AS Serang Kapal Diduga Peredaran Narkoba di Karibia, 3 Orang Tewas

AS Serang Kapal Diduga Peredaran Narkoba di Karibia, 3 Orang Tewas

Yulida Medistiara - detikNews
Minggu, 02 Nov 2025 13:27 WIB
The U.S. Navy destroyer USS Gravely (DDG-107) approaches Port of Spain for joint training with the Trinidad and Tobago Defence Force to strengthen regional security and military cooperation, as seen from Port of Spain, Trinidad and Tobago, October 26, 2025. REUTERS/Andrea De Silva Purchase Licensing Rights
Ilustrasi kapal AS (Foto: REUTERS/Andrea De Silva Purchase Licensing Rights)
Jakarta -

AS melakukan serangan terhadap kapal yang diduga sebagai pengedar narkoba di Karibia. Serangan itu menewaskan tiga orang.

Hal itu disampaikan Kepala Pentagon Pete Hegseth. Serangan itu merupakan serangan yang terbaru pada Sabtu.

Serangan terbaru tersebut menghantam kapal pengedar narkoba lainnya di Karibia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kapal ini --seperti kapal lainnya-- diketahui oleh intelijen kami terlibat dalam penyelundupan narkotika ilegal," kata Hegseth di media sosial.

Sebanyak 3 orang tewas dalam kejadian itu. Hegseth mengatakan Washington akan terus memburu... dan membunuh para tersangka pengedar narkoba.

ADVERTISEMENT

"Tiga pria teroris narkotika berada di atas kapal tersebut selama serangan yang dilakukan di perairan internasional. Ketiga teroris tersebut tewas, ujar Hegseth."

Dilansir AFP, Minggu (2/11/2025), Amerika Serikat telah mengerahkan kapal-kapal Angkatan Laut ke Karibia dan mengirim pesawat tempur siluman F-35 ke Puerto Riko. Pengerahan kapal tersebut sebagai bagian dari penegakan militer yang ditegaskan AS bertujuan untuk mengekang perdagangan narkoba.

Amerika Serikat telah mengerahkan kapal-kapal Angkatan Laut ke Karibia dan mengirim pesawat tempur siluman F-35 ke Puerto Riko, bagian dari kekuatan militer besar yang ditegaskan Washington bertujuan untuk mengekang perdagangan narkoba.

Dalam beberapa pekan terakhir, tercatat lebih dari 15 serangan AS terhadap kapal-kapal yang diduga sebagai pengedar narkoba di Karibia dan Pasifik. Serangan itu menewaskan sedikitnya 65 orang dalam beberapa pekan terakhir, yang memicu kritik dari pemerintah di kawasan tersebut.

Para ahli mengatakan serangan tersebut, yang dimulai pada awal September, merupakan pembunuhan di luar hukum meskipun menargetkan para pengedar. Sementara AS belum mempublikasikan bukti apa pun bahwa targetnya adalah penyelundup narkotika atau merupakan ancaman bagi Amerika Serikat.

Tonton juga video "AS Bakal Kembali Uji Coba Senjata Nuklir Setelah 33 Tahun Absen" di sini:

(yld/gbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads