Tentara Gabung Pendemo, Presiden Madagaskar Klaim Upaya Kudeta Sedang Terjadi

Tentara Gabung Pendemo, Presiden Madagaskar Klaim Upaya Kudeta Sedang Terjadi

Haris Fadhil - detikNews
Minggu, 12 Okt 2025 15:48 WIB
Members of a section of the Malagasy army ride an armoured vehicle surrounded by protesters celebrating their arrival as they head to City Hall to address the population after securing the area following clashes between demonstrators and security forces during protests calling for the resignation of President Andry Rajoelina in Antananarivo, on October 11, 2025. Groups of Madagascar soldiers joined thousands of protestors in the capital on October 11, 2025, after announcing they would refuse any orders to shoot demonstrators.
Fresh youth-led demonstrations in Antananarivo drew large crowds in one of the biggest gatherings since a protest movement erupted on the Indian Ocean island on September 25.
After police used stun grenades and tear gas to try to disperse the demonstrators, soldiers arrived at the heart of the gathering near the Lake Anosy area where they were welcomed with cheers. (Photo by Luis TATO / AFP)
Foto: Kelompok tentara Madagaskar bergabung dengan pendemo menuntut Presiden mundur (AFP/LUIS TATO)
Antananarivo -

Presiden Madagaskar, Andry Rajoelina, mengatakan 'upaya perebutan kekuasaan secara ilegal dan dengan kekerasan' sedang berlangsung. Hal itu disampaikannya sehari setelah satu kontingen tentara bergabung dengan ribuan pengunjuk rasa anti-pemerintah di ibu kota negara itu, Antananarivo.

Dilansir AFP, Minggu (12/10/2025), tentara yang bermarkas di pinggiran Antananarivo pada Sabtu pagi meminta satuan keamanan untuk 'bergabung' dan 'menolak perintah untuk menembak' serta mengecam tindakan keras yang brutal terhadap demonstrasi yang dipimpin pemuda selama lebih dari dua minggu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tentara juga terlibat bentrok dengan polisi di luar barak dan memasuki kota dengan kendaraan militer untuk bergabung dengan para demonstran di Place du 13 Mai yang simbolis di depan balai kota Antananarivo. Mereka disambut dengan sorak-sorai dan seruan agar Rajoelina mengundurkan diri.

"Presiden Republik ingin memberi tahu bangsa dan masyarakat internasional bahwa upaya perebutan kekuasaan secara ilegal dan dengan kekerasan, yang bertentangan dengan Konstitusi dan prinsip-prinsip demokrasi, saat ini sedang berlangsung," kata Rajoelina dalam sebuah pernyataan pada Minggu pagi.

ADVERTISEMENT

"Dialog adalah satu-satunya jalan ke depan dan satu-satunya solusi untuk krisis yang saat ini dihadapi negara ini," ujarnya sambil menyerukan 'persatuan'.

Para perwira gendarmerie atau pasukan militer yang bertugas menegakkan hukum di tengah-tengah penduduk sipil, yang dituduh melakukan kekerasan terhadap para pengunjuk rasa, mengakui 'kesalahan dan ekses selama intervensi' mereka. Para perwira itu menyerukan 'persaudaraan' antara tentara dan gendarmerie.

Demonstrasi pada Sabtu (11/10) di ibu kota Antananarivo adalah salah satu yang terbesar sejak gerakan protes meletus pada 25 September yang dipicu oleh kemarahan atas kekurangan listrik dan air. Pemerintah menyatakan Rajoelina tetap 'di negara ini' dan 'mengelola urusan nasional'.

Sementara, perdana menteri yang baru diangkat mengatakan pemerintah 'berdiri teguh' dan 'siap bekerja sama dan mendengarkan'. Para prajurit yang menyerukan agar militer menghentikan tindakan keras terhadap para pengunjuk rasa berasal dari kontingen perwira administrasi dan teknis CAPSAT di distrik Soanierana di pinggiran Antananarivo.

Pangkalan militer Soanierana pada tahun 2009 memimpin pemberontakan selama pemberontakan rakyat yang membawa Rajoelina ke tampuk kekuasaan. Namun, tidak jelas berapa banyak prajurit yang bergabung dalam demonstrasi kali ini.

Tonton juga video "Madagaskar Memanas, Aksi Protes Krisis Air-Listrik Berujung Bentrok" di sini:

Halaman 2 dari 2
(haf/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads