Sosok Ibu Suri Thailand yang Semasa Muda Dijuluki 'Ratu Tercantik di Dunia'

Sosok Ibu Suri Thailand yang Semasa Muda Dijuluki 'Ratu Tercantik di Dunia'

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 25 Okt 2025 12:29 WIB
(FILES) This undated photo taken in July 1960 shows Thailands King Bhumibol Adulyadej (L), and Queen Sirikit (2nd L) being welcomed by Queen Elizabeth II and Philip, Duke of Edinburgh, upon their arrival in London. Thailands former Queen Sirikit, the mother of the current King Vajiralongkorn and wife of the nations longest-reigning monarch, died late on October 24, 2025 at the age of 93, the palace said. (Photo by CENTRAL PRESS / AFP)
Mendiang Raja Thailand Bhumibol Adulyadej dan Ratu Sirikit bersama mendiang Ratu Inggris Elizabeth II dan Pangeran Philip dalam foto tahun 1960 (dok. CENTRAL PRESS/AFP)
Bangkok -

Ibu Suri Kerajaan Thailand, mendiang Ratu Sirikit, dikenang sebagai simbol pemersatu di tengah krisis yang berulang kali melanda Thailand. Di luar negeri, mendiang Sirikit menjadi sosok yang sangat dikenal, terutama pada tahun 1960-an, karena keanggunan dan karismanya.

Sempat dijuluki sebagai ikon fashion yang memukau dunia, seperti dilansir AFP, Sabtu (25/10/2025), Sirikit kerap menjadi pemberitaan utama media global saat mendampingi suaminya, mendiang Raja Bhumibol Adulyadej, yang memimpin Kerajaan Thailand selama 70 tahun sejak naik takhta tahun 1946 silam.

Ketika bepergian ke luar negeri mendampingi suaminya, Sirikit memukau media dunia dengan kecantikan dan selera busananya. Dia secara rutin masuk dalam daftar wanita berbusana terbaik dunia dan muncul di sampul majalah, mulai dari TIME hingga Paris Match, yang menyebutnya sebagai "Ratu tercantik di dunia".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di masa mudanya, Sirikit bertemu dengan sejumlah Presiden Amerika Serikat (AS) dan superstar Hollywood, dengan beberapa media Barat membandingkannya dengan mantan Ibu Negara AS Jackie Kennedy.

Sirikit muda yang selalu stylish, sempat berkolaborasi dengan perancang busana Prancis, Pierre Balmain, untuk menciptakan busana menawan dari sutra Thailand. Dengan mendukung pelestarian praktik tenun tradisional, dia dianggap berjasa merevitalisasi industri sutra Thailand.

ADVERTISEMENT

Lahir di Bangkok pada 12 Agustus 1932, ketika Thailand beralih dari monarki absolut menjadi monarki konstitusional, Sirikit Kitiyakara merupakan putri seorang diplomat yang juga merupakan anggota kerajaan kecil.

Saat belajar musik dan bahasa di Paris ketika ayahnya menjabat sebagai Duta Besar Thailand untuk Prancis, dia bertemu Bhumibol, yang menghabiskan sebagian masa kecilnya di Swiss. Pasangan itu menghabiskan waktu bersama di Paris dan bertunangan pada tahun 1949.

Mereka menikah di Thailand setahun kemudian, ketika Sirikit berusia 17 tahun. Pernikahan dilakukan sesaat sebelum Bhumibol resmi dinobatkan menjadi Raja Thailand. Pernikahan keduanya berlangsung selama lebih dari enam dekade, hingga Bhumibol wafat dalam usia 88 tahun pada tahun 2016.

Mereka dikaruniai empat anak, termasuk putra tunggal mereka, Raja Maha Vajiralongkorn, yang naik takhta pada tahun 2016.

Semasa muda, Sirikit pernah mengalami kecelakaan mobil di Swiss yang membuatnya kehilangan penglihatan sebelah matanya.

Selama lebih dari empat dekade, Sirikit bersama mendiang Raja Bhumibol sering bepergian ke berbagai wilayah terpencil di Thailand, untuk mendengarkan langsung keluh kesah masyarakat pedesaan, yang membuatnya dijuluki "Ibu Bangsa". Dia juga kerap melakukan kerja amal.

Pada tahun 1976, hari ulang tahun Sirikit, yakni 12 Agustus, ditetapkan sebagai Hari Ibu dan merupakan hari libur nasional di Thailand. Sejak putranya, Raja Vajiralongkorn, naik takhta, gelar resmi Sirikit menjadi Ibu Suri.

Kerajaan Thailand mengumumkan Sirikit wafat dalam usia 93 tahun pada Jumat (24/10) malam. Dia telah dirawat di rumah sakit sejak tahun 2019 karena"menderita beberapa penyakit" yang memerlukan perawatan medis berkelanjutan, termasuk infeksi darah yang dialaminya pada bulan Oktober ini.

Bagi banyak warga Thailand, sosok Sirikit akan dikenang karena karya amalnya dan simbol kebajikan keibuan.

Menurut mantan diplomat dan akademisi Thailand yang mempelajari monarki, Pavin Chachavalpongun, kepergian Sirikit menandai "berakhirnya sebuah era". Pavin menyebut Sirikit memiliki "ikatan mendalam dengan rakyat" dan kepergiannya akan "membangkitkan duka cita nasional yang mendalam".


Simak juga Video Ace Frehley Gitaris KISS Meninggal Dunia: Goodbye 'Spaceman'

Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads