Khamenei: Kerja Sama dengan AS Mustahil Selama Masih Dukung Israel

Khamenei: Kerja Sama dengan AS Mustahil Selama Masih Dukung Israel

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 04 Nov 2025 12:32 WIB
Iranian Supreme Leader Ali Khamenei speaks during a televised speech in Tehran, Iran, September 23, 2025. (Reuters)
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei (dok. Reuters)
Teheran -

Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menegaskan Teheran hanya akan mempertimbangkan kerja sama dengan Amerika Serikat, jika negara itu mengubah kebijakannya di kawasan Timur Tengah, termasuk soal dukungan terhadap Israel.

"Jika mereka (AS-red) sepenuhnya meninggalkan dukungan untuk rezim Zionis, menarik pangkalan militer mereka dari sini (Timur Tengah-red), dan menahan diri untuk tidak ikut campur di kawasan ini, maka (kerja sama) itu dapat dipertimbangkan," kata Khamenei dalam pernyataan terbarunya, seperti dilansir AFP, Selasa (4/11/2025).

Pernyataan terbaru Khamenei itu disampaikan dalam pertemuan dengan para mahasiswa di Teheran pada Senin (3/11) waktu setempat, saat peringatan pengambilalihan Kedutaan Besar AS pada tahun 1979 silam setelah Revolusi Islam menggulingkan Shah yang didukung Barat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sifat arogan Amerika Serikat tidak menerima apa pun selain kepatuhan," cetusnya.

ADVERTISEMENT

"Jika negara menjadi kuat dan musuh menyadari bahwa menghadapi negara kuat ini tidak akan menghasilkan keuntungan tetapi akan membawa kerugian, negara itu pasti akan mendapatkan kekebalan," imbuh Khamenei dalam pernyataannya.

Pertengahan Juni lalu, Israel melancarkan gelombang pengeboman yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Iran, memicu perang selama 12 hari yang menargetkan fasilitas nuklir dan militer Teheran, serta area permukiman, yang memakan banyak korban jiwa.

Iran membalas dengan melancarkan rentetan serangan rudal balistik dan drone yang ditargetkan ke kota-kota Israel.

Perang 12 hari itu menggagalkan perundingan nuklir yang saat itu sedang berlangsung antara Teheran dan Washington, sejak April lalu. Pertempuran kedua negara diakhiri dengan gencatan senjata, yang dimediasi AS, yang berlaku sejak 24 Juni lalu.

Pada Minggu (2/11), Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran, Abbas Araghchi, mengatakan dalam wawancara dengan Al Jazeera bahwa Iran "siap untuk berunding" dengan AS, tetapi hanya mengenai program nuklirnya, dan mengesampingkan pembicaraan apa pun mengenai kemampuan rudalnya.

Araghchi menambahkan bahwa perundingan dapat dilanjutkan "kapan pun Amerika siap untuk bernegosiasi dengan pijakan yang setara dan berdasarkan kepentingan bersama".

"Tampaknya mereka (AS-red) tidak terburu-buru. Kami juga tidak terburu-buru," ucapnya.

Simak juga Video: Khamenei soal Trump Klaim Hancurkan Nuklir Iran: Teruslah Bermimpi!

Halaman 3 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads