Trump-Xi Jinping Lakukan Pertemuan Penting di Korsel, Pertama dalam 6 Tahun

Trump-Xi Jinping Lakukan Pertemuan Penting di Korsel, Pertama dalam 6 Tahun

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 30 Okt 2025 09:58 WIB
Busan -

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping melakukan pertemuan penting secara tatap muka di Korea Selatan (Korsel) pada Kamis (30/10) pagi. Pertemuan ini diharapkan dapat meredakan perang dagang yang berlangsung sengit antara kedua negara beberapa waktu terakhir.

Pertemuan kedua pemimpin ini, seperti dilansir AFP dan CNN, Kamis (30/10/2025), merupakan pertemuan pertama keduanya dalam enam tahun terakhir. Pertemuan ini juga menjadi pertemuan tatap muka pertama dengan Xi sejak Trump kembali ke Gedung Putih pada Januari lalu.

Trump dan Xi saling berjabat tangan saat keduanya memulai pembicaraan yang digelar di Pangkalan Udara Gimhae di kota pelabuhan Busan. Pertemuan ini digelar di sela-sela keduanya menghadiri KTT APEC.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat keduanya memulai pertemuan pada Kamis (30/10) pagi waktu setempat, Trump mengatakan dirinya mengharapkan "pertemuan yang sangat sukses" dengan Xi. Dia memuji sang Presiden China sebagai "negosiator tangguh".

ADVERTISEMENT

Xi mengatakan kepada Trump bahwa dirinya "senang bertemu" dengan sang Presiden AS.

Pada awal pertemuan itu, Xi juga mencetuskan agar Beijing dan Washington DC berupaya menjadi "mitra dan sahabat", meskipun kedua negara tidak selalu sependapat.

"China dan AS dapat bersama-sama memikul tanggung jawab kita sebagai negara-negara besar dan bekerja sama untuk mencapai lebih banyak hal besar dan konkret demi kebaikan kedua negara dan seluruh dunia," kata Xi saat pembicaraan dengan Trump dimulai.

Pertemuan dan pembicaraan dengan Xi ini menjadi puncak dari kunjungan selama lima hari yang dilakukan oleh Trump ke tiga negara di kawasan Asia. Pertemuan ini dibayangi harapan tinggi bagi kedua pemimpin untuk menstabilkan hubungan yang retak.

Perekonomian global bergejolak selama berbulan-bulan akibat aksi saling balas tarif yang meningkat, pembatasan ekspor, dan sanksi-sanksi yang menghantam berbagai sektor, mulai dari barang berteknologi tinggi hingga pengiriman laut lepas, saat AS dan China terombang-ambing di antara eskalasi atau negosiasi.

Berbagai isu pelik, termasuk tarif dan ketidakseimbangan perdagangan, diperkirakan menjadi topik pembahasan kedua pemimpin. Kontrol ekspor besar-besaran China terhadap logam tanah jarang, pembatasan Washington terhadap akses China untuk teknologi tinggi AS, dan peran China dalam perdagangan fentanyl ilegal juga diyakini menjadi pembahasan.

Halaman 2 dari 2
(nvc/zap)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads