Iran Bersumpah Bangun Lagi Fasilitas Nuklir Lebih Kuat dari Sebelumnya

Iran Bersumpah Bangun Lagi Fasilitas Nuklir Lebih Kuat dari Sebelumnya

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 03 Nov 2025 12:22 WIB
Iranian President Masoud Pezeshkian makes a statement during a meeting with the media following talks with Armenian Prime Minister Nikol Pashinyan in Yerevan, Armenia, August 19, 2025. Hayk Baghdasaryan/Photolure via REUTERS/ File Photo Purchase Licensing Rights
Presiden Iran Masoud Pezeshkian (dok. Hayk Baghdasaryan/Photolure via REUTERS/File Photo)
Teheran -

Pemerintah Iran bersumpah akan membangun kembali fasilitas-fasilitas nuklir yang rusak akibat serangan Israel dan Amerika Serikat (AS) beberapa bulan lalu. Teheran bertekad untuk membangun kembali fasilitas nuklirnya menjadi "lebih kuat dari sebelumnya".

Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengklaim serangan Washington telah memusnahkan program nuklir Iran, tetapi tingkat kerusakan sebenarnya masih belum diketahui secara jelas.

Presiden Iran Masoud Pezeshkian, seperti dilansir AFP, Senin (3/11/2025), menegaskan bahwa negaranya "akan membangun (situs-situs yang hancur) lebih kuat dari sebelumnya".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan menghancurkan bangunan-bangunan... kita tidak akan mundur," tegas Pezeshkian saat berkunjung ke organisasi nuklir Iran pada Minggu (2/11) waktu setempat. Pernyataan itu disampaikan dalam sebuah video yang diunggah pada situs web resmi kepresidenan Iran.

ADVERTISEMENT

Pezeshkian mengatakan bahwa para ilmuwan Iran masih memiliki pengetahuan nuklir yang diperlukan.

Dia tidak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai pernyataannya itu. Namun pernyataan serupa disampaikan pada Februari lalu sebelum serangan terjadi, dengan Pezeshkian menegaskan bahwa Iran akan membangun kembali situs-situs nuklirnya jika diserang.

Israel melancarkan gelombang pengeboman yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Iran pada Juni lalu, memicu perang selama 12 hari yang menargetkan fasilitas nuklir dan militer Teheran, serta area permukiman, yang menewaskan banyak ilmuwan nuklir negara tersebut.

Iran membalas dengan melancarkan rentetan serangan rudal balistik dan drone yang ditargetkan ke kota-kota Israel.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran, Abbas Araghchi, mengatakan pada Juli lalu, setelah AS mengumumkan penghentian pertempuran antara Teheran dan Tel Aviv, bahwa kerusakan di Iran "serius dan parah".

Pernyataan terbaru Pezeshkian itu disampaikan saat Oman, yang menjadi mediator tradisional Teheran, mendesak Iran dan AS untuk menghidupkan kembali perundingan nuklir yang terhenti.

"Kami ingin kembali ke negosiasi antara Iran dan Amerika Serikat," kata Menlu Oman Badr Albusaidi dalam konferensi Dialog Manama IISS di Bahrain pada Sabtu (1/11).

Juru bicara pemerintah Iran, Fatemeh Mohajerani, mengatakan pada Minggu (2/11) bahwa Teheran "telah menerima pesan" soal dimulainya kembali diplomasi, namun tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Oman menjadi tuan rumah untuk lima putaran perundingan Iran dan AS tahun ini. Putaran keenam perundingan itu terhenti setelah Israel menyerang Iran sekitar tiga hari sebelum perundingan dijadwalkan digelar.

Iran sejak saat itu menghadapi kembalinya sanksi-sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) setelah Inggris, Jerman, dan Prancis memicu mekanisme "snapback" atas dugaan ketidakpatuhan Teheran terhadap kesepakatan nuklir tahun 2015.

Simak juga Video Khamenei soal Trump Klaim Hancurkan Nuklir Iran: Teruslah Bermimpi!

Halaman 3 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads