Tiga diplomat Qatar tewas dalam kecelakaan mobil yang terjadi di kota Sharm El-Shekih, Mesir, menjelang digelarnya pertemuan internasional membahas Gaza. Kecelakaan mematikan itu disebabkan oleh kerusakan pada kendali kendaraan yang mereka tumpangi.
Kedutaan Besar Qatar di Kairo dalam pernyataannya, seperti dilansir Anadolu Agency, Senin (13/10/2025), menyebut ketiga diplomat yang tewas merupakan anggota Emiri Diwan, yang merupakan badan pemerintahan tertinggi Qatar.
Tiga diplomat Qatar yang tewas diidentifikasi sebagai Saud bin Thamer Al Thani, Abdullah Al-Ghanem Al-Khayarin, dan Hassan Jaber Al-Jaber. Otoritas Doha menyebut ketiganya tewas dalam kecelakaan lalu lintas saat menjalankan tugas resmi mereka di Mesir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua anggota Emiri Diwan lainnya, Abdullah Issa Al-Kuwari dan Mohammed Abdulaziz Al-Buainain, mengalami luka-luka dalam kecelakaan tersebut. Keduanya telah dilarikan ke Rumah Sakit Internasional Sharm El-Sheikh untuk mendapatkan perawatan medis.
Kedutaan Besar Qatar menambahkan bahwa para diplomat yang tewas dan yang mengalami luka-luka akan diterbangkan ke Doha dengan pesawat Qatar pada Minggu (12/10).
Kedutaan Besar Qatar menyampaikan rasa terima kasih kepada otoritas Mesir "atas kerja sama, kepedulian, dan perhatian mereka dalam menindaklanjuti insiden tersebut dan menyediakan fasilitasi yang diperlukan".
Menurut saluran berita pemerintah Mesir, Al-Qahera News, kecelakaan itu disebabkan oleh kerusakan pada kendali atau kemudi kendaraan yang mereka tumpangi.
Sharm El-Sheikh akan menjadi tuan rumah pertemuan puncak (KTT) perdamaian internasional pada Senin (12/10) waktu setempat, yang akan dipimpin oleh Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. KTT itu akan dihadiri lebih dari 20 negara.
Menurut pernyataan Al-Sisi, pertemuan itu bertujuan untuk "mengakhiri perang di Jalur Gaza, meningkatkan upaya untuk membawa perdamaian dan stabilitas ke Timur Tengah, dan mengawali fase baru untuk keamanan dan stabilitas regional".
Trump mengumumkan pada Rabu (8/10) waktu AS pekan lalu bahwa Israel dan Hamas menyetujui tahap pertama dari rencana perdamaian 20 poin yang disusunnya untuk mewujudkan gencatan senjata Gaza. Rencana perdamaian itu mencakup pembebasan semua sandera Israel yang ditahan di Jalur Gaza, dengan imbalan pembebasan sekitar 2.000 tahanan Palestina dan penarikan pasukan Israel secara bertahap dari seluruh wilayah Jalur Gaza.
Tahap kedua dari rencana perdamaian itu menyerukan pembentukan mekanisme pemerintahan baru di Jalur Gaza tanpa partisipasi Hamas, pembentukan pasukan keamanan yang terdiri atas warga Palestina dan pasukan dari negara-negara Arab serta Muslim, serta perlucutan senjata Hamas.
Lihat juga Video: Truk Air Mineral Tabrak 5 Kendaraan di Subang, 3 Orang Tewas