Trump Ancam Masa Jabatan Presiden Venezuela Tinggal Menghitung Hari!

Trump Ancam Masa Jabatan Presiden Venezuela Tinggal Menghitung Hari!

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 03 Nov 2025 10:46 WIB
WASHINGTON, DC - AUGUST 18: U.S. President Donald Trump meets with Ukrainian President Volodymyr Zelensky in the Oval Office at the White House on August 18, 2025 in Washington, DC. President Trump is hosting President Zelensky at the White House for a bilateral meeting and later an expanded meeting with European leaders to discuss a peace deal between Russia and Ukraine. Anna Moneymaker/Getty Images/AFP (Photo by Anna Moneymaker / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / Getty Images via AFP)
Presiden AS Donald Trump (dok. Getty Images via AFP/ANNA MONEYMAKER)
Washington DC -

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meredakan kekhawatiran potensi intervensi militer AS di Venezuela, yang sempat dikhawatirkan mengarah pada perang dalam waktu dekat. Namun, Trump menyebut masa jabatan Presiden Nicolas Maduro tinggal menghitung hari.

Dalam wawancara dengan media terkemuka AS, CBS, seperti dilansir AFP, Senin (3/11/2025), Trump mengatakan AS tidak akan berperang melawan Venezuela.

Pernyataan itu disampaikan saat Washington mengerahkan unit-unit militernya ke kawasan Karibia, dan dalam beberapa waktu terakhir, melancarkan rentetan serangan terhadap kapal-kapal yang diduga menyelundupkan narkoba hingga menewaskan puluhan orang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya meragukan itu. Saya rasa tidak demikian," jawab Trump ketika ditanya apakah AS akan berperang melawan Venezuela, dalam program CBS '60 Minutes' yang ditayangkan pada Minggu (2/11) waktu setempat.

ADVERTISEMENT

Namun, saat ditanya lebih lanjut soal apakah masa jabatan Maduro sebagai Presiden Venezuela tinggal menghitung hari, Trump menjawab: "Saya akan mengatakan demikian. Saya rasa begitu, iya."

Maduro, yang menghadapi dakwaan narkoba di AS, menuduh Washington menjadikan tuduhan perdagangan narkoba sebagai dalih untuk "memaksakan perubahan rezim" di Caracas untuk menyita pasokan minyak Venezuela.

Lebih dari 15 serangan pasukan AS terhadap kapal-kapal di perairan Karibia dan Pasifik telah menewaskan sedikitnya 65 orang dalam beberapa pekan terakhir.

Serangan terbaru dilancarkan pasukan Washington pada Sabtu (1/11) waktu setempat, yang menuai kritikan dari negara-negara lainnya di kawasan tersebut.

Para pakar menilai serangan semacam itu, yang dimulai sejak awal September lalu, merupakan praktik pembunuhan di luar hukum, meskipun menargetkan para pengedar narkoba.

AS sejauh ini belum memberikan bukti apa pun untuk membuktikan bahwa target-target serangan mereka merupakan penyelundup narkoba atau merupakan ancaman bagi Washington.

Tonton juga Video Presiden Venezuela Berbahasa Inggris: Not to War, Yes Peace!

Halaman 3 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads