Makin Panas! Trump Jatuhkan Sanksi ke 2 Raksasa Minyak Rusia

Makin Panas! Trump Jatuhkan Sanksi ke 2 Raksasa Minyak Rusia

Rita Uli Hutapea - detikNews
Kamis, 23 Okt 2025 09:14 WIB
U.S. President Donald Trump speaks during a cabinet meeting at the White House in Washington, D.C., U.S., October 9, 2025. REUTERS/Evelyn Hockstein/File Photo Purchase Licensing Rights
Presiden AS Donald Trump (Foto: REUTERS/Evelyn Hockstein/File Photo Purchase Licensing Rights)
Jakarta -

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menjatuhkan sanksi terhadap dua perusahaan minyak terbesar Rusia pada hari Rabu (22/10) waktu setempat. Trump mengeluh bahwa pembicaraannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengakhiri perang Ukraina "tidak membuahkan hasil."

Uni Eropa juga mengumumkan rangkaian sanksi baru untuk menekan Rusia agar mengakhiri invasi tanpa henti selama tiga setengah tahun terhadap Ukraina, negara tetangganya, yang bersekutu dengan Washington.

Dilansir kantor berita AFP, Kamis (23/10/2025), Trump sebelumnya telah menunda penerapan sanksi terhadap Rusia selama berbulan-bulan. Namun, kesabarannya habis setelah rencana pertemuan dengan Putin di Budapest gagal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setiap kali saya berbicara dengan Vladimir, percakapan saya lancar, dan setelah itu tidak ada kelanjutannya," kata Trump menanggapi pertanyaan dari seorang jurnalis AFP di Ruang Oval, Gedung Putih.

ADVERTISEMENT

Namun Trump menambahkan bahwa ia berharap "sanksi berat" terhadap dua raksasa minyak Rusia, Rosneft dan Lukoil tersebut, hanya akan berlangsung singkat. "Kami berharap perang akan berakhir," ujarnya di samping Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte.

Berbicara kepada wartawan setelah pertemuan tersebut, Rutte, yang sering dijuluki "si pembisik Trump", mengatakan ia yakin bahwa "dengan tekanan yang berkelanjutan, kami akan dapat mengajak Putin ke meja perundingan untuk menyetujui gencatan senjata, dan kemudian perundingan lainnya setelahnya."

Sanksi AS tersebut merupakan peningkatan besar dalam tindakan AS terhadap Rusia dan mencerminkan rasa frustrasi Trump yang semakin besar karena tidak dapat membujuk Putin untuk mengakhiri konflik.

Sanksi tersebut mencakup pembekuan semua aset Rosneft dan Lukoil di Amerika Serikat, sekaligus melarang semua perusahaan AS berbisnis dengan kedua raksasa minyak Rusia tersebut.

"Mengingat penolakan Presiden Putin untuk mengakhiri perang yang tidak masuk akal ini, Departemen Keuangan memberikan sanksi kepada dua perusahaan minyak terbesar Rusia yang mendanai mesin perang Kremlin," kata Menteri Keuangan AS Scott Bessent dalam sebuah pernyataan.

Bessent mengatakan bahwa sanksi tersebut merupakan "salah satu sanksi terbesar yang telah kami terapkan terhadap Federasi Rusia."

Secara terpisah, Uni Eropa setuju untuk memberlakukan langkah-langkah baru yang bertujuan untuk menekan pendapatan minyak dan gas Moskow selama perang, kata seorang juru bicara kepresidenan Denmark.

Paket sanksi tersebut -- yang ke-19 dari Uni Eropa sejak invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022 -- bertujuan untuk terus menekan Rusia di tengah upaya perdamaian Trump dan eskalasi serangan Rusia.

Sanksi tersebut dijatuhkan beberapa jam setelah serangan terbaru Rusia semalam di Ukraina menewaskan tujuh orang, termasuk dua anak, dan menghancurkan sebuah taman kanak-kanak.

Simak juga Video Trump Batal Bertemu Putin: Saya Tak Ingin Buang-buang Waktu
Halaman 2 dari 2
(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads