Kolonel Militer Akan Dilantik Jadi Presiden Sementara Madagaskar

Kolonel Militer Akan Dilantik Jadi Presiden Sementara Madagaskar

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 16 Okt 2025 15:05 WIB
Colonel Michael Randrianirina arrives with members of the military to join protesters gathered outside the town hall on Independence Avenue during a nationwide youth-led demonstration against frequent power outages and water shortages, in Antananarivo, Madagascar, October 14, 2025. REUTERS/Zo Andrianjafy Purchase Licensing Rights
Kolonel Michael Randrianirina, yang merupakan komandan unit militer elite, CAPSAT, akan dilantik sebagai presiden sementara Madagaskar (REUTERS/Zo Andrianjafy Purchase Licensing Rights)
Antananarivo -

Para perwira militer yang merebut kekuasaan di Madagaskar, saat unjuk rasa antipemerintah meluas, mengatakan pemimpin mereka akan dilantik sebagai presiden sementara negara tersebut pada Jumat (17/10) besok.

Pimpinan militer Madagaskar di bawah Kolonel Michael Randrianirina, seperti dilansir AFP, Kamis (16/10/2025), telah menjanjikan pemilu selanjutnya dalam dua tahun ke depan setelah Presiden Andry Rajoelina dimakzulkan oleh parlemen menyusul unjuk rasa yang berlangsung selama berminggu-minggu.

Komunitas internasional menyuarakan kekhawatiran, dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengecam apa yang disebutnya sebagai pengambilalihan kekuasaan yang "inkonstitusional".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Madagaskar terjerumus ke dalam pergolakan politik terburuknya dalam beberapa tahun setelah unit militer elite CAPSAT mengambil alih kekuasaan, beberapa saat setelah parlemen secara bulat mendukung pemakzulan Rajoelina pada Selasa (14/10) waktu setempat.

ADVERTISEMENT

Rajoelina yang berusia 51 tahun itu, yang berkuasa sejak tahun 2009, tampaknya telah meninggalkan negara tersebut saat unjuk rasa meluas di jalanan.

Madagaskar menjadi negara terbaru dari beberapa bekas koloni Prancis yang jatuh di bawah kendali militer sejak tahun 2020, setelah kudeta terjadi di Mali, Burkina Faso, Niger, Gabon, dan Guinea.

Kolonel Randrianirina, yang merupakan Komandan CAPSAT, menurut pimpinan militer negara itu, akan dilantik sebagai presiden transisi dalam "sidang khidmat" di pengadilan tertinggi Madagaskar pada Jumat (17/10) waktu setempat.

Militer merilis pengumuman yang dikaitkan dengan "Dewan Kepresidenan untuk Reformasi Republik Madagaskar" dan ditandatangani oleh Randrianirina sendiri.

Sang kolonel mengatakan transisi ke kepemimpinan sipil akan memakan waktu kurang dari dua tahun, dan mencakup restrukturisasi lembaga-lembaga besar.

"Ini bukan kudeta, ini adalah kasus pengambilan tanggung jawab karena negara ini berada di ambang kehancuran," kata Randrianirina dalam pernyataan via televisi setempat pada Rabu (15/10) waktu setempat.

Dia menjanjikan pemilu akan digelar dalam waktu 18 bulan hingga 24 bulan ke depan, dan mengatakan kepada media lokal bahwa konsultasi sedang berlangsung untuk menunjuk seorang Perdana Menteri dan membentuk pemerintahan baru.

Randrianirina telah sejak lama menjadi pengkritik pemerintahan Rajoelina. Dia dilaporkan pernah dipenjara selama beberapa bulan pada tahun 2023 lalu karena merencanakan kudeta.

Situasi ibu kota Antananarivo tetap tenang pada Rabu (15/10) waktu setempat, meskipun ketidakpastian masih menyelimuti apa yang mungkin terjadi selanjutnya.

Gerakan Gen Z yang memprakarsai unjuk rasa pada 25 September lalu, karena kekurangan air dan energi, menyambut baik intervensi yang dilalukan Randrianirina. Mereka menyerukan adanya "perubahan sistemis" di Madagaskar.

Rajoelina pertama kali berkuasa melalui kudeta yang didukung militer pada tahun 2009, yang dikecam oleh komunitas internasional. Dia terpilih sebagai presiden tahun 2018 dan kembali terpilih dalam pemilu tahun 2023 yang diwarnai sengketa.

Simak juga Video 'Diterpa Gelombang Demo, Presiden Madagaskar Kabur ke Luar Negeri':

Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads