×
Ad

Soal Kelompok Penyembah Setan 764 yang Bikin Geger

BBC Indonesia - detikNews
Minggu, 02 Nov 2025 11:05 WIB
Ilustrasi kelompok penyembah setan 764 (Foto: BBC World)
Jakarta -

Seorang remaja perempuan bersia 14 tahun terjerumus ke dalam kelompok penyembah setan bernama 764. Awalnya remaja tersebut mulai berbincang dengan remaja lain secara daring, ibunya tampak tidak begitu khawatir.

Namun, dalam hitungan minggu, Christina (bukan nama sebenarnya) mendapati perilaku sang putri berubah drastis dan menjadi tak terkendali.

Dilansir BBC, Minggu (2/11/2025), ibu remaja tersebut mengetahui putrinya terjerumus ke dalam kelompok penyembah setan bernama 764. Sebagian besar anggota kelompok itu berisi remaja dan pria muda yang sengaja menyasar anak-anak perempuan.

Sebanyak empat remaja Inggris telah ditangkap terkait aktivitas kelompok internasional tersebut, termasuk Cameron Finnigan, salah seorang anggota 764 asal Horsham, West Sussex. Ia dijatuhi hukuman enam tahun penjara pada Januari lalu.

Sang ibu, Christina, menduga putrinya menjadi target kelompok 764 setelah mengunjungi grup obrolan daring tempat mereka mendiskusikan tindakan melukai diri sendiri.

Kelompok itu disebut meyakinkan para korban untuk melakukan tindakan seksual, menyakiti diri sendiri, bahkan percobaan bunuh diri. Adapun para anggotanya menonton kegiatan tersebut secara daring.

Menurut Christina, salah satu anggota 764 berhasil mendapatkan kepercayaan putrinya, lalu memanipulasi dan memaksanya.

"Saya menyaksikan ibu saya didiagnosis kanker payudara stadium empat dan berjuang untuk hidup, tapi itu tidak seberat melihat putri saya hancur seperti ini," kata Christina

"Ia memburuk lebih cepat dan lebih parah dibanding melihat seseorang yang sekarat karena kanker," sambungnya.

Christina mengaku upaya melepaskan sang putri dari cengkeraman kelompok 764 sangat sulit.

"Saya terus mengatakan, 'blokir saja mereka, berhenti bicara dengan mereka', tapi saya tidak menyadari seberapa besar pengaruh dan ketakutan yang sudah ditanamkan kepadanya," katanya.

"Mereka betul-betul menghancurkan mentalnya, sampai ia merasa dirinya bukan siapa-siapa, baik saat bersama mereka maupun tanpa mereka," tambahnya.

Kini, Christina dan putrinya telah membangun kembali kehidupan mereka secara bertahap. Ia pun berharap orang tua lain memahami betapa berbahayanya kelompok semacam itu.

"Putri saya berhenti tidur, ia berhenti makan," tuturnya.

"Sebagai seorang ibu, saya merasa sendirian. Saya ketakutan, tak berdaya, dan putus asa," ungkapnya.




(yld/gbr)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork