Skenario Pertukaran Sandera dan Tahanan Antara Hamas dengan Israel

Skenario Pertukaran Sandera dan Tahanan Antara Hamas dengan Israel

Haris Fadhil - detikNews
Senin, 13 Okt 2025 09:32 WIB
In this aerial view, People walk amid the destruction in Gaza City in the northern Gaza Strip on October 11, 2025, a day after a ceasefire took effect. Israel declared a ceasefire in Gaza and began to pull back its forces on October 10, as tens of thousands of exhausted Palestinians made their way back to their devastated homes. (Photo by AFP)
Foto: Penampakan kehancuran di Gaza pada 11 Oktober 2025 (AFP/-)
Tel Aviv -

Israel mengaku akan membebaskan tahanan Palestina setelah mereka menerima semua sandera yang ditawan Hamas di Gaza. Pembebasan tahanan Palestina, katanya, akan dilakukan saat para sandera telah masuk ke wilayah Israel.

"Tahanan Palestina akan dibebaskan setelah Israel mendapat konfirmasi bahwa semua sandera kami yang akan dibebaskan besok telah melintasi perbatasan menuju Israel," ujar Juru Bicara PM Israel, Shosh Bedrosian, seperti dilansir Al Arabiya, Senin (13/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan sandera yang telah tewas akan diidentifikasi lebih dulu oleh para ahli forensik di Israel. Bedrosian mengatakan para tahanan Palestina akan berada di dalam bus yang siap berangkat selama proses identifikasi berlangsung.

"Begitu kami mendapat konfirmasi bahwa mereka (para sandera) telah memasuki wilayah Israel, bus-bus tersebut akan berangkat dan memulai perjalanan mereka," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Dia mengatakan pembebasan semua sandera yang ditawan di Jalur Gaza selama lebih dari 2 tahun diperkirakan akan dimulai Senin pagi waktu setempat. Israel dan Hamas telah menyetujui tahap pertama dari rencana yang diusulkan oleh Presiden AS Donald Trump untuk mengakhiri perang di Gaza.

Perang itu diklaim Israel sebagai balasan atas serangan Hamas yang menewaskan 1.200 orang di Israel pada 7 Oktober 2023. Hamas juga menyandera ratusan orang setelah peristiwa itu.

Serangan Israel ke Gaza telah menewaskan 67 ribu warga, ratusan ribu orang terluka dan jutaan orang menjadi pengungsi. Krisis pangan juga terjadi akibat blokade Israel.

Kini, Hamas dan Israel sepakat gencatan senjata. Hamas akan membebaskan 47 sandera dalam kondisi hidup dan mati yang tersisa. Hamas juga diperkirakan akan menyerahkan jenazah seorang tentara yang tewas pada tahun 2014 dalam perang Gaza sebelumnya.

Saat gencatan senjata terakhir, identifikasi para sandera yang tewas baru dikonfirmasi setelah autopsi di Institut Forensik Abu Kabir Israel.

"Kami berharap ke-20 sandera kami yang masih hidup akan dibebaskan bersamaan ke Palang Merah dan diangkut dengan enam hingga delapan kendaraan. Para sandera kemudian akan dibawa ke pasukan di wilayah Gaza yang dikontrol Israel dan kemudian dipindahkan ke pangkalan Reim di Israel selatan, di mana mereka kemudian akan dipertemukan kembali dengan keluarga mereka," ujarnya.

Mereka kemudian akan dibawa ke tiga rumah sakit utama. Israel juga merevisi daftar tahanan Palestina yang akan dibebaskan.

Menteri Israel menyetujui perubahan daftar tahanan Palestina yang dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata. Dilansir Aljazeera, perubahan tersebut mencakup penghapusan seorang warga Palestina yang sebelumnya akan dibebaskan.

Israel juga memasukkan dua tahanan ke daftar tahanan akan dibebaskan 'yang tidak menjalani hukuman seumur hidup dan tidak berafiliasi dengan Hamas'. Ada juga tujuh anak di bawah umur yang dihapus dari daftar. Kemudian, dua perempuan telah ditambahkan dalam daftar.

Secara keseluruhan, ada 1.718 tahanan Palestina yang akan dibebaskan. Padahal, Israel awalnya sepakat akan membebaskan 1.722 tahanan.

Simak juga Video Trump soal Pembebasan Sandera Hamas: Mereka Ada di Tempat Berbahaya

Halaman 2 dari 3
(haf/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads