eloisa Lopez)
Jakarta -

Jumlah korban jiwa akibat Topan Kalmaegi di Filipina tengah telah bertambah menjadi 100 orang pada hari Rabu (5/11). Topan ini memicu banjir terburuk dalam sejarah yang dampaknya paling parah dirasakan di Provinsi Cebu.

Banjir yang digambarkan belum pernah terjadi sebelumnya itu, telah melanda kota-kota di provinsi tersebut sehari sebelumnya, menyapu mobil, gubuk-gubuk di tepi sungai, dan bahkan kontainer pengiriman besar.

Juru bicara Cebu, Rhon Ramos, dilansir kantor berita AFP, Rabu (5/11/2025), bahwa 35 jenazah telah ditemukan dari daerah banjir di Liloan, sebuah kota yang merupakan bagian dari wilayah metropolitan ibu kota provinsi Cebu, Kota Cebu. Berita buruk ini menambah jumlah korban tewas di Cebu menjadi 76 orang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Pulau Negros, setidaknya 12 orang tewas dan 12 orang lainnya hilang setelah hujan deras akibat Topan Kalmaegi meluruhkan lumpur vulkanik, yang kemudian mengubur rumah-rumah di Kota Canlaon, kata Letnan Polisi Stephen Polinar.

ADVERTISEMENT

"Letusan gunung berapi Kanlaon sejak tahun lalu telah mengendapkan material vulkanik di bagian atasnya. Ketika hujan turun, endapan tersebut bergemuruh turun ke desa-desa," katanya kepada AFP.

Sebelumnya pada hari Selasa (4/11), Gubernur Cebu, Pamela Baricuatro menyebut situasi ini "belum pernah terjadi sebelumnya" dan "menghancurkan".

Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa badai menjadi lebih kuat karena perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia. Lautan yang lebih hangat memungkinkan topan menguat dengan cepat, dan atmosfer yang lebih hangat menahan lebih banyak kelembapan, yang berarti curah hujan yang lebih deras.

Secara total, hampir 800.000 orang telah dievakuasi dari jalur topan tersebut.

Filipina dilanda rata-rata 20 badai dan topan setiap tahun, yang secara rutin menghantam daerah rawan bencana, di mana jutaan orang hidup dalam kemiskinan.

Lihat juga Video: Korban Tewas Akibat Topan Kalmaegi di Filipina Jadi 40 Orang

(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads