Aktivis Global Flotilla Beberkan Kekejaman Israel: Kami Minum Air Toilet!

Aktivis Global Flotilla Beberkan Kekejaman Israel: Kami Minum Air Toilet!

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 06 Okt 2025 11:24 WIB
A group of ships of the Global Sumud Flotilla to Gaza are shown moored at the small island of Koufonisi, south of the island of Crete on September 26, 2025. After a reported attack by drones early on September 25, 2025 morning, Athens has said it will guarantee safe sailing in its waters. The Global Sumud Flotilla, carrying activists including Swedish environmentalist Greta Thunberg, blamed Israel for more than a dozen explosions heard around its vessels off Greece late on September 24, 2025. (Photo by Eleftherios ELIS / AFP)
Kapal-kapal dalam misi Global Sumud Flotilla saat berlabuh di Koufonisi, Yunani, pada 24 September sebelum melanjutkan perjalanan ke Gaza namun akhirnya dicegat Israel (AFP/ELEFTHERIOS ELIS)
Istanbul -

Beberapa aktivis Malaysia yang ikut dalam misi Global Sumud Flotilla, untuk membawa bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, membeberkan kekejaman Israel selama mereka ditahan setelah kapal-kapal mereka dicegat di perairan internasional.

Heliza Helmi dan Hazwani Helmi yang merupakan penyanyi sekaligus aktris Malaysia tiba di Istanbul, Turki, pada Sabtu (4/10) setelah dideportasi Israel. Mereka menuturkan perlakuan "brutal" dan "kejam" Israel dalam wawancara dengan kantor berita Anadolu Agency, seperti dilansir Senin (6/10/2025).

Sebuah pesawat yang membawa para aktivis Global Sumud Flotilla, yang ditahan setelah kapal mereka dicegat pasukan Israel, mendarat di bandara Istanbul pada Sabtu (4/10) waktu setempat. Terdapat 137 orang, termasuk 36 warga Turki dan 23 warga Malaysia, yang dibawa oleh pesawat tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah dipindahkan dari Israel ke Istanbul, para aktivis itu dibawa ke Institut Kedokteran Forensik Istanbul untuk menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum memberikan kesaksian kepada jaksa penuntut Turki sebagai saksi.

ADVERTISEMENT

Berbicara kepada Anadolu Agency, Hazwani mengatakan bahwa partisipasi mereka dalam misi tersebut merupakan kewajiban moral dan agama.

"Kewajiban kita sebagai Muslim adalah membantu mereka, dan kita perlu menghentikan blokade serta mengirimkan makanan dan bantuan kepada warga Palestina," kata Hazwani, yang bergabung misi itu bersama saudara perempuannya, Heliza.

Kakak-beradik itu menuturkan kondisi keras yang mereka rasakan selama penahanan Israel.

"Bisakah Anda bayangkan kami minum dari air toilet? Beberapa orang sakit parah, tetapi mereka (pasukan Israel) mengatakan: 'Apakah mereka mati? Jika tidak, maka itu bukan masalah saya'. Mereka orang-orang yang sangat, sangat kejam," tutur Hazwani.

"Dan saya pikir dunia perlu memberi tahu bahwa orang-orang Israel adalah orang-orang yang sangat, sangat kejam," ucapnya.

Heliza menceritakan pengalamannya ditahan selama berhari-hari tanpa diberi makanan. "Saya makan pada 1 Oktober. Hari ini (4 Oktober-red) adalah makan pertama saya. Jadi selama tiga hari, saya tidak makan -- hanya minum dari toilet," ujarnya.

Politisi Italia Soal Penahanan Israel: Kami Diperlakukan Seperti Binatang

Paolo Romano, seorang anggota dewan daerah dari Lombardy, Italia, juga menuturkan kekejaman Israel terhadap para aktivis Global Sumud Flotilla.

Berbicara kepada AFP setibanya di Bandara Istanbul, Romano mengatakan tentara Israel melakukan kekerasan psikologis dan fisik. Usai kapal dicegat, para aktivis dibawa ke penjara dan ditahan tanpa diizinkan keluar, dengan menurut Romano, para aktivis tidak diberi air minum kemasan.

"Mereka membuka pintu di malam hari dan meneriaki kami dengan senjata untuk menakut-nakuti kami," katanya.

"Kami diperlakukan seperti binatang," imbuhnya.


Simak Video Aktivis Flotilla Cerita Kejinya Aparat Israel: Kepala Ditodong Senjata

Halaman 3 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads